Lahir dari keluarga kaya, Davina menyamar menjadi seorang gadis biasa, Dia merasa lelah karena sering di manfaatkan. Dalam kesederhanaan nya, Davina menjalin hubungan dengan Gio. Seorang pria yang Davina tahu adalah pria yang lahir dari keluarga sederhana.
Davina kira, Menjalin hubungan dengan orang sederhana itu akan selalu setia. Ternyata, Tidak semua orang sama.
Bukan karena di selingkuhi namun sejak hadirnya sahabat Gio yang bernama Caca, Pria yang menjadi kekasihnya itu berubah. Di setiap waktu atau kondisi apapun selalu sahabatnya lah yang di utamakan.
Davina muak! Hingga akhirnya Davina menunjukkan bahwa sebenarnya dia bukanlah gadis biasa. Membuang pria sederhana itu lalu menjalin hubungan baru dengan pria yang setara dengannya. Bagaimana reaksi Gio setelah tahu bahwa Davina ternyata adalah gadis kaya?
••••••
"Jika Daddy bisa mendapatkan wanita sederhana yang setia. Maka aku, Aku akan mencari pria yang setara dan setia." Davina Anggraini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sugar Daddy?
Usai melakukan meeting bersama, Daddy Nalendra meminta Sam dan Asistennya untuk makan siang bersama.
Tentu saja Sam yang punya sifat tidak enakan itu tak menolak. Pria berusia tiga puluh tahun itu duduk bersama dengan keluarga Daddy Nalendra yang lain seperti Mommy Ayra dan Davina.
"Aku harus memanggilmu dengan sebutan apa? Kakak atau Om?" Sam tersenyum menatap gadis cantik yang duduk di hadapannya.
"Panggil Kakak saja.." Jawab Sam..
"Kenapa bukan Om?
"Apa aku setua itu hingga kau lebih memilih untuk memanggilku dengan sebutan Om?" Davina menggelengkan kepalanya seraya mengangkat bahu.
"Ya gak juga sih.. Tapi gapapa kan? Namanya juga om ganteng.." Ucap Davina genit. Gadis itu mengedipkan sebelah matanya ke arah Sam yang menahan tawa.
"Davina.. Yang sopan lah.. Jangan gitu.." Tegur Mommy Ayra merasa tidak enak dengan rekan kerja suaminya itu.
"Tidak apa-apa Tan.. " Sahut Sam santai. Pria itu tersenyum tipis, Yang dia tahu Davina memang punya sikap seperti itu. Terserah lah, Namanya juga masih anak-anak.
"Om Sam suka makanannya?" Davina kembali bertanya..
"Apa? Dia benar-benar memanggilku Om? " Batin Sam, Jujur dia sebenarnya merasa keberatan saja dengan panggilan itu.
"Om, Aku tanya.. Om suka gak sama makanannya?" Pria itu tersenyum..
"Apapun itu aku suka.. aku tidak pilih-pilih makanan.." Davina mengangguk anggukan kepalanya.
"Kalau gitu daging kucing mau?
"Davina.. Udah ah, Mending kamu makan aja biar kenyang.." Mommy Ayra kembali menegur putrinya itu. Baginya putrinya ini terlalu cerewet.
"Iih.. Mommy..
"Nak, Sam.. Mohon maafkan Davina ya.. Dia memang seperti itu.."
"Iya.. Tolong maafkan Davina atas sikapnya" Lanjut Daddy Nalendra. Sam tersenyum..
"Tidak apa-apa Om Lendra.. Namanya juga masih anak kecil.. " Mata Davina melotot. Apa katanya? Dia anak kecil??
"Iih... Enak aja bilang aku anak kecil. Aku ini udah gede ya.. Bukan anak kecil lagi..." Ucap Davina mendadak kesal.
"Ya, Makanya kamu itu diem lah... Jangan ngomong terus.." Sam terkekeh, Dia merasa lucu dengan gadis ini. Sudah cantik, Lucu dan menggemaskan lagi.
