NovelToon NovelToon
Legenda Semesta Xuanlong

Legenda Semesta Xuanlong

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Epik Petualangan / Iblis / Mengubah Takdir
Popularitas:37.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

(MUSIM KE 3 PERJALANAN MENJADI DEWA TERKUAT)

Setelah pengorbanan terakhir Tian Feng untuk menyelamatkan keluarganya dari kehancuran Alam Dewa, Seluruh sekutunya terlempar ke Alam Semesta Xuanlong sebuah dunia asing dengan hukum alam yang lebih kejam dan sistem kekuatan berbasis "Energi Bintang".

Akibat perjalanan lintas dimensi yang paksa, ingatan dan kultivasi mereka tersegel. Mereka jatuh terpisah ke berbagai planet, kembali menjadi manusia fana yang harus berjuang dari nol.

Ye Chen, yang kini menjadi pemuda tanpa ingatan namun memiliki insting pelindung yang kuat, terdampar di Benua Debu Bintang bersama Long Yin. Hanya berbekal pedang berkarat (Pedang Naga Langit) dan sebuah cincin kusam, Ye Chen harus melindungi Long Yin dari sekte-sekte lokal yang menindas, sementara kekuatan naga di dalam diri Long Yin perlahan mulai bangkit kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 8

Kedalaman Lembah Tulang.

Cahaya pagi yang suram menembus celah-celah tulang rusuk raksasa yang menjadi atap gua sementara mereka. Ye Chen membuka matanya, merasakan kesegaran yang jarang ia rasakan.

Energi Pembuka Bintang Tahap 5 mengalir stabil di tubuhnya. Indra pendengaran dan penglihatannya menjadi jauh lebih tajam. Ia bisa mendengar tetesan air dari kejauhan dan melihat debu yang melayang di udara.

"Kakak..." suara Long Yin terdengar pelan.

Gadis itu berdiri di ujung gua, menatap ke dalam kegelapan lorong yang lebih dalam. Matanya yang dua-warnanya bersinar redup dalam kegelapan.

"Ada apa, Yin'er?" Ye Chen segera bangkit, menyambar pedangnya.

"Ada yang memanggil," bisik Long Yin. "Bukan suara mulut. Tapi... suara perasaan. Sedih. Dan... lapar."

Ye Chen mengerutkan kening. Instingnya mengatakan bahaya, tapi ia juga tahu bahwa mata dan intuisi Long Yin tidak pernah salah. Gadis ini memiliki koneksi dengan hal-hal yang tidak bisa dilihat mata biasa.

"Kita periksa," putus Ye Chen. "Tapi tetap di belakangku."

Mereka berjalan menyusuri lorong sempit di antara tumpukan tulang belakang naga tanah purba itu. Udara semakin dingin dan lembap. Bau kematian memudar, digantikan oleh aroma manis yang aneh seperti aroma yang dicampur madu.

Setelah sepuluh menit berjalan, lorong itu berakhir di sebuah ruangan gua alami yang tersembunyi jauh di bawah tanah.

Pemandangan di depan mereka membuat napas Ye Chen tercekat.

Di tengah ruangan, terdapat sebuah kolam kecil alami berdiameter satu meter. Air di dalamnya tidak bening, melainkan berwarna putih susu kental dengan kilauan keemasan.

Tepat di atas kolam itu, melayang seumpal api hantu berwarna biru pucat yang bergoyang pelan, seolah-olah memiliki kesadaran sendiri.

"Itu..." Ye Chen merasakan Cincin Perak di jarinya bergetar pelan, dan Pedang Karat di punggungnya berdengung.

"Api Jiwa Binatang (Beast Soul Fire)," gumam Ye Chen, entah bagaimana pengetahuan itu muncul di kepalanya (sisa ingatan tersegel). "Sisa-sisa jiwa dari binatang purba yang mati di sini, terkondensasi selama ribuan tahun."

