Sarah Maulina di anggap pembawa sial dalam keluarganya.
Karena sewaktu melahirkan Sarah Ibunya Meninggal dunia.
Membuat dia harus dibenci oleh papa kandung dan kakaknya sendiri.
Tak sampai disitu, Sarah juga tidak di akui keberadaanya oleh keluarganya,
Suatu hari gadis berusia 25 tahun itu Harus Ter usir dari rumahnya sendiri.
Di sinilah perjuangan sarah berjuang untuk hidup dan bertahan.
Bagaimana kelanjutan kisahnya, simak kisah Berikut,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Ardhila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 KEPANIKAN SARAH
Sementara di tempat Lain di Taman Hotel dimana Sarah dan Bik ijah berada saat itu...
Saat itu, Sarah dan bik Ijah tengah Asyik tertawa bersama, melepaskan beban di antara mereka berdua. Ya mereka berdua belum mengetahui perihal kebakaran yang sedang berlangsung saat itu juga.
"Bibik Bisa aja". Ungkap Sarah tersenyum lebar ke arah bik Ijah.
"Iya Non, Sebenarnya non itu cantik, Hanya saja kalah di badan dan non Cupu, itu yang membuat non terlihat jelek di mata papamu dan juga kakakmu non". Jelas bik Ijah
"Jangan memujiku bik, toh kenyataanya mereka sangat membenciku". ucap sarah sedih
"Sudah non, sudah, jangan sedih ya, bibik yakin mereka bukan benci sama non, Justru mereka Sayang sama non"
"Masa sih bik?"
"Iya non, mereka hanya belum menerima kehadiran non saja, bibik yakin lambat laun mereka pasti menerima kehadiran non nantinya"
"Aamiin bik, semoga aja ya bik, Itu terjadi suatu saat nanti" Ucapku berharap.
"Iya non, Aamiin". doa bik ijah.
Tiba tiba Sarah melihat Asap yang mengepul dari Atas langit, seketika matanya tertuju pada suatu tempat yang cukup jauh jaraknya dari tempat mereka, karena posisi dapur mengarah kebelakang, Sarah terpaku dan tengang, tiba tiba dia merasa badannya kaku tak bisa bergerak. Bik ijah yang melihat Air muka Sarah yang berubah ketika melihat sesuatu, lalu di edaran kan nya pandangannya untuk melihat apa yang terjadi, dan bik Ijah pun ikut terkejut.
"Non, Itu Asap dari mana ya". Ucap bik ijah membuyarkan lamunan Sarah. seketika Sarah ingat, dia juga panik.
"Bik, habis lah Aku,"
"Non bicara apa sih, bibik gak ngerti"
"Sarah baru ingat bik, Tadi pas bibik ke kamar mandi Sarah Memasak Air untuk buat kopi"
Hening ....
mereka berdua saling berpandangan...
"Jadi....". sahut bik ijah gantung dan berhenti.
Aku menganggukkan kepala, tanda mengerti maksud bik Ijah.
"Itu Artinya sudah terjadi sesuatu di sana non"
"I-iya bi-ik". Jawab Sarah terbata bata.
"Kenapa non gak bilang sih tadi, kalau sedang memasak Air"
"Kan bibik tarik tarik tangan Sarah, Sarah juga sampai kelupaan mematikan kompor gasnya, kok bisa kelupaan gini ya". ucapnya sambil menepuk jidatnya"
"Kita dalam masalah ini bik"
"Iya non, ini masalah besar, Tuan dan non sarah pasti sangat marah, Ini gawat"
"Terus bik, kita harus gimana ini, pasti mereka setelah ini akan memberikan aku hukuman dan akan di marah habis habisan". Nyali sarah langsung ciut, dia tidak tau harus apa, hanya ketakutan yang saat ini Aku rasakan.
*Tenang non, tenang, jangan Panik, semua akan baik baik saja, Lebih baik kita keluar dari sini, dan kita cari non Karina"
"Bibik benar"
"Ayo Non, kita pergi dari sini, Asap di sana semakin tebal"
"Iya bik". singkat sarah dan beranjak meninggalkan tempat itu bersama bik ijah.
********
mereka berdua sudah meninggalkan tempat tadi, tapi mereka masih di dalam hotel utama, terlihat Hotel itu sudah sepi tidak ada para tamu undangan yang tersisa, hanya ada petugas hotel dan juga petugas pemadam kebakaran, Terlihat mereka sedang berusaha memadamkan Api yang semakin lama semakin membesar, Apinya sudah mulai merambat ke tempat sebelahnya, tampak mereka agak kewalahan mengatasinya, kemudian di susul lagi 2 unit mobil pemadam kebakaran.
Lama Sarah dan bik Ijah Terdiam melihat itu, Lalu datang petugas Hotel menyuruh mereka pergi keluar agar menjauh dari sana.
"Permisi, Mohon kerjasamanya, agar kalian meninggalkan tempat ini, agar pekerjaan kami menjadi mudah". Kata petugas itu membuyarkan pikiranku dan bik ijah
"Eh,Oh iya mas, maaf ya, Kami hanya mencari teman kami, Itu saja mas"
"Tamu tamu undangan disini sudah pada bubar dan keluar semuanya"
"Sebaiknya kalian tinggalkan tempat ini, Permisi". Pamitnya berlalu meninggalkan kami begitu saja.
"Ya udah ayo non, mungkin Non karina sudah berada d luar, ayo kita cari"
"Ayo bik". singkat sarah sambil beranjak meninggalkan hotel utama Royal
"
Bersambung.....
Hari ini Author update 2 episode dulu ya,
Besok kalau sempat Author usahain buat Update 3 episode,
Pantau Terus ya, Author bakalan Revisi lagi,
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian setelah membaca, Like, Komen, Love, dan vote Sebanyak banyak buat Author ya...
Terima kasih 🙏🙏🙏