NovelToon NovelToon
Aku Kembali (Takdir Yang MenuntunKu)

Aku Kembali (Takdir Yang MenuntunKu)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Beda Usia
Popularitas:677
Nilai: 5
Nama Author: sriiwidiana

ketika kita ingin melupakan masa lalu namun itu sulit, padahal itu semua yang membuatnya sakit hati setelah 5 tahun dia menghindar dari segala urusannya dengan masa lalu apa jadinya jika takdir justru menuntunnya bertemu dengan org yang selama ini ingin dia hindari.

apa dia akan menemukan kebahagiaan atau akan terluka untuk yg kedua kalinya?

ini karya pertama ku mohon dukungannya teman-teman

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sriiwidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyerah

  Semenjak kejadian dari rumah Andreas, Ziah tidak pernah lagi datang ke rumah Andreas. Bahkan Andreas seolah-olah mengerti kalau Ziah belum siap di perkenalkan pada keluarganya.

 Meski begitu hubungan keduanya tetap sangat romantis,Ziah hanya akan mundur ketika memang Andreas sudah merasa bosan dengannya. Andreas yang selalu menyempatkan waktu bertemu dengan Ziah di waktu sibuknya, Ziah yang selalu mengerti kesibukannya.

 Hari ini rencananya Andreas akan berkunjung ke rumah Ziah. Sudah hampir sebulan mereka hanya bertemu di area sekolah, berbicara lewat telpon pun hanya sebentar. Dia sudah merindukan senyuman gadis itu. Andreas tidak pernah menyentuh Ziah lewat dari sebatas pelukan. Karena dia sadar dia ingin menjaga gadis itu.

  Andreas yang sedang duduk di kursi depan rumah nya, sambil mengenakan sepatu. Tiba-tiba Bu Ratih menghampiri nya, dan duduk di kursi samping Andreas hanya terhalang meja kecil.

"kamu mau kemana? Pagi-pagi udah rapih aja." tanya Bu Ratih, sambil melihat Andreas.

"Apel lah Ma. Menghilangkan penat." jawabnya sambil tertawa.

"Sebelum pergi Mama mau berbicara dulu dengan kamu, bolah kan?" Bu Ratih bertanya tapi seolah Andreas tidak boleh menolak.

"Ada apa Ma?" tanya nya sambil melihat jam pada pergelangan tangannya. Dia takut telat datang ke rumah kekasihnya.

"Dre kamu masih berhubungan dengan murid kamu?" tanyanya pelan.

"Aku kan udah pernah bilang mah, aku gak bakalan ngelepas Ziah aku bakalan nungguin dia sampai lulus sekolah." jawabnya tegas, sepertinya jawaban waktu itu tidak membuat ibunya puas.

"Kamu harus lihat perbedaan umur kalian saja sangat jauh, dan kamu yang sudah sering datang ke rumahnya pasti tahu keadaan keluarganya seperti apa?" Bu Ratih menjelaskan itu sambil sedikit emosi.

"emang kenapa dengan status nya itu mah? Yang bakalan ngejalanin semuanya Andreas sama Ziah. Yang nentuin Andreas bahagia ya Aku sendiri, selama ini dreas gak pernah bantah omongan Mama." Andreas berucap sedikit terbawa emosi. Dia menarik nafas dalam-dalam untuk meredakan emosi nya.

"Mama mohon jika kamu sayang sama Mama tinggalkan dia. Dan harus kamu tahu Mama sudah menjodohkan kamu dengan temannya Papa kamu. Jangan bikin Mama dan Papa malu karena kamu menolak perjodohan ini.

"Ma, Mama gak bisa kayak gini dong dreas buka. Lagi anak SMA yang bisa di atur-atur, dreas tau kok yang terbaik buat hidup dreas." pintanya, Dia berharap ibunya akan luluh dengan bujukannya.