Ryan yang duduk di sebelah Sam pun hanya tersenyum. Sepertinya bos nya ini akan segera move on dari mantan kekasihnya yang tak tahu diri itu.
Setelah makan siang bersama, Sam dan Ryan tidak langsung pulang. Pria itu masih sempat berbincang bincang dengan sang Tuan rumah.
"Om.. Boleh minta nomor telfonnya gak? " Davina tiba-tiba saja datang dan meminta nomor telfon milik Samudra. Pria itu tidak langsung memberikannya, Samudra melirik Daddy Nalendra seolah meminta persetujuan.
"Untuk apa sayang..." Tanya Daddy Nalendra lembut.
"Gak ada Dad.. Cuma buat koleksi aja, Siapa tahu aku butuh bantuan Om Sam ya, Kan...." Jawabnya, Tak lupa kedipan mata genit dia lakukan lagi.
Akhirnya Sam pun memberikan nomornya. Dengan senang hati Davina mencatat nomor pria itu di ponselnya. Kedua juga sempat bertukar nomor telfon. Setelah itu, Sam dan Asistennya pamit pulang.
Sepulang nya Sam dan Asistennya. Seperti biasa, Davina selalu bermanja dengan Daddy nya.
"Daddy.. Aku mau buka jati diri aku yang sebenarnya..." Daddy Nalendra menoleh, Pria paruh baya itu cukup terkejut dengan keinginan sang putri.
"Kenapa?
"Ya, Gapapa... Aku rasa ini sudah waktunya aku kasih tahu sama semua orang tentang siapa aku yang sebenarnya.." Daddy Nalendra tersenyum dan merasa senang dengan kabar ini. Namun pria itu heran juga, Kenapa tiba-tiba putrinya ingin membuka jadi diri?
Sebenarnya, Daddy Nalendra sedikit banyak sudah tahu apa alasan putri nya ini berniat ingin membuka hati diri yang sebenarnya. Tapi kenapa seceoat ini? Padahal gadis itulah yang maksa ingin identitas aslinya di sembunyikan.
"Apapun yang akan kamu lakukan, Pasti Daddy akan dukung.. Berarti setelah ini kamu tinggal sama Daddy dan Mommy lagi dong.. " Davina mengangguk. Dia akan pergi meninggalkan kost-an nya, Kembali ke rumah yang bak istana ini.
...****************...
Di Dalam kelas, Gio terdiam. Mata pemuda itu tak lepas dari bangku yang hari ini kosong.
Davina tidak masuk kuliah hari ini. Entah kenapa Gio merasa tidak tenang. Terlebih tentang kata putus gadis itu semalam membuat Gio tidak dapat tidur dengan nyenyak semalaman.
"Gio.. Kita ke kantin yuk.. Aku laper.." Seperti biasa, Gadis yang bernama Caca itu selalu bergelayut manja di lengan Gio. Dan anehnya, Gio tak pernah menolak sama sekali.
"Ya udah ayo..." Caca tersenyum senang, Dalam hati kali ini dia akan berusaha untuk bisa mendapatkan hati Gio dan membuat Gio melupakan Davina gadis tak jelas itu.
Gio dan Caca pun telah sampai di kantin. Gio melihat Vania dan Valia yang sedang makan berdua di salah satu tempat favorit nya bersama Davina.
"Gio mau makan apa? Biar aku yang pesenin.." Pemuda itu tersenyum tipis.
"Terserah kamu ajalah.. Aku nurut aja.."
"Okey..." Caca pun pergi menuju ibu kantin untuk memesan makanan. Sementara Gio, Dia mendekati si kembar untuk bertanya tentang Davina kenapa tidak masuk hari ini.
"Bukannya Lo dan Davina udah putus ya.. Ngapain lo tanya-tanya dia?" Ucap Vania ketus. Gadis itu memutar bola matanya malas.
