NovelToon NovelToon
Assassin Cantik Incaran CEO Dingin

Assassin Cantik Incaran CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Romansa / Menyembunyikan Identitas / Agen Wanita / Enemy to Lovers
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yita Alian

Zona Khusus Dewasa

Adriel (28), sosok CEO yang dikenal dingin dan kejam. Dia tidak bisa melupakan mendiang istrinya bernama Drasha yang meninggal 10 tahun silam.

Ruby Rose (25), seorang wanita cantik yang bekerja sebagai jurnalis di media swasta ternama untuk menutupi identitas aslinya sebagai assassin.

Keduanya tidak sengaja bertemu saat Adriel ingin merayakan ulang tahun Drasha di sebuah sky lounge hotel.

Adriel terkejut melihat sosok Ruby Rose sangat mirip dengan Drasha. Wajah, aura bahkan iris honey amber khas mendiang istrinya ada pada wanita itu.

Ruby Rose tak kalah terkejut karena dia pertama kali merasakan debaran asing di dadanya saat berada di dekat Adriel.

Bagaimana kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yita Alian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 ACICD - Berciuman?

Koridor servis dipenuhi suara teriakan dari lantai bawah. Bunyi walkie-talkie mulai menyala.

Dengan gesit, Ruby mengeluarkan hapenya. Dia sudah meretas sistem klub. Seperti biasa, wanita itu menekan sebuah tombol di layar.

Seketika, semua listrik klub padam.

Gelap total. Musik terputus. Lampu mati serempak. Jeritan menggema di seluruh ruangan. Langkah kaki para tamu terdengar semakin panik.

Sementara itu, Ruby tidak buang-buang waktu. Dia bergerak dalam gelap seperti dia diciptakan untuk itu. Dengan mudah dia memasuki sebuah toilet.

Segera, Ruby membasuh wajahnya dengan air agar seluruh makeup dan silikon penyamarannya hilang.

Selanjutnya, dia melepaskan wig hitamnya.

Begitu lampu menyala kembali, Ruby merapikan rambut panjang lembutnya yang berwarna cokelat terang.

Lantas dia membuka tas mengeluarkan segala isinya, membongkar kembali senjata rakitannya agar bagian-bagian itu dipereteli kembali dan disembunyikan ke alat makeup.

Tidak butuh waktu lama, Ruby menyelesaikannya. Dia juga menyembunyikan wig dalam dressnya. Tidak peduli kalau ujung rambut palsu itu pasti menggelikan di punggungnya.

Wanita itu kemudian membalikkan bagian luar tasnya. Yang tadinya warna hitam jadi putih mutiara.

Selanjutnya, Ruby melepaskan lensa kontak dan dia memoleskan lipstik merah di bibirnya.

Terakhir, wanita cantik itu menarik salah satu bagian gaun pendeknya ke bawah. Sehingga dress yang tadinya berwarna hitam jadi merah marun dan sedikit lebih panjang.

Dia memandang dirinya di pantulan cermin. Memindai setiap inci wajahnya.

"Dengan penampilan baru seperti ini, harusnya saya sudah aman."

Sebuah suara dari earbud di telinganya terdengar. "Tetap waspada, Silent Belle."

"Tentu."

Setelah selesai, Ruby keluar dari toilet dengan langkah buru-buru. Wajahnya sengaja dibuat penuh kekhawatiran di situasi berbahaya ini. Alis terangkat sedikit, bibirnya terpisah tipis.

Meski penampilannya sudah berubah total, Ruby harus tetap menghindari semua staf keamanan ataupun bodyguard Dante.

Dia sesekali bersender di balik dinding untuk menahan langkah. Pendengarannya menangkap percakapan beberapa staf.

"Pelakunya seorang wanita."

"Dress hitam dan rambut hitam lurus."

"Tutup semua akses keluar!"

"Periksa tamu satu persatu tanpa terkecuali!"

"Roger that!"

Wanita itu kemudian lanjut melangkahkan high heels cepat menyusuri koridor.

Begitu sampai di pertigaan sempit, Ruby berbelok dan –

BRAK!

