Awalnya semua begitu indah untuknya. Memiliki keluarga yang sempurna dengan ayah dan ibu yang sangat mencintai dan menyayanginya, tapi kebahagian itu hanya sementara. Cinta pertamanya di dunia ini direnggut darinya, seketika semuanya berubah menjadi duka.
Kehidupan baru mulai dijalani saat seseorang datang dan dikehidupan ibunya. Menjadi anak tiri dari seorang pengusaha yang sukses dan hidup dengan kemewahan yang dirasakannya.
Tapi..., semua tidak seindah yang dijalaninya. Hanya ada kesedihan yang dirasakannya karena penghinaan yang didapatnya dari orang yang sangat disayanginya.
Wanita itu hanya berharap mendapatkan kebahagian, memiliki sosok pelindung yang baru untuknya. Sampai akhirnya sebuah takdir kehidupan yang tak terduga, menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya.
Tidak ada cinta,tidak ada kebahagian yang dirasakannya, hanya ada sebuah rahasia besar yang tersimpan di dalam pernikahan itu.
Hanya menunggu kapan Rahasian itu terbongkar dan menjadi Bom waktu di pernikahan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Kesepakatan
Entah apa sebenarnya yang telah dilakukannya, sampai dia menyetujui kesepakatan tersebut dan kini dia berada di sebuah hotel mewah milik Kenichi. Ini adalah pertemuan pertama mereka setelah kesepakatan yang mereka lakukan. Matanya sangat takjub saat melangkah masuk kedalam hotel tersebut, hotel yang terlihat mewah sudah terlihat saat dia berada di loby.
"Luar biasa mewah", ucapnya matanya berputar memperhatikan sekelilingnya.
"Nona Gwen, anda sudah datang", sambut arga yang menjemputnya di lobi.
Gwen langsung menundukkan kepalanya sambil menyapa arga. "Apa kabar, tuan arga".
"Sangat baik, nona Gwen. Mari nona saya akan mengantar anda karena tuan Kenichi sudah menunggu anda diruangan nya ",ucap arga sambil mempersilahkan Gwen untuk jalan duluan.
"Terima kasih", ucap Gwen yang melangkah berjalan.
Tepat di depan ruangan Kenichi, suara teriakan begitu terdengar jelas dari dalam ruangan tersebut.
"Pekerjaan macam apa ini!!" Segera perbaiki, aku memberimu waktu setengah jam dan harus sudah ada di atas meja ku atau kau akan ku pecat!"ucapnya.
Gwen mencoba mendengarkan suara yang berteriak dari dalam ruangan itu, suara yang mulai akrab di telinga nya saat mendengarnya dengan mudah dia menebak bahwa itu adalah suara Kenichi. Entah apa yang sebenarnya terjadi didalam, tapi dia tahu bahwa Kenichi sedang memarahi seseorang dan tak henti- hentinya berteriak.
Dia semakin mengkhawatirkan dirinya sendiri, pria macam apa sebenarnya Kenichi yang akan menjadi suaminya itu.
"Nona Gwen, jangan khawatir. Kenichi memang selalu begitu saat bekerja", ucap arga.
Tak beberapa lama, seorang pria keluar dari ruangan Kenichi. Wajahnya terlihat pucat, dan itu sangat wajar saat dirinya tak henti- hentinya terus dimarahi.
"Permisi tuan arga", ucap pria itu sambil menundukkan kepalanya dan pergi melewati keduanya.
Gwen terus mengamati kepergian pria tersebut,wajahnya sangat jelas terlihat begitu ketakutan dan terintimidasi oleh atasannya sendiri.
"Nona gwen, silakan masuk", ucap arga.
"Ehm, baik ", ucap Gwen yang melangkah masuk kedalam.
Saat dia masuk kedalam ruangan itu, matanya langsung menatap Kenichi yang duduk di kursinya dengan pandangannya yang lurus menatap kedepan. Wajahnya sama sekali tidak menunjukkan tanda - tanda penyesalan setelah apa yang dilakukannya kepada pegawainya. Wajahnya masih terlihat dingin dan kaku saat menatap Gwen yang masuk kedalam ruangannya.
"Dia bahkan tidak ada menyapa ku", gumam Gwen.