Dan cairan di bawahnya...

"Cairan Sumsum Tulang Emas," lanjut Ye Chen. "Harta karun penempa tubuh."

Ini adalah rejeki nomplok. Cairan itu bisa memperkuat fisik seseorang secara drastis, sesuatu yang sangat dibutuhkan Ye Chen yang mengandalkan kekuatan fisik pedang berat.

Namun, Api Jiwa itu menghalangi jalan. Api itu memancarkan tekanan Ranah Bintang Tingkat Lanjut yang membuat Ye Chen merasa sesak napas.

"Grrr..." Api itu tiba-tiba membesar, membentuk wajah serigala hantu yang meraung tanpa suara ke arah Ye Chen, memperingatkannya untuk mundur.

Ye Chen mundur selangkah, tangannya gemetar menahan tekanan. "Kuat sekali..."

Tapi kemudian, Long Yin melangkah maju, melewati Ye Chen.

"Yin'er! Kembali!" teriak Ye Chen.

Long Yin tidak mendengarkan. Ia berjalan mendekati kolam itu seolah sedang berjalan dalam tidur. Mata kirinya yang berwarna Emas Murni bersinar terang, memancarkan aura yang agung dan kuno aura yang jauh lebih tua dari tulang belulang di lembah ini.

Api Jiwa Serigala yang tadinya ganas tiba-tiba menyusut. Ia gemetar. Di hadapan mata emas gadis kecil itu, jiwa binatang purba itu merasakan ketakutan naluriah terhadap predator puncak.

"Kau kesepian, ya?" bisik Long Yin lembut. Ia mengulurkan tangannya.

Api itu tidak membakarnya. Sebaliknya, api biru itu melayang turun, berputar di sekitar jari Long Yin dengan jinak seperti anak anjing.

"Kakak," kata Long Yin, menoleh pada Ye Chen. "Dia bilang dia ingin rumah baru. Dia lelah menjaga tempat ini sendirian."

Ye Chen ternganga. Dia... menjinakkan jiwa binatang purba hanya dengan menatapnya?

"Rumah?" tanya Ye Chen bingung.

Long Yin menunjuk ke Pedang Karat di tangan Ye Chen.

"Dia mau masuk ke situ."

Ye Chen mengangkat pedang berat itu. Sebelum ia bisa bertanya bagaimana caranya, api biru itu melesat dari jari Long Yin dan menabrak bilah pedang karat itu.

WUUUSHH!

Pedang itu tidak meleleh. Sebaliknya, pedang itu menyerap api tersebut.

KRAKK... KRAKK...

Lapisan karat tebal di bagian gagang dan pangkal bilah pedang rontok berjatuhan ke lantai. Logam hitam pekat yang tersembunyi di bawahnya terlihat. Di pangkal bilah, sebuah ukiran samar berbentuk kepala serigala menyala biru sesaat, lalu meredup.

Pedang itu bergetar. Ye Chen merasakan berat pedang itu tidak berubah, tetapi keseimbangannya menjadi sempurna. Ia bisa merasakan aliran energi halus di dalam pedang itu. Pedang mati itu... kini memiliki 'nyawa' setengah sadar.

Pedang Naga Langit (Tingkat Segel 1) telah menyerap jiwa pertamanya.

"Terima kasih," gumam Ye Chen, mengusap bilah pedang itu.

Sekarang, kolam Cairan Sumsum Tulang Emas terbuka untuk mereka.

"Ini untukmu, Kakak," kata Long Yin. "Kau yang bertarung. Kau butuh tubuh yang kuat."

Ye Chen menggeleng. "Kita bagi dua."

"Tidak mau," tolak Long Yin keras kepala. "Rasanya bau. Aku tidak suka."

Ye Chen tersenyum kecut. Ia tahu Long Yin berbohong demi dirinya, tapi ia juga tahu ia harus menjadi kuat secepat mungkin.

