NovelToon NovelToon
SNIPER CANTIK MILIK TUAN MAFIA

SNIPER CANTIK MILIK TUAN MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Mafia / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rizky Handayani Sr.

Olivia Xera Hilson, gadis cantik dan berwibawa yang tumbuh dalam bayang-bayang kekuasaan, terpaksa menerima tawaran pernikahan dari Vincent Lucashe Verhaag seorang pria karismatik sekaligus pewaris tunggal keluarga bisnis paling berpengaruh di Amerika.
Namun di balik cincin dan janji suci itu, tersembunyi dua rahasia kelam yang sama-sama mereka lindungi.
Olivia bukan wanita biasa ia menyimpan identitas berbahaya yang dia simpan sendiri, sementara Vincent pun menutupi sisi gelap nya yang sangat berpengaruh di dunia bawah.
Ketika cinta dan tipu daya mulai saling bertabrakan, keduanya harus memutuskan. apakah pernikahan ini akan menjadi awal kebahagiaan, atau perang paling mematikan yang pernah mereka hadapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizky Handayani Sr., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Dua timah panas bersarang di bahu Roger, darah segar langsung membasahi punggungnya.

“Ahhhkkk—!”

“Sayang! Sayang!” jerit Anya panik.

Dengan sisa kekuatan, Roger mendorong istrinya masuk ke helikopter dan menutup pintunya dari luar. Balon udara panas itu pun segera terbang membawa mereka, ditemani anak buah Vincent.

“Sayang, kamu nggak apa-apa?” Anya menangis sambil menekan luka suaminya.

“Tenanglah… aku baik-baik saja,” jawab Roger menahan sakit.

“Tuan, kami akan keluarkan pelurunya setelah mendarat,” ucap salah satu anak buah Vincent.

Roger hanya mengangguk.

Sementara di bawah, para musuh yang mengejar mereka tampak kesal.

“Bos, mereka berhasil terbang,” laporan salah satu pria.

“Biarkan saja. Kumpulkan semua orang, kita tinggalkan kapal ini.”

Senyuman bos itu tampak… mencurigakan.

“Aneh, kenapa bos membiarkan mereka pergi begitu saja?”

---

Sementara itu, tiga agent yang tersisa telah melumpuhkan sepuluh orang musuh. Sisanya kabur. Mereka bergegas keluar dari kapal pesiar.

“Capten, bagaimana ini?”

“Biarkan. Nanti ada yang mengurus.”

Namun sebelum turun, Capten Joseph menoleh ke langit… melihat helikopter tadi berubah menjadi bola api.

DUAARRR!

Mata Joseph melebar, rahangnya mengeras.

“Sial! Mereka sabotase helikopternya! Cari semua bajingan itu! Pastikan tidak ada yang lolos!” teriaknya marah.

---

Sepuluh menit kemudian, anak buah Vincent tiba di depan kamarnya membawa banyak perlengkapan bayi.

“Tuan, ini semua yang Anda minta.”

Vincent mengangguk datar.

“Maaf tuan… helikopter kita sepertinya disabotase. Barusan… meledak.”

Wajah anak buahnya ketakutan.

Rahangan Vincent mengeras.

“Sialan. Bagaimana bisa kalian lalai? Dasar tidak becus.”

Mereka menunduk gemetar.

“Bereskan semuanya. Aku tidak mau para berandal itu hidup. Tunggu aku di ruang bawah… tiga puluh menit lagi.”

Vincent ingin menghabisi mereka di tempat, tapi ada bayi dan Olivia di dalam kamar.

Ia membawa perlengkapan bayi masuk.

“Ada apa?” tanya Olivia, melihat Vincent terlihat kesal.

“Helikopternya meledak.”

“Apa!? Jadi maksudmu… mereka semua—”

“Belum pasti. Tapi kemungkinan selamat… sepuluh persen.”

Olivia terdiam, matanya berkaca-kaca. Ia menoleh ke bayi mungil itu yang baru berhenti menangis.

“Malang sekali nasib kamu, Nak… sama seperti aku,” gumam Olivia lirih.

Perkataan itu terdengar oleh Vincent.

Hatinya yang keras itu sedikit luluh.