Tingkah yang diperlihatkan Kenichi menurutnya sangat menyebalkan, dia bahkan seperti tidak memperdulikan kehadiran Gwen yang telah duduk di depannya.
"Kenichi, nona Gwen sudah datang", kata arga.
"Aku tidak buta", jawabnya dengan matanya yang fokus membaca salah satu dokumen yang ada di meja nya.
Arga memandangi Gwen , sambil mengedipkan kedua matanya seakan memberikan isyarat kepadanya untuk bersabar.
Butuh beberapa menit Gwen menunggu pria yang dihadapannya itu, hingga akhirnya dia menutup dokumen yang dibacanya itu dan menatap kearah Gwen yang terlihat mulai bosan.
"Dengar nona Gwen, besok aku akan menemui kedua orang tua mu untuk memperkenalkan diri ku secara langsung sebagai calon suamimu", ucap Kenichi.
"Apa?" Datang ke-rumah?"ucap Gwen.
"Benar, aku ingin mengurus masalah dengan keluarga mu dulu, sebelum aku membawamu dan memperkenalkan mu sebagai calon istriku dihadapan keluarga besar ku", ucap Kenichi.
"Maaf, bisakah saya bertanya?"ucap Gwen yang terlihat gugup dengan kedua tangannya yang terus memegangi ujung dari kemeja yang dikenakannya.
"Silakan", jawab Kenichi.
"Apakah pernikahan yang akan kita lakukan semacam pernikahan kontrak? Seperti memiliki batas waktu berakhirnya pernikahan?"tanya Gwen.
Kenichi terdiam sesaat, sampai akhirnya dia membuka mulutnya."Kita tidak perlu menulis kontrak, siapapun yang tidak dapat bertahan dalam pernikahan itu nantinya, bisa menyerah dan kita akan mengakhirinya", jawab Kenichi.
"Baiklah", jawab Gwen, menganggukkan kepalanya menatap Kenichi.
Arga mengamati Gwen, dari wajahnya terlihat rasa keraguan. Dia takut jika Gwen pada akhirnya akan membatalkan kesepakatan yang telah mereka buat dan jika itu terjadi maka Kenichi berada dalam masalah besar nantinya.
"Permisi,aku ke toilet dulu", kata Gwen pelan.
"Silakan", ucap Kenichi.
Setelah melihat Gwen yang telah pergi, arga mengerutkan kening pada Kenichi.
"Ada apa?"tanya Kenichi.
"Bersikaplah lebih baik dengannya, Kenichi", ucap arga.
Melihat raut wajah Gwen, membuat arga tidak tega setiap melihat Kenichi bersikap dingin dengannya.
"Aku harus bagaimana lagi?"tanya Kenichi.
"Dengar Kenichi, dia adalah penolong mu saat ini. Berusahalah untuk menunjukkan sikap yang baik", ucap arga.
"Penolong?" Tidak ada yang di tolong disini arga,semuanya saling menguntungkan", jawab Kenichi dengan menatap arga.
"Jangan berkata seperti itu," kata arga, suaranya terdengar pelan agar tak ada yang mendengarnya dari luar.
Tetap saja, Kenichi tetaplah pria yang keras kepala dan sama sekali tidak ingin mendengarkan perkataan arga. Yang ada dipikirannya adalah, keduanya saling menguntungkan dan memiliki kepentingan masing- masing.
"Arga, saat dia akan aku bawa bertemu keluarga besar ku. Bereskan dia, ubah penampilannya lebih baik, meskipun aku tidak terlalu yakin untuk itu", gerutu kenichi.
"Astaga, kau membuatku gila. Bagaimana cara ku mengatakannya kepada nona Gwen. Itu akan membuatnya tersinggung nantinya", ucap arga.
"Itu bukanlah urusanku", jawab Kenichi.
Gwen terdiam saat mendengarkan pembicaraan mereka tanpa di sengaja. Itu membuatnya kini tahu apa yang sebenarnya dipikirkan Kenichi tentang dirinya. Ingin sekali rasanya dia pergi meninggalkan tempat itu, rasanya tempatnya bukan disini. Sempat terpikir olehnya intuk kabur,tapi kemudian dia sadar itu hanya akan membuatnya terlihat lebih bodoh lagi dihadapan Kenichi, pria angkuh itu.