Ye Chen membungkuk dan meminum cairan kental itu. Rasanya seperti menelan api cair.

"ARGH!"

Ye Chen jatuh berguling di lantai gua. Panas yang luar biasa meledak di dalam perutnya, merayap ke setiap otot, tulang, dan sel darahnya. Cairan itu menghancurkan serat otot lamanya dan membangunnya kembali menjadi lebih padat, lebih keras, dan lebih kuat.

Proses itu menyakitkan, tetapi Ye Chen tidak pingsan. Ia menggertakkan gigi hingga berdarah, menahan rasa sakit itu demi kekuatan.

Satu jam kemudian.

Ye Chen bangkit berdiri. Tubuhnya basah oleh keringat hitam (kotoran tubuh yang dikeluarkan). Ia merasa tubuhnya ringan seringan kapas, namun bertenaga sekuat banteng.

Ia mengepalkan tangannya. Udara meletup di genggamannya.

Fisiknya telah ditempa ulang. Meskipun kultivasinya masih Pembuka Bintang Tahap 5, kekuatan fisik murninya kini setara dengan Tahap 9.

"Luar biasa..." bisik Ye Chen.

Ia mengambil botol kulit kosong dan mengisi sisa cairan itu untuk disimpan.

"Ayo pergi, Yin'er. Kita sudah terlalu lama di sini."

Saat mereka berjalan keluar dari gua rahasia itu kembali ke permukaan Lembah Tulang, Ye Chen tiba-tiba berhenti. Telinganya berkedut.

Suara langkah kaki. Banyak. Dan berat.

Bukan monster. Manusia.

"Ada orang lain di lembah ini," bisik Ye Chen, menarik Long Yin ke balik sebuah tengkorak raksasa.

Dari balik kabut, sekelompok orang muncul. Mereka tidak mengenakan seragam Serigala Besi. Mereka mengenakan zirah kulit binatang yang kasar dengan kalung tulang. Wajah mereka dicat dengan corak tengkorak.

Pemburu Tulang (Bone Hunters). Kelompok bandit kejam yang hidup di lembah ini, memburu monster dan... manusia yang tersesat.

Pemimpin mereka, seorang pria besar dengan kapak tulang, berhenti tepat di depan jejak kaki Ye Chen. Ia menjilat bibirnya.

"Jejak baru," geramnya. "Anak-anak. Dan... bau harta karun."

Ia menoleh ke arah tempat persembunyian Ye Chen.

"Keluarlah, tikus kecil. Paman ingin 'bermain'."

Ye Chen menggenggam pedang hitamnya yang kini sedikit lebih bersih. Matanya menyala merah.

1
Eka suci
kelompok manusia barbar ini seperti manusia biasa yg tidak bisa kultivasi jadi mengandalkan otot
aleena
ahaa maen petak umpet🤣🤣
Eka suci
kalau dulu ye chen yg selalu nurut sama long yin disini sebaliknya 👍
Eka suci
udah lumpuh aja masih bilang milikku 😏
MyOne
Ⓜ️🤜🏻💥🤛🏻Ⓜ️
MyOne
Ⓜ️😁😁😁Ⓜ️
MyOne
Ⓜ️💥💥💥Ⓜ️
MyOne
Ⓜ️🙄🙄🙄Ⓜ️
Nanik S
Bantai semua untuk pupuk di tanah suku Bar bar
Nanik S
Akhirnya bangun juga Ye Chen
Nanik S
Mengambil jantung kembali
Nanik S
Waktunya makan malam
Nanik S
Akhirnya Wang Teng sang Jenius tenggelam
Nanik S
Kalau sudah melihat harta semua lupa
OldMan
seruuuuu🔥🔥
Bang Udin
lanjut,,,mantabbbb👍👍👍👍
Mohammad Bahrun
lanjut Thor
Tatmani Oniaka
👍
Tatmani Oniaka
👍👍👍
Tatmani Oniaka
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!