Tubuh wanita itu menabrak dada seseorang. Aroma mahal maskulin memenuhi indra penciumannya. Begitu  kepalanya mendongak, dia menemukan seorang pria tinggi dengan rahang tegas, mata tajam dan jas hitam yang sempurna.

Ruby tertegun sepersekian detik.

Adriel?

CEO itu berdiri tegap, namun wajahnya berubah sedikit terkejut melihat seorang wanita yang menabraknya.

"Ruby Rose?"

"O-oh? P-Pak Adriel…"

Kedua pandangan mereka bertaut dan terpaku. Hening melingkupi.

"Setelah bekerja… saya langsung kembali ke tempat tinggal saya… untuk istirahat, atau mempersiapkan bahan wawancara dan standby kalau ada liputan tiba-tiba," sahut Adriel pelan penuh intimidasi dengan nada deepnya. Itu adalah jawaban Ruby sore tadi, ketika Adriel menanyakan kegiatannya setelah bekerja.

"What a surprise to find a well dedicated journalist in a place like this, Ruby Rose," sambung Adriel, menyindir.

"Well, saya juga manusia yang butuh sedikit hiburan, Pak Adriel," ujar Ruby, kedua alisnya menukik sebentar lalu menyunggingkan senyum.

"Dan jawaban saya ke Anda itu adalah… rutinitas saya. Mostly. Not everyday," tegas Ruby.

"Oh ya?" Adriel maju selangkah merapatkan jarak di antara mereka dengan kepala menunduk, tatapannya turun ke wajah Ruby. "Tapi, kenapa saya merasa kamu sengaja ke sini karena tahu kalau saya akan datang."

"Seberapa jauh kamu mencari tahu soal kehidupan saya dan Drasha, Ruby Rose?" nada Adriel pelan.

Ruby mengerutkan kening. Pria ini benar-benar narsis. Kenapa Ruby masih saja dikira sengaja ingin mendekati Adriel?

Sebelum Ruby sempat bicara, langkah cepat dan suara sepatu boots terdengar di ujung koridor. Staf keamanan dan bodyguard Dante belum berhenti bergerak menyisir area.

Duh. Kalau melihat Ruby kemungkinan besar mereka akan menginterogasinya. Maka untuk menghindari hal tersebut, Ruby meraih kerah jas Adriel dengan satu tangan, sementara tangan satunya menahan rahang pria itu agar menunduk ke arah dirinya.

Bola mata hitam Adriel berkilat heran. Jantungnya berdebar tak karuan begitu Ruby menjinjit dan mendekatkan wajah cantiknya sampai napas mereka bercampur.

Bibir mereka hampir bersentuhan dengan ibu jari Ruby yang berada di antara bibir mereka, menjadi penghalang tipis yang tampak seperti mereka sedang…

Berciuman.

Tatapan mereka terkunci dari jarak beberapa inci.

Adriel mematung sejenak. Entah karena cepat tanggap atau penasaran, dia menurunkan bahu dan memiringkan wajah, mengikuti skenario Ruby dengan tenang dan terkesan alami. Tangan pria itu terangkat, menarik pinggang wanita itu sehingga merapat ke tubuhnya.

Dia benci Ruby Rose karena memiliki semua apa yang dimiliki mendiang istrinya. Adriel hanya mau Drasha. Tapi… kenapa jika berdekatan dengan wanita ini, pertahanannya jadi goyah?

Kenapa Ruby Rose mampu mengusainya.

Ruby merasakan hal yang mirip. Dia kesal dengan Adriel yang terus berpikir kalau Ruby ini mau menggodanya. Namun, kenapa jika berdekatan dengan Adriel dadanya semakin bergejolak tak karuan?

Pikiran liar yang selama ini tak terlintas di kepala Ruby malah menguasainya. Dia membayangkan dirinya menurunkan ibu jari lalu melumat bibir si CEO dingin, narsis dan nyebelin ini.

Ah. Tidak. Jangan.

Selanjutnya, tiga staf klub dan dua bodyguard Dante muncul di pertigaan, melihat ke arah mereka. Salah satu mendecak lirih.

"Serius? Situasi begini masih ada aja yang… ah sudahlah," gumamnya.

"Biarkan saja. Mereka juga bukan target," jawab yang lain sambil melambaikan tangan, lalu mereka berlalu.

