NovelToon NovelToon
KIM HYUN: BUSAN UNDERGROUND STUDENT

KIM HYUN: BUSAN UNDERGROUND STUDENT

Status: sedang berlangsung
Genre:Preman / Mafia
Popularitas:382
Nilai: 5
Nama Author: ilwa nuryansyah

menceritakan tentang seorang murid pindahan yang bernama Kim hyun yang pindah ke sekolah barunya yang bernama sekolah SMA CSB (CENTRAL SPORT BUSAN), awalnya kehidupannya lancar namun tampaknya dia tidak terlalu mengetahui tentang sisi gelap sekolah ini beserta kota ini maka dari itu kim Hyun mau tak mau harus mencari tahu tentang sisi gelap sekolah ini dan kota ini agar dirinya bisa menjalani kehidupan yang normal

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilwa nuryansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 23

Pagi Hari di Apartemen...

Kim Hyun telah selesai berpakaian. Jaket olahraga CSB-nya, yang robek semalam, sudah dijahit dengan rapi olehnya. Meskipun penjahitan manualnya tidak sempurna, setidaknya robekan itu tidak lagi terlihat mencolok.

Ia mengenakan seragam olahraga lengkap: kaos putih, celana panjang olahraga, dan jaket itu. Hari masih pagi, dan ia memutuskan untuk pergi sekolah lebih awal.

Saat mengunci pintu, ia melirik pintu apartemen Han Ji-soo di seberang. Ia khawatir. Ia ingin mengetuk, meminta maaf lagi, dan memastikan Ji-soo baik-baik saja setelah pengepungan brutal semalam. Namun, ia mengurungkan niatnya.

"Biar dia tenang dulu. Aku sudah membuat kekacauan. Aku akan menyelidiki siapa dalang di balik semua ini. Siapa yang berani menyerangku dan melibatkan orang tak bersalah" ucap kim hyun.

Kim Hyun mencurigai Song Dae-ho, bendahara Kelas 2-C, karena dendamnya yang jelas terlihat. Namun, ia tidak bisa menuduh begitu saja. Jika ada wajah dari Kelas 1-C yang ia kenal—siswa yang sekelas dengannya—berada di antara para pengepung, barulah dia bisa memastikan Dae-ho adalah dalangnya, karena Dae-ho pasti mengandalkan anak buah dari Kelas 1-C.

Dengan langkah tegang, ia meninggalkan apartemen.

Flashback back malam harinya...

Malam tiba. Jin-hyuk dan Dae-ho duduk di kursi yang mereka bawa ke atap sekolah.

Ponsel Jin-hyuk berdering. Itu adalah panggilan dari ketua tim yang dikirim ke Nampodong.

Jin-hyuk: (Mendengarkan, wajahnya langsung menegang) "APA?! Kalian gagal?! Puluhan orang tidak bisa menangkap satu orang?! Kau bercanda! Dasar tidak becus! Aku akan menghukummu besok!"

KLIK.

Jin-hyuk membanting ponselnya ke bangku.

Dae-ho: "Rencana pertama gagal?"

Jin-hyuk: (Sangat kesal) "Gagal! Kim Hyun berhasil lolos dengan naik taksi. Dia lari seperti tikus. Dia tidak melawan mereka semua, dia hanya lari."

Dae-ho berdecak. "Cih. Tak disangka dia secerdik itu. Lolos dari pengepungan 50 orang tanpa bertarung. Dia memang tikus yang gesit."

Jin-hyuk menarik napas. Senyum dinginnya kembali muncul.

Jin-hyuk: "Jangan khawatir. Rencana pertama memang hanya untuk menguji kecepatan dan nalurinya. Besok, kita akan melakukan Rencana Kedua. Kita serang dia di tempat yang paling tidak terduga, di dalam sekolah, dengan umpan yang akan membuatnya datang sendiri."

Dae-ho: "Di dalam sekolah? Itu berisiko. Tapi... aku tidak bisa ikut. Pemimpin kami, Min-gyu sunbae, sudah curiga karena aku tiba-tiba membawa semua murid Kelas 2-C bersamaku tadi. Dia memperingatiku untuk tidak bertindak berlebihan."

