Amanda Zara Kirana tidak pernah menyangka bahtera pernikahan yang baru setahun berlayar diterjang badai. Nakhoda kapalnya menghilang setelah meminta izin bermain bilyard bersama temannya.
Amanda terombang-ambing. Segala usaha telah dia lakukan untuk mencari Aditya. Namun, jejak sang suami bagai ditelan bumi.
Tiga tahun setelah sang suami menghilang, Amanda tanpa sengaja melihat seorang pria yang mirip dengan Aditya. Mereka bagaikan pinang dibelah dua. siapakah pria itu? Di manakah Aditya sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua Puluh Tujuh
Aditya bergeming. Tak menjawab pertanyaan istrinya. Dia terus saja menyetir seolah tak ada orang di sampingnya.
"Bang, benar'kan tebakanku kalau sebenarnya kamu mencintai Amanda?" Kembali Salsa mengajukan pertanyaan.
Aditya menghentikan mobilnya secara mendadak. Dan itu hampir membuat kepala Salsa terantuk di dashboard mobil.
"Untuk apa kamu tanyakan itu, Salsa? Apa jawabanku nanti tak akan mempengaruhi kamu? Sudah aku katakan saat kita bertiga dengan Amanda mengobrol, aku tak mau menjawab pertanyaan itu!" seru Aditya.
"Tapi kamu pernah mengatakan padaku jika kamu tak mencintainya, Bang!"
Aditya menarik napas dalam. Sepertinya tak tau harus berkata apa lagi. Dia mengakui jika pernah mengatakan itu. Namun, semua itu agar Salsa tak banyak tanya lagi. Sedangkan perasaan dia sebenarnya, dia sendiri tak tahu. Apakah benar dia tak cinta atau hanya kebohongan saja? Entahlah, dia sendiri tak mengerti dengan perasaannya sendiri.
"Salsa, aku rasa kita tak perlu bicarakan tentang perasaanku pada Amanda, apa lagi kami telah sepakat untuk berpisah. Aku tak mau kita bicarakan tentang dia lagi!" seru Aditya.
Setelah berkata itu, Aditya melajukan mobilnya kembali menuju hotel. Saat ini dia berencana akan pindah ke kota ini lagi. Setelah mendengar ancaman dari kakak dan mamanya. Mereka berkata akan tetap berusaha mengambil sebagian harta Amanda jika dia tak mendapatkan harta gono-gini. Padahal pria itu tak ada hak sedikitpun atas harta istrinya karena itu warisan dari kedua orang tua istrinya.
***
Sudah dua minggu sejak acara itu berlangsung Angga jadi lebih sering main ke kafe. Apa lagi saat ini dia sudah mulai akrab dengan Elsa. Seperti sore ini, dia sengaja datang langsung dari kantor dengan membawa boneka.
"Om Angga ...," teriak Elsa begitu melihat kedatangan pria itu.
Angga langsung berjongkok dengan tangan direntangkan menyambut Elsa agar masuk ke dalam pelukannya.
"Lihat Om bawa apa ini," ucap Angga dengan menunjukan kotak berisi boneka Barbie.
"Boneka Barbie, aku suka," jawab Elsa dengan riang.
Amanda ikut tersenyum melihat kedekatan kedua orang itu. Semua berawal saat Angga sering datang dan Elsa mulai hafal dengan wajah pria itu. Apa lagi Angga begitu pintar mengambil hati bocah itu.
Angga menggendong Elsa membawanya masuk..Mereka lalu duduk di meja paling sudut agar tak mengganggu pengunjung lainnya.
"Mas mau minum apa?" tanya Amanda begitu pria itu dan putrinya telah duduk.
"Apa saja, Manda. Asal dingin," jawab Angga.
"Aku buatkan jus jeruk ya, Mas? Udara panas begini pasti segar kalau minum itu. Sayang, kamu mau minum apa?" tanya Amanda dengan putrinya.
"Aku mau jus jeruk juga. Biar sama dengan Om Angga," jawab Elsa.
"Kalau begitu kita minum satu gelas berdua saja," ucap Angga.
"Tak mau," balas Elsa.
"Kenapa, Sayang. Kamu tak mau minum satu gelas dengan Om?" tanya Angga. Dia merasa sedikit sedih karena merasa Elsa pasti tak mau meminum sisanya. Satu gelas berdua.
"Nanti kurang. Om kan dah gede. Tak cukup satu gelas berdua," jawab Elsa dengan mimik yang lucu.
"Pintar banget anak Om!" seru Angga dengan tersenyum begitu tahu alasan sebenarnya.
Amanda juga ikut tersenyum. Dia tadi juga berpikir jika sang putri tak mau minum satu gelas berdua karena geli atau jijik.
"Kalau begitu Bunda buatkan dua gelas gede jus jeruk. Biar puas minumnya," ujar Amanda dengan tersenyum.
Amanda lalu masuk ke dapur. Dia yang langsung membuatkan jus jeruknya. Sekitar setengah jam kemudian dia keluar dengan membawa dua gelas jus jeruk. Saat dia menyajikan ke atas meja, terdengar suara seseorang yang begitu dia kenal.
"Apa kabar Amanda?" tanya Kak Dian.
"Kabar baik, Kak," jawab Amanda dengan malas.
"Ada Elsa. Dengan siapa Elsa pangku ini?" tanya Dian. Dia memandangi wajah tampan Angga tanpa kedip.
"Ini Om Angga. Oom nya Elsa," jawab Elsa dengan riang.
"Apa kamu calon Bapaknya Elsa?" tanya Dian dengan dahi berkerut. Dia kembali menatap wajah pria itu.
"Kak, Mas Angga ini temanku. Jangan salah sangka," jawab Amanda. Sedangkan Angga hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Dian.
"Teman, tapi Elsa sudah sangat akrab. Berarti bukan teman biasa," ujar Dian.
Amanda mengurut dadanya. Selalu begini. Dian akan mengambil kesimpulan sendiri setiap apa yang dia dengar atau lihat, tanpa ada keinginan untuk bertanya.
"Apa Elsa tak boleh akrab dengan temanku, Kak?" tanya Manda. Dia berjalan ke meja sebelah Angga duduk, diikuti Dian.
"Kamu tuh harus jaga jarak dulu dengan pria sebelum akta cerai keluar. Tak sabaran banget," jawab Dian.
"Kak Dian ini lucu. Aku dan Mas Angga saat ini murni hanya berteman. Aku bisa menjaga marwah ku sendiri. Jangan samakan aku dan Aditya, Kak. Dia yang pengkhianat. Tanpa memutuskan ikatan pernikahan, melakukan pernikahan lagi," balas Amanda.
Cukup sudah selama ini dia diam. Mulai hari ini tak akan mau dia mengalah. Apa lagi nanti setelah akta cerai di tangan.
"Apa kamu lupa jika dalam agama kita diperbolehkan memiliki istri lebih dari satu?" tanya Dian.
"Tapi itu ada syaratnya. Bukan sekedar poligami. Terutama pria itu harus mampu. Sedangkan Aditya, aku saja tak pernah dia nafkahi. Aku harap suami Kak Dian tak melakukan poligami. Jika itu benar terjadi, Kakak harus bisa terima seperti yang kakak katakan tadi!" seru Amanda.
apakah Aditia menikah lagi,dan punya anak tiri terus jatuh cinta sama Elsa anak kandung nya,,, pasti' nya lebih seru nih ceritanya,d tunggu mah novel baru nya 🌹🌹😘
slmat brbhagia manda elsa dan angga.....akirnya kisah mereka happy endingg 👏👏👏👏👏
trs karma untk adam dea gimana thor?