NovelToon NovelToon
Embun Dan Tama

Embun Dan Tama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anggi Dwi Febriana

Menikah?

Setelah mengajaknya berpacaran secara tiba-tiba, kini Tama mengajak Embun menikah.

"Pak Tama ngomong apa sih? nggak usah aneh-aneh deh Pak," ujar Embun.

"Aku serius, Embun. Ayo kita menikah!"

Sebenarnya tidak seharusnya Embun heran dengan ajakan menikah yang Tama layangkan. Terlepas dari status Dosen dan Mahasiswi yang ada diantara mereka, tapi tetap saja saat ini mereka berpacaran. Jadi, apa yang salah dengan menikah?

Apakah Embun akan menerima ajakan menikah Tama? entahlah, karena sejujurnya saat ini Embun belum siap untuk menikah.

Ditambah ada mantan kekasih Tama yang belum move on.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencuri Kecupan

Karena hari ini Embun tidak berangkat, jadi Amara pergi ke kantin bersama salah satu temannya yang lain, Shila dan Naya. Saat ini mereka