Nasib mereka sama—ditinggal tragis oleh orang tua.

‘Aku akan membalaskan dendam kalian.’ batin Vincent.

Tiba-tiba bayi kecil itu menangis keras.

“Oekkk! Oekkkk!”

“Aduh gimana ini, sayang tenang…” Olivia panik.

“Ada apa?” Vincent terkejut.

“Mungkin dia haus! Tolong buatkan susu!”

“Susu? Bagaimana aku membuatnya?”

“Lihat petunjuknya! Cepat!”

Vincent buru-buru mengikuti tutorial di kemasan.

Olivia masih panik karena bayi terus menangis.

Namun begitu ia menerima botol, Olivia langsung terlonjak.

“Hey! Ini panas sekali! Kau pikir dia ini apa!?”

“Bukannya pakai air panas?”

“Iya, tapi hangat. Bukan mendidih! Aduh!”

“Lalu bagaimana?”

“Buat yang baru, hangat! Bukan panas! Kau ini…”

Vincent menghela napas panjang, membuang susu itu dan membuat yang baru.

Akhirnya bayi itu minum… lalu tertidur pulas.

Melihatnya, Vincent melunak. Usahanya tidak sia-sia.

“Huff… ternyata susah sekali urus bayi…” gerutu Olivia sebelum meletakkan bayi itu di ranjang.

“Kau benar. Apa dia akan baik-baik saja… jika kita tidak bisa mengurusnya?” Vincent duduk di pinggir ranjang.

“Kita cari babysitter. Dia harus tumbuh dengan baik.”

Vincent mengangguk.

“Apa kau akan mengganti namanya?”

“Aku tidak tega kalau dia menjadi target.”

“Aku tidak masalah dia memakai nama belakangku. Apa kau sudah punya nama?”

Olivia terdiam sejenak.

“Bagaimana… Valerie Xera Verhaag?”

Vincent tersenyum tipis.

“Nama yang indah. Cocok untuknya.”

“Istirahatlah. Aku akan urus semuanya.”

Olivia berbaring di samping bayi itu.

Vincent keluar dan menelepon Louis.

“Cari babysitter terbaik dan siapkan semua kebutuhan bayi di mansion.”

Louis terkejut. “Baby… babysitter? Kau punya bayi!?”

“Diam. Aku jelaskan nanti. Lakukan tugasmu.”

Ia memutus telepon.

Lalu ia menuju ruang bawah tanah.

Ruangan itu gelap, bau darah. Ada belasan orang terikat—sebagian sudah tidak bernyawa.

“Bangunkan dia,” perintah Vincent dingin.

Anak buahnya menyiram bos penjahat itu.

Byur!

“Ahhkk!! Siapa kalian!? Lepaskan aku!”

“Berani sekali kalian merusak kapal dan helikopterku,” ucap Vincent datar.

“Kami tidak merusak apa pun! Lagi pula, keluarga Verhaag kan kaya! Itu bukan apa-ap—”

Vincent menginjak kaki pria itu.

KREKK!

“AHHKKK!! Ampun!”

“Aku Vincent Lucashe Verhaag. Dan kalian merusaknya saat aku ada di sini. Kau pikir itu sopan?”

Wajah pria itu pucat.

“Maafkan saya tuan! Saya hanya menjalankan perintah!”

“Jika begitu… sampaikan pada Stave untuk membayar semua kerugianku.”

“Ba-baik! Ampun!”

Vincent tersenyum tipis, namun gelap.

“Kau pikir semudah itu? Kalian mengincar seseorang… tapi melibatkan aku. Bukankah itu sangat tidak sopan?”

Ia mengeluarkan revolver.

DORR! – kaki

DORR! – dada

“AHKKKK!”

Vincent berbalik.

“Habisi semuanya. Ambil organnya. Jual ke pasar Cina.”

“Baik tuan.”

1
Murni Dewita
gantung thor
Murni Dewita
double up thor
Rizky Handayani Sr.: ok kak, padahal uda double² up ni 🫠
total 1 replies
Murni Dewita
jodoh mu
Murni Dewita
👣👣👣
partini
wah kakek pintar juga yah
partini
menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!