"Gak bisa, Mama kasih waktu sebulan ini buat kamu mutusin hubungan itu. Karena bulan depan Mama akan mengajak kamu bertemu dengan calon istrimu. Jangan bantah lagi permintaan Mama, kalo kamu nolak Mama bakalan usir kamu." Tegasnya seraya beranjak dari duduknya. Meninggal kan Andreas yang bingung sendiri.

 Dia menatap ke bawah lantai apa yang harus dia perbuat dengan semua ini. Di satu sisi dia sangat menyayangi ibunya berkat ibunya dia memiliki kehidupan yg baik, tapi di satu sisi dia juga tidak mau kehilangan Ziah.

 Andreas beranjak dari duduknya, berjalan menuju motor yang sudah terparkir di halaman rumah, Dia akan mencari cara untuk masalah ini toh masih ada waktu sebulan.

  Motor melaju membelah jalanan, untung nya tidak macet. Tadinya Andreas akan mengajak Ziah keluar tapi karena keadaan hatinya yang kacau dia memilih menghabiskan waktu di rumah Ziah.

 Tidak berselang lama Andreas sampai di rumah Ziah, dia memarkirkan motornya di halaman rumah Ziah. Setelah melepas helm dia berjalan ke arah rumah.

 Tok..tok ..tok

"Assalamualaikum." ucapnya sambil mengetuk pintu. Belum ada jawaban sampai Andreas mengulang ucapan salam tiga kali baru terdengar sahutan dari dalam.

"Waalaikumsalam, sebentar." ucap seseorang dari dalam rumah.

 Ceklek, bunyi pintu terbuka ternyata itu Bu Aminah bukan Ziah.

"Loh nak Andreas, kirain ibu siapa " ujar Bu Aminah terkejut.

"iya Bu, Ziah nya ada?" tanyanya pada Bu Aminah

"Ada,tapi lagi di suruh dulu ke warung sama ibu. Ayo masuk duduk di dalam sambil nunggu Ziah." Ajak Bu Aminah sambil melangkah ke dalam rumah diikuti Andreas.

 Andreas duduk di kursi tamu sambil menunggu Ziah pulang dari warung, sementara Bu Aminah langsung ke dapur untuk mengambil minuman dan cemilan.

 Andreas melirik ke arah luar rumah saat terdengar tawa seseorang yang hampir satu bulan ini membuat dia ingin segera menemui nya.

 Terlihat Ziah masuk lewat pintu samping rumah yang langsung terhubung dengan dapur.

 "Bu ini belanjaannya, cek dulu takutnya ada yang kurang." ucap Ziah sambil mengangsurkan keresek hitam.

"Kedepan gih sambil bawa ini nampan nya. Itu nak Andreas udah nunggu kamu di ruang tamu." perintah Bu Aminah pada anaknya.

" kirain gak jadi ke sini, Ziah malah belum siap-siap." ujarnya saat melihat tampilan nya sekarang yang hanya menggunakan celana selutut dan kaos oversize. Mau tidak mau Ziah masuk sambil membawa nampan, tidak mungkin dia harus ganti baju sedangkan kamarnya tepat berhadapan dengan ruang tamu.

 Andreas terkekeh geli melihat raut kesal Ziah, yang menurut nya malah terlihat lucu.

"kirain Abang gak jadi kesini, Ziah belum siap-siap ini." rajuknya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Iya tadi ada urusan bentar, lagian kita gak usah kemana-mana di rumah aja ya kan sama aja." pinta Andreas karena jujur saja Andreas masih memikirkan pembicaraan dengan ibunya.

"ya udah gak papa kok." jawab Ziah sambil duduk lesehan dekat dengan kaki Andreas. Setelah di perhatikan semenjak kenal Ziah lebih senang duduk melantai dari pada di kursi. Andreas tersenyum sambil mengelus kepala Ziah dengan sayang.

"Dek? Kamu gak bakalan ninggalin Abang kan?" tanya Andreas saat setelah sama-sama diam.