Jin-hyuk: (Berdiri dan menendang kursi yang didudukinya dengan marah) "Santai apa katamu?! Kita sudah setengah jalan! Mau sampai kapan kita menunggu Kim Hyun bertingkah lagi?!"

Dae-ho: (Berdiri dengan nada keras) "Santai apanya?! Jika aku kelewatan, Min-gyu akan mengancam posisiku! Aku harus berhati-hati!" Dae-ho kembali tenang. "Aku tidak bisa ikut, tapi aku akan mengirimkan bantuan."

Jin-hyuk: "Maksudmu?"

Dae-ho: "Aku akan mengirimkan 10 orang terbaikku. Hanya 10. Untuk menghilangkan kecurigaan Min-gyu. Kau harus mengurus sisanya, Jin-hyuk. Pasukanmu yang bergerak. Kau sanggup?"

Jin-hyuk berpikir sejenak. 15 orang dari 2-B, 10 orang dari 2-C. Total 25 orang. Itu lebih dari cukup.

Jin-hyuk: "Tentu saja. Aku bisa mengalahkan Kim Hyun sendirian. Ini hanya untuk memastikan dia tidak punya tempat lari."

Dae-ho mengangguk, puas. Ia berbalik untuk pergi.

Dae-ho: "Suruh anak buahku memakai masker hitam. Kim Hyun baru beberapa hari di sini, tapi dia pasti ingat beberapa wajah. Jangan sampai ketahuan ini aliansi gabungan."

Para pasukan 2-C langsung mengerti. Mereka mengeluarkan masker dan memakainya. Dae-ho pun pergi.

Pagi Hari di Sekolah CSB

Kim Hyun berjalan di lorong sekolah CSB. Suasananya seperti kota kumuh yang kacau. Beberapa siswa merokok di sudut, yang lain terlibat dalam pertengkaran kecil yang cepat diselesaikan dengan tinju. Ada juga yang asyik bermain kartu, mengopi, atau sekadar berkelompok memamerkan tato.

Dia sampai di Kelas 1-B.

Krik... krik...

Kelas itu kosong. Sama sekali tidak ada orang. Biasanya setidaknya ada beberapa siswa berandal yang menghabiskan waktu di dalam. Ini sangat aneh.

Hyun melihat meja Min-ho—kosong. Min-ho tidak pernah terlambat, entah kenapa hari ini tidak ada.

Saat Hyun hendak duduk di mejanya, ia melihat ada secarik kertas putih dilipat rapi di sana.

Penasaran, Hyun mengambil surat itu. Itu adalah surat ancaman.

Isi Surat:

"Temanmu, si tikus Min-ho, sekarang ada di tangan kami. Jika kau tidak ingin dia berakhir seperti sampah, datang ke Taman Samping Sekolah sekarang juga. Jangan panggil siapa-siapa. Datang sendirian."

Di bawah surat itu, ada foto polaroid. Itu adalah foto Min-ho, duduk di kursi dengan ekspresi cemas, menunduk, dikelilingi oleh siluet siswa berandalan yang siap menghajarnya.

Wajah Kim Hyun mengeras. Urat-urat di pelipisnya menonjol. Melibatkan orang tak bersalah adalah pelanggaran aturan baginya. Amarahnya memuncak.

Hyun: "Bajingan-bajingan ini!"

Ia langsung melempar tasnya dan berlari kencang keluar kelas.

Saat Kim Hyun berlari di koridor lantai satu dengan kecepatan penuh menuju Taman Samping, dia melewati gang menuju ruang OSIS.

Di sana, Min-ho sedang berjalan santai, mengobrol dengan Jung Jae-hwan—anggota OSIS berambut putih yang pernah ia temui.

Min-ho: "...ya, begitulah, Jae-hwan sunbae. Padahal tugasku sudah selesai, tapi aku malah disuruh—"

WHUUUSSSHH!

Kim Hyun berlari melewati mereka seperti angin puyuh.

Min-ho: (Terkejut) "YAA! Hyun-ah?! Kenapa kau lari kencang sekali?!"

Jae-hwan (OSIS): (Menoleh, bingung) "Ada apa dengannya? Kenapa dia berlari seperti dikejar hantu?"

