"Lupakan tentang kejadian di Paris. Anggap saja tidak terjadi apa-apa. Tubuhmu sama sekali tidak menarik. Aku tidak akan pernah sudi menyentuhmu lagi! Apalagi aku sudah punya kekasih."
Itulah yang diucapkan oleh Devano kepada Evelyn.
Devano sangat membenci Evelyn karena Evelyn adalah anak dari ibu tirinya.
"Kamu pikir aku mau melakukannya lagi? Aku juga tidak sudi disentuh lagi olehmu!"
Evelyn tak mau kalah, dia tidak ingin ditindas oleh kakak tirinya yang sangat arogan itu.
Tapi bagaimana kalau ternyata setelah kejadian malam itu, Devano malah terus terbayang-bayang bagaimana indahnya tubuh Evelyn? Membuatnya tidak bisa melupakan kejadian malam yang indah itu di kota Paris
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Saat ini Evelyn sedang berada di sebuah pesta. Pesta perayaan kelulusan yang diadakan oleh semua mahasiswa yang kuliah di Université Paris Science et Letters. Banyak minuman dan makanan western tersedia disana. Suara musik DJ menggema keras, menciptakan suasana yang sangat meriah.
Selama tinggal di Paris, Evelyn tinggal sendirian di sebuah rumah mewah milik keluarga Anderson. Tapi setiap kali Devano pergi ke Paris untuk melakukan perjalanan bisnis, dia tidak pernah mampir sekalipun ke rumah tersebut. Dia lebih memilih tinggal di hotel.
Termasuk hari ini, Devano enggan bertemu dengan Evelyn. Mungkin karena kepribadian mereka yang sangat berbeda, Devano yang dingin dan arogan. Sedangkan kepribadian Evelyn yang ceria dan manis. Membuat mereka tidak bisa akur.
Justru kepala Devano sangat merasa pusing jika bertemu dengan Evelyn. Adik tirinya itu selalu membuatnya kesal.
Jovita sudah pulang lebih awal karena ada acara keluarga, sehingga Evelyn hanya sendirian disana. Evelyn sangat merasa haus, sehingga dia berjalan mendekati meja yang dipenuhi dengan berbagai jenis minuman. Mulai dari minuman non alkohol, kadar alkohol rendah, sampai kadar alkohol tinggi.
Evelyn tidak sengaja melihat Gabriel yang baru saja datang ke pesta sambil bergandengan tangan dengan seorang wanita.
Gabriel adalah mantan kekasihnya. Mereka hanya berpacaran selama satu bulan, karena Gabriel ketahuan telah berselingkuh dengan wanita lain. Sehingga Evelyn segera memutuskannya.
Saat Gabriel menatapnya, Evelyn segera mengalihkan pandangannya ke arah lain, sambil membawa segelas minuman yang tersedia disana. Tanpa bertanya terlebih dahulu kepada seorang barista, tentang jenis minuman apa yang dia bawa.
Awalnya minuman tersebut terasa manis, tapi lama-lama menjadi aneh, membuat Evelyn merasakan kepalanya pusing.
"Shhh... Sebenarnya minuman apa yang sudah aku minum?"
Matanya memerah, pandangannya tidak fokus. Kepalanya terus berputar, hampir saja ia jatuh jika Gabriel tidak segera memegangnya.
Saat itu Gabriel segera melepaskan tangan wanita yang sedang menggandeng tangannya, dan berjalan dengan cepat menghampiri Evelyn.
Setelah putus dengan Evelyn, Gabriel memang selalu berusaha untuk meminta Evelyn agar kembali padanya. Tapi Evelyn selalu menolak.
Meskipun Gabriel sudah mencoba beberapa kali berkencan dengan wanita lain, tapi dia tidak bisa berhenti memikirkan Evelyn.
"Apa kamu baik-baik saja, Evelyn?" tanya Gabriel.
Evelyn menepis tangan Gabriel dan langsung menjauhkan jaraknya dari Gabriel, "Hm, ya. Aku baik-baik saja. Jangan mempedulikan aku."
Evelyn pun berjalan dengan sempoyongan, dia memilih pergi meninggalkan pesta. Sepertinya dia salah mengambil minuman. Dia pikir minuman yang dia ambil tidak mengandung alkohol. Padahal selama ini dia tidak pernah mabuk.
Gabriel mengejar Evelyn. "Lebih baik aku antar kamu pulang. Atau kamu mau ikut ke apartemen aku aja?"
Gabriel mengatakannya dengan nada memaksa, menghalangi jalan Evelyn yang baru keluar dari aula pesta. Sepertinya Gabriel ingin memanfaatkan Evelyn yang sedang mabuk.
Evelyn tidak menjawab. Kepalanya semakin terasa pusing. Sepertinya minuman yang dia teguk memiliki kadar alkohol yang sangat tinggi.
Rupanya Devano sedang berada disana, ketika dia baru keluar dari klub malam, yang letaknya berada disebelah kiri aula pesta.
Sehingga Devano yang sedang membuka pintu mobil, dia terdiam sambil memperhatikan Evelyn yang sedang bersama dengan seorang pria. Jarak diantara mereka tidak terlalu jauh.
"Itu kan Evelyn?"
Jika Devano perhatikan, sepertinya Evelyn sedang mabuk berat.
Devano pun menggelengkan kepalanya. Dia sama sekali tidak peduli kepada adik tirinya itu. Apapun yang terjadi kepada Evelyn, sama sekali bukan urusannya.
Tapi entah mengapa dia merasa berat untuk masuk ke dalam mobil. Sehingga dia masih berdiri di dekat pintu mobil sambil memperhatikan Evelyn yang sedang dipaksa untuk masuk ke dalam mobilnya Gabriel.
Apa dia harus menolong adik tirinya itu? Atau membiarkan Evelyn yang sedang mabuk dibawa pergi oleh seorang pria?