Anak Kembar Tuan Impoten

"Bos, sepertinya orang yang mencarimu sudah ada di luar." ucap Lucas setelah menerima telpon dari staff resepsionis.

"Suruh dia masuk." ucap Erlan dengan santainya sambil menandatangani berkas penting di atas meja kerjanya.

"Baiklah, aku sungguh penasaran siapa wanita yang mencari bos tampan ku. Apa jangan-jangan Shakira, tapi sepertinya tidak mungkin jika staff resepsionis harus melapor terlebih dahulu seperti ini. Lagian wanita itu sudah diblacklist dari kehidupan Erlangga Dirgantara." ucap Lucas panjang lebar dan sungguh penasaran dengan sosok wanita yang ingin bertemu dengan atasannya.

Sementara Keysa tampak was-was berdiri di dekat pintu menjulang tinggi yang digadang-gadang di dalam sana adalah ruangan dari pria yang sudah menghamilinya. Hingga pintu ruangan itu terbuka lebar membuat Keysa terkejut di tempatnya berdiri bahkan kedua matanya membulat sempurna.

"Maaf, membuat kamu terkejut." ucap Lucas ramah melihat mimik wajah wanita bertubuh mungil di hadapannya. Sedang wanita itu hanya diam dan terlihat bingung menatapnya.

"Apakah ada yang bisa saya bantu?" tanya Lucas sambil memperhatikan penampilan wanita itu yang terlihat sangat sederhana dan bukan dari kalangan atas. Namun wajah wanita bertubuh mungil itu sangat ayu dan juga manis.

Keysa tampak ragu untuk bertanya kepada pria dihadapannya. Namun tak ada satu orangpun yang berlalu lalang di lantai ini, jalan satu-satunya dia harus bertanya kepada pria berkacamata itu.

"Saya sedang mencari tuan Erlan, kalau boleh tau dimanakah ruangannya?" tanya Keysa bingung setelah melihat dua pintu ruangan di lantai tertinggi perusahaan yang ia datangi.

"Tuan Erlan?" ucap Lucas dengan sebelah alis terangkat dan sengaja memperjelas ucapan wanita itu.

"Iya pak" ucap Keysa disertai anggukan kepala.

"Tak usah panggil pak!. Wajah saya belum ketuaan dipanggil bapak. Kenalin, nama saya Lucas. Saya selaku sekretaris tuan Erlan." ucap Lucas memperkenalkan diri sambil menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dengan wanita bertubuh mungil di hadapannya.

Keysa langsung mendongak menatap wajah pria bernama Lucas, namun dia tidak berani berjabat tangan dengan pria itu. Bahkan dia hanya diam tanpa menanggapi ucapannya.

Lucas menurunkan tangannya lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ruangan tuan Erlan disini." ucap Lucas sembari menunjuk pintu ruangan atasannya.

"Baik, terima kasih pak" ucap Keysa sambil mengatupkan kedua tangannya.

"Bapak lagi, panggil nama saja nona cantik, Lucas, Oke." ucap Lucas melontarkan kata-kata protes, membuat Keysa mengerutkan keningnya.

"Maaf mas Lucas." ucap Keysa dengan ketusnya, karena pria dihadapannya terlalu banyak bicara. Sedangkan Lucas tampak tersenyum tipis mendengar ucapan wanita bertubuh mungil itu.

"Tunggu, kamu belum memberitahu nama mu dan apa maksud kedatangan mu mencari bos ku?" ucap Lucas sembari menghadang Keysa yang akan membuka pintu.

Keysa menghembuskan nafas kasar, lalu menoleh kearahnya. Lagi-lagi pria ini menghentikan langkahnya.

"Nama saya Keysa Bintang, orang-orang biasa memanggil saya Keysa. Untuk maksud kedatangan saya, mohon maaf saya tidak bisa memberitahu kepada anda." ucap Keysa dengan ketusnya, membuat Lucas menghentikan aksinya.

"Baiklah, silahkan masuk Keysa." ucap Lucas dengan senyuman menghiasi wajahnya, membuat Keysa hanya meliriknya tajam.

Keysa menarik nafas dalam-dalam lalu dihembuskan secara perlahan sebelum membuka pintu ruang tersebut. Jantung Keysa langsung berdetak kencang saat melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan tersebut.

Tampak pria tampan sedang duduk di kursi kebesarannya dan terlihat sibuk dengan berkas ditangannya. Sontak saja Keysa menghentikan langkahnya, seketika dia kembali teringat dengan kejadian kelam yang menimpanya.

Bahkan kedua tangannya sudah di kepal kuat dan tatapannya penuh kebencian melihat sosok pria bajingan yang sudah memperkosanya hingga hamil.

Erlan yang menyadari seseorang masuk ke dalam ruangannya langsung menghentikan aksinya. Pandangannya langsung dialihkan kearah sosok wanita yang sedang berdiri di tengah-tengah ruangannya. Hingga pandangan mata mereka bertemu.