Min-ho: (Menggaruk kepala, lalu memasang ekspresi yakin) "Ah, itu... Aku tahu! Itu adalah 'mode lari cepat sakit perut' miliknya. Kalau dia lari seperti itu, dia pasti sakit perut dan buru-buru ke toilet."

Jae-hwan: (Mengangguk serius) "Sakit perut? Ah, itu memang menyiksa. Aku pernah mengalaminya saat ujian."

Min-ho: "Benar, sunbae. Biasanya dia akan berlari seperti itu jika perutnya bermasalah."

Mereka berdua melanjutkan obrolan, tidak menyadari bahwa foto Min-ho baru saja digunakan sebagai umpan untuk memancing Hyun ke dalam perangkap kematian.

Kim Hyun tiba di Taman Samping Sekolah. Tempat itu memang sepi, dipenuhi pohon rindang dan bangku-bangku batu yang jarang digunakan.

Di tengah taman, seorang pria sedang berdiri santai, mengenakan seragam olahraga 2-B, mengembuskan asap rokok. Di belakangnya, belasan siswa CSB berkumpul.

Kim Hyun berjalan mendekat, tatapannya tajam.

Jin-hyuk: (Menginjak rokok, tersenyum sinis) "Kau datang juga, Kim Hyun. Ternyata kau lebih cepat dari yang kuduga."

Hyun: (Suaranya serak karena menahan amarah) "Siapa kau? Dan kenapa kau mengirimkan surat murahan seperti itu? Di mana Min-ho sekarang? Urusanmu denganku, dasar pengecut yang melibatkan orang tak bersalah."

Pria itu menyeringai.

Jin-hyuk: "Namaku Kim Jin-hyuk, Petarung Nomor Dua Kelas 2-B. Dan aku adalah orang yang akan menghancurkanmu. Mengenai Min-ho? Jangan khawatir, dia baik-baik saja, tidak peduli apa pun yang terjadi padamu hari ini."

Saat Jin-hyuk berbicara, belasan siswa lain yang bersembunyi di balik semak-semak dan pohon bermunculan. Di belakang Jin-hyuk ada 15 anak buah 2-B. Sementara itu, dari jalur masuk taman, muncul 10 siswa yang mengenakan masker hitam dan membawa pipa besi serta kayu.

Total sekitar 25 orang mengepung Kim Hyun dari semua sisi.

Hyun melihat pipa dan kayu di tangan mereka. Ini bukan lagi perkelahian biasa.

Hyun: "Jadi ini balas dendam? Rupanya ini sudah dipersiapkan dengan baik. Aku tidak peduli dengan kalian, tapi kau harus ingat ini. Min-ho tidak bersalah! Kau mengikatnya hanya untuk memancingku? Itu menjijikkan!"

Jin-hyuk: (Tertawa keras) "Menjijikkan? Itu namanya strategi! Kau menghina kami! Kau mengalahkan Jin-seop, lalu Gyu-won. Harga diri kami jatuh karenamu. Kau pikir kau bisa lolos dari kami dengan lari seperti tikus dan naik taksi semalam?"

Hyun membeku. Taksinya? Dia tahu tentang taksi itu.

Hyun: "Kau! Jadi kau yang mengatur semuanya semalam?"

Jin-hyuk: "Tentu saja! Aku adalah otak di balik semua ini! Aku mengujimu. Dan kau gagal, Kim Hyun. Kau terlalu protektif dan emosional. Sekarang, mari kita lihat apakah street fighter yang hebat ini bisa bertahan melawan kekuatan sebenarnya dari Central Sport Busan!"

Kim Hyun menghela napas, amarahnya sudah mencapai puncaknya. Ia melihat sekeliling. Tidak ada jalan keluar. Jika ia lari, mereka pasti akan mengejar dan mungkin mencari Min-ho lagi.

Tidak ada jalan untuk mundur. Aku harus menghabisi mereka semua di sini.

Hyun merenggangkan lehernya, suara tulang bergemeretak. Matanya yang dingin kini dipenuhi api.

Hyun: (Menyiapkan kuda-kuda, mengabaikan jumlah musuh dan senjata mereka) "Baik. Mari kita lihat. Siapa yang akan menangis kali ini."

Jin-hyuk: (Berteriak keras kepada pasukannya) "SERANG DIA! HABISI KIM HYUN SEKARANG!"

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!