"Kalian jangan lama-lama, segera berkumpul dengan tamu lain," kata salah satunya lagi lalu berlalu.

Begitu suara langkah memudar, Ruby langsung menarik diri. Ibu jarinya turun dari bibir Adriel dan mengambil jarak cepat, bahkan tanpa memberi ruang Adriel untuk berdiri tegak duluan.

Jelas ada kecanggungan yang menggantung di udara sekitar mereka.

Ruby menatap Adriel singkat. Lalu dia berlalu begitu saja, meninggalkan Adriel di koridor dengan aroma parfum samar yang aroma manisnya melekat di penciuman dan cukup mengguncang kontrol pria sedingin Adriel.

Dari arah lain, Hougan muncul. Lelaki muda itu berlari menghampiri atasannya.

"Pak Adriel… polisi sudah berdatangan. Sebaiknya kita pergi dari sini. Jika ada yang melihat Anda dan Detektif Handri berada di tempat yang sama pasti akan menimbulkan kecurigaan."

Adriel diam sejenak. Pikirannya masih berputar pada momen singkat dan dekat bersama Ruby Rose.

"Tuan Muda…" akhirnya Hougan merengek dengan memanggil sebutan pertamanya pada Adriel.

Sang CEO menarik napas ringan lalu melirik tajam pada Hougan. "Oke."

Sementara itu, Ruby memelankan langkah begitu tiba di ruangan tengah yang dipenuhi para tamu klub. Sebagian dari mereka dibiarkan keluar.

Sambil berjalan melewati garis polisi, Ruby melirik singkat. Ada sejumlah wanita dengan rambut panjang hitam serta dress hitam yang sudah diamankan oleh polisi.

Lalu, dua orang petugas menahan Ruby sejenak dan memeriksanya sebentar. Clear. Tidak ada yang mencurigakan.

"Silakan keluar lewat sini, Nona."

"Terima kasih," kata Ruby, mengenakan kacamata gradasi. Dia akhirnya keluar dari pintu utama klub, menyatu dengan kerumunan di luar yang dipenuhi mobil polisi, wartawan dan lampu berkedip biru-merah. Langkahnya lurus dengan postur rileks dan ketukan high heels yang memanjakan telinga.

Dan begitu Ruby melewati garis polisi terakhir, dia merapikan posisi kacamatanya dan mengangkat hapenya ke telinga. "Mission completed."

"Very well done, Silent Belle," ujar seseorang di seberang sana.

1
shabiru Al
apa alasan arnetta menculik drasha dan mencuci otaknya,, selain karna drasha berbakat jadi assasin pasti aada alasan lain nya..
mrsinch
/Coffee/ buat othor smangatttt💪
mrsinch
nyadar trnyta/Sweat/
Maya Lara Faderik
entah lah seperti apa kisah ini diceritakan ikuti alurnya
Nadiraa Star
ya yg elu bntak emg istri ellu adriel/NosePick/
Unaa
goyahhh nihh tp ngakunya kaga/NosePick/
Unaa
lanjutttt thorrrrr
Yita Alian: stay tuned🥰
total 1 replies
Merry Rianti
lanjut kk semangat terus yaaa
Merry Rianti
🤣😍 wajar sih lah wong Ruby istrimu
Merry Rianti
tumbang ditangan ruby😱😱😱
Merry Rianti
kalo hougan tau bahwa yang nembak istrinya gimana ya reaksinya
Merry Rianti
biar ga mencurigakan ide bagus
Merry Rianti
kebetulan banget ini kok bisa pas banget ya
Merry Rianti
makanya jangan jadi pengkhianat Lu. coba balik posisi. lu punya perusahaan gede. terus karyawan lu mengkhianati lu. lu bakal gimana dah? maaf doang kaya gitu. terus lu bakan Nerima maaf karyawan lu?😱
sindi
oh jadi ini alasan kenapa dipanggil daddy
sindi
kepo sama diri sendiri
sindi
jelas dilindungi 🙂
sindi
bercermin coba. itu drasha kalo lu bercermin 🤣
sindi
hahahah permainan wanita licik ya driel
sindi
yaampun kirain nayrel anaknya adriel. ternyata bukan 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!