Sontak saja Erlan terkejut dan diam seribu bahasa melihat sosok wanita yang pernah ditidurinya kini berada di ruangannya. Ya, dia masih ingat wajah wanita itu, setelah sempat meminta identitas dirinya dari manager hotel.

Perlahan Erlan bangkit dari duduknya tanpa melepaskan pandangannya dari sosok wanita berkaki mulus, dia pun masih ingat julukan yang diberikan untuk wanita bertubuh mungil itu.

"Silahkan duduk" ucap Erlan sembari mempersilahkan Keysa duduk di sofa. Jujur dia terkesima melihat wajah cantik Keysa.

"Tidak perlu!" ucap Keysa dingin dengan tatapan penuh kebencian menatap pria brengsek itu.

Erlan hanya mampu menyeringai mendengar ucapan Keysa, dia pun memilih duduk di sofa dengan angkuhnya.

"Apa yang membuat nona Keysa datang kemari?. Apa kamu menyesal mengembalikan uang dua ratus juta yang kuberikan kepadamu?" ucap Erlan buka suara sambil mengusap rambutnya kebelakang.

Mengingat sebulan yang lalu, wanita berkaki mulus ini malah mengembalikan uang sebesar dua ratus juta yang dikirimkan di nomor rekeningnya. Bahkan tidak butuh waktu 24 jam, wanita ini mentransfer kembali uang yang sudah di kirimkan ke nomor rekening bawahannya.

"Bukan itu maksud kedatangan saya, tuan Erlan!" ucap Keysa dengan suara meninggi dan berusaha menahan emosinya yang mulai menguasai pikirannya.

"Lalu?" Erlan langsung menatapnya dengan tatapan sulit diartikan.

"Saya datang kemari untuk mengatakan sesuatu!" ucap Keysa sambil menghembuskan nafas kasar. Jantungnya terus berdetak kencang berhadapan dengan pria brengsek itu.

"Katakan saja, tak usah basa basi." ucap Erlan mulai penasaran sambil bangkit dari duduknya dan memilih berdiri tepat di hadapan Keysa.

"Saya datang kemari untuk meminta pertanggungjawaban kepada anda." ucap Keysa dengan bibir bergetar dan ada sedikit perasaan menyesal mengatakan hal demikian.

Erlan hanya mampu diam sambil mencerna ucapan wanita berkaki mulus di hadapannya. 'Pertanggungjawaban', kenapa wanita itu meminta pertanggungjawaban darinya, apa wanita ini sedang hamil, pikirnya.

Melihat pria brengsek itu hanya diam, membuat Keysa menggertakkan giginya yang sedang menahan amarahnya yang sedari tadi dia tahan.

"Saya sedang hamil anak anda, tuan Erlangga Dirgantara!" ucap Keysa marah sambil menatap tajam pria yang sangat dibencinya.

"Tidak mungkin, bagaimana bisa pria mandul dan impoten seperti diriku bisa menghamili mu. Aku berani bersumpah kalau anak yang kamu kandung bukan anakku!. Jadi untuk apa aku bertanggungjawab!" ucap Erlan dengan entengnya menyanggah ucapan wanita dihadapannya.

Kilatan amarah terpancar jelas di mata Keysa mendengar langsung ucapan pria brengsek itu, hingga sebuah tamparan keras mendarat sempurna di wajah tampan Erlan.

Plakk

"Aku Bersumpah Kau Mandul dan Impoten Selamanya!" ucap Keysa dengan suara meninggi lalu melenggang pergi.

Keysa cukup tahu bahwa pria brengsek itu tidak akan bertanggungjawab atas perbuatannya. Dia sangat menyesal mendatangi perusahaannya.

"Aku sangat-sangat menyesal mendatangi pria brengsek itu!. Seharusnya aku tidak perlu menginjakkan kakiku di perusahaan sialan itu." ucap Keysa dengan kesalnya bahkan matanya sudah berkaca-kaca keluar dari ruangan tersebut. Dengan kesalnya dia menutup pintu ruangan itu dengan kasarnya.

Keysa berlari masuk ke dalam lift sambil mengusap air matanya yang tiba-tiba menetes membasahi pipinya. Hingga di dalam lift, dia pun menumpahkan air matanya.

Sementara Erlan hanya mampu menyentuh pipinya bekas tamparan Keysa sambil mengepalkan tangannya mendengar makian wanita itu. Hingga dia pun menggebrak mejanya dengan kesalnya.

"Aku yakin, wanita itu hanya menyesal mengembalikan uang yang pernah kuberikan kepadanya. Makanya dia mengaku-ngaku sedang hamil." ucap Erlan dengan pikirannya. Hasil pemeriksaan dokter sebulan yang lalu sudah membuktikannya, kalau pun wanita itu memang hamil, itu pasti perbuatan dari pria lain, pikirnya.

Akan tetapi, tanpa Erlan sadari, ucapannya hari ini menjadi penyesalan terbesarnya sepanjang hidupnya.