"Tapi gue belum bilang setuju tentang kata putus itu.." Kata Gio yang sejujurnya masih berat dengan kata putus dari Davina.
"Ya mana gue tahu.. Yang kita tahu Davina mau putus sama Lo! Dia gak suka sama cowok plinplan yang gak jelas kayak lo.." Ucap Vania secara terang-terangan. Lagi pula apa yang dua katakan benar kan? Untuk apa mempertahankan pria yang tak punya pendirian seperti Gio.
"Gue bukannya..."
"Gio.." Vania dan Valia memutar bola matanya malas. Si cicak datang..
"Tuh, Cicak kesayangan lo datang.." Ucap Valia muak.
" Van kita pindah yuk.."
"Ayo.. Eneg aku disini.. " Caca menahan kesal melihat reaksi si kembar. Keduanya meninggalkan Gio dan Caca..
"Gio.. Ayo kita makan dulu.. " Gio mengangguk setuju dengan ajakan Caca.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Gio, Kamu hubungi siapa sih? Dari tadi kok sibuk banget." Seperti biasa Caca selalu ingin tahu apa yang di lalukan oleh Gio.
"Ini, Dari tadi aku hubungi Davina kok gak bisa ya?" Tangan Caca mengepal, Davina lagi. Gadis itu tak menjawab, Apa tidak bisa tidak menyebut nama Davina sekali saja.
"Ca..
"Hah? Iya??
"Kamu kenapa? Kayak gak suka aku nyebut nama Davina.." Gadis itu tersenyum..
"Gapapa.. Yaudah, Gio aku pulang dulu ya.. Aku ada keperluan soalnya.." Ucap Caca tiba-tiba pada Gio. Biasanya gadis itu selalu pulang bareng Gio.
"Iya udah.. " Caca pun berlangsung pulang bersama sang ayah yang kebetulan ada waktu luang untuk menjemputnya hari ini.
"Ayaah??
"Putri Ayah.. Mau kemana ini?
"Ayah.. Aku pengen jalan-jalan ke Mall.." Pria yang biasa di sapa Pak Bayu itu mengangguk.
"Ya sudah ayo.." Caca dan Ayahnya pun pergi ke pusat pembelanjaan. Begitu sampai, Gadis itu langsung memilih banyak barang yang dia inginkan. Hingga matanya tertuju pada seorang gadis cantik yang dia kenali juga berada di sana.
Mata Caca melihat Davina yang sedang pergi dengan seorang pria tampan. Sayangnya pria itu sudah dewasa seumuran Ayahnya.
"Itukan Davina? Ngapain dia ke toko perhiasan? Sama pria dewasa lagi..." Batin Caca. Dia tersenyum sinis kemudian mengeluarkan benda pipihnya dari dalam tas.
Beberapa foto berhasil di ambil oleh Caca. Tentu saja dia harus mengabadikannya.
"Lihat saja besok.. Dengan foto ini, Kamu akan hancur Davina.." Barang mewah yang berada di hadapannya ini sudah tak lagi menarik. Caca lebih tertarik dengan mengikuti Davina saja. Dia harus tahu kemana pun Davina pergi.
"Yah, Ayah pulang aja dulu ya.. Caca ketemu temen Caca tadi.. Caca jalan berdua aja sama dia.." Ucap Caca pada ayahnya seolah meminta izin.
"Bener?" Caca mengangguk cepat.
"Iya udah.. Ini kartunya.." Pria paruh baya itupun memberikan kartu untuk sang putri.
"Ayah pulang dulu ya.. Kamu pulangnya hati-hati..
"Iya yah..." Caca berseru yes karena rencananya berhasil.
" Akhirnya aku bisa ikuti kemana Davina pergi. Muka aja polos, Eh ternyata punya Sugar Daddy..
•
•
•
TBC
niatnya mau pmer,taunya....
mlah dia sndri yg malu....😝😝😝