" Tapi dia benar, bahkan aku saja begitu takut melihat penampilanku sendiri di cermin", ucap Gwen.
Gwen membukanya pintu itu dan masuk kembali kedalam ruangan dimana Kenichi dan arga berada.
"Non Gwen, silakan duduk", ucap arga dengan senyum.
Gwen berusaha untuk membalas senyum itu, meski terasa sulit saat hatinya sedang tidak baik-baik saja. Sudut- sudut bibirnya terangkat sambil menatap arga yang selalu bersikap baik dan sopan kepadanya.
"Jika tidak ada lagi yang kita bicarakan. Aku izin untuk pulang", kata Gwen sambil mengambil tasnya.
"Baiklah, sepertinya sudah cukup. Besok aku akan datang menemui kedua orang tua mu ", ucap Kenichi yang sekilas melihat Gwen.
"Hmmm", jawab Gwen.
"Nona Gwen, anda pulang naik apa?"tanya arga.
"Saya tadi naik bus, tuan arga", jawab Gwen.
"Kalau begitu izinkan saya mengantar anda pulang", kata arga
"Tidak, itu tidak perlu tuan arga. Saya pulang sendiri saja. Tidak perlu repot- repot", gumam Gwen yang melakukan penolakan terhadap niat baik arga.
"Itu tidak masalah nona gwen. Biarkan arga mengantarmu pulang, sekalian dia bisa mengetahui alamat rumah mu", ucap Kenichi.
Gwen langsung menatap kearah kenichi. "Jangan khawatirkan soal itu, tuan Kenichi. Saya akan mengirimkan alamat saya nanti kepada tuan arga.Permisih!"ucap Gwen yang pergi meninggalkan tempat itu.
"Wow!! Nona Gwen wanita yang luar biasa", kata arga sambil menepuk- nepuk tangannya sambil melepas kepergian Gwen.
"Tutup mulutmu!!"ucap Kenichi yang terlihat kesal.
Gwen menggertakkan giginya yang terlihat kesal. Rasanya ingin sekali dia memukul wajah Kenichi yang terlihat begitu angkuh.
"Astaga, bagaiman bisa ada pria seperti itu", gumam Gwen yang terus berbicara sepanjang jalan, bahkan dia sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya menjadi pusat perhatian orang - orang disekitarnya.
Dia benar - benar terlihat emosi saat meninggalkan hotel mewah itu, langkahnya berhenti saat telah berada diluar hotel mewah itu. Dia kembali memutar badannya sambil memandang kearah hotel dimana pria angkuh itu masih berada disana.
"Aishhh!"ucapnya, ekspresinya masih terlihat kesal, lalu kembali melangkah pergi dari hotel mewah itu.
•••••••
"Hmmm, bukankah itu Gwen? Sedang apa dia disini?"ucap yakari, kakak tiri Gwen yang tak sengaja melihatnya.
Sejak kejadian di restoran kemarin, hubungannya dengan Kenichi menjadi renggang. Tidak ada komunikasi yang terjadi setelah itu, dan membuatnya memutuskan untuk menemuinya.
Belum sempat dia mengetuk pintu ruangan Kenichi, seseorang membukanya dan membuat yukari kaget.
"Yukari", ucap arga.
"Arga", ucap yukari dengan senyumnya, tapi tidak dengan arga yang terlihat ketakutan seakan sedang melihat hantu.
"Arga",ucap yukari dengan satu tangannya memegang pundak arga yang tiba- tiba saja terdiam.
"Ya?"jawab arga tersadar dalam lamunannya.
"Ada apa?"teriak Kenichi.
"Ada yang datang", jawab arga sambil menatap yukari.
"Bisakah aku bertemu dengan kenichi?"tanya yukari.
"Tentu saja. Silakan", kata arga gugup.
Arga langsung membuka pintu itu lebar - lebar sambil mempersilahkan nya masuk. Dia menghembuskan napasnya, entah apa yang akan terjadi kali ini saat Kenichi melihat kehadiran yukari, wanita yang telah menolak untuk menikah dengan dirinya hingga membuatnya harus menjalani kesepakatan dengan Gwen wanita yang sama sekali tidak dikenalnya.
Bersambung.....
penasaran nih gmna ending nya,msa ya d cut aja smpe dsni???
kok gantung gini crtanya??