"emang zi mau kemana?" tanyanya sambil terkekeh.

"iya kamu emang gak bakalan mungkin ninggalin Abang, tapi janji ya apapun yang terjadi kamu harus selalu percaya kalo Abang memang sangat menyayangi mu melebihi diri Abang sendiri." pintanya pada Ziah. Dia hanya takut tidak bisa melawan orang tuanya.

 Itu adalah percakapan mereka yang terakhir, karena semenjak dari sana keduanya di sibukan dengan tugas, Ziah yang banyak tugas kelompok dan akan menghadapi ujian kenaikan kelas sementara Andreas dia di sibukan dengan jadwal pertemuan dengan keluarga calon istrinya.

 Mereka berdua hanya berkomunikasi lewat pesan jarang sekali melakukan video call, kadang Ziah yang punya waktu Andreas yang masih sibuk begitupun sebaliknya.

 Ujian kenaikan sudah selesai seminggu yang lalu, hari ini pembagian raport dan Minggu depan murid-murid sudah libur sekolah selama dua Minggu. Rasanya semua beban terangkat ketika mendengar kata libur, Ziah bangga meski tidak masuk ranking 3 besar tapi dia dan Mariam masuk ke 5 besar.

 Ziah pulang ke rumah, Dia diam pinggir jalan sambil menunggu angkutan umum datang, Mariam sudah pulang lebih dulu. Ziah merasa hubungan nya dengan Andreas sedikit merenggang, Ziah kangen masa-masa saat dirinya bersama Andreas.

  Tidak lama kemudian angkutan umum datang Ziah segera naik, dia ingin cepat sampai rumah ingin segera merebahkan tubuh nya. 15menitan Ziah sampai rumah entah mengapa tubuhnya seakan lemas tidak bertenaga, dia kepikiran Andreas tapi untuk meminta datang ke rumah pun tidak berani takut mengganggu aktivitas laki-laki itu.

  Ziah duduk di teras depan rumah nya sambil melepaskan sepatu, lalu beranjak sambil menjinjing sepatunya untuk di simpan di rak yg berada di dapur. Saat di dapur Dia melihat ibunya sedang membuat kue kering mungkin ada pesenan.

"Udah pulang?" tanya Bu Aminah saat melihat Ziah masuk ke dapur.

"udah Bu, ibu ada pesenan?" tanyanya sambil mengambil salah satu kue yang sudah matang dan memakannya.

"iya buat besok sore, Bu RT mau kirim buat saudaranya. Oh iya tadi ada paket buat kamu ibu taro di kamar belum sempat di buka." beritahu Bu Aminah. Ziah sempat heran karena dirinya tidak memesan barang apapun. Ziah beranjak menuju kamarnya karena penasaran.

 Dibukanya pintu kamar, terlihat di atas kasur ada amplop coklat tipis, di sana tertera nama Ziah dan lengkap dengan alamatnya. Daripada penasaran dia pun membuka isinya dan ternyata itu adalah undangan pernikahan karena di baliknya ada peta lokasi.

 Ziah belum membalikan Undangan itu, malah menaruhnya lebih dulu dan bergegas ganti baju.

 Setelah berganti baju Ziah mengambil undangan tadi yang di simpan di meja belajarnya.

 Saat di balik Dia terkejut Airmata nya langsung keluar tanpa seizin nya, tubuhnya langsung luruh ke lantai.

1
ndah_rmdhani0510
Gak espek banget Pak Andreas manggil Dek ke Ziah... Malah jadi ikutan senyum sendiri 😅
Aiko
Jleb banget emosinya!
Rukawasfound
Siapa bilang baca novel cuma buang-buang waktu? Ini me-time ku yang selalu bikin happy.
Sriiwidiana: terimakasih sudah memberikan komentar. jangan bosan ikuti kelanjutan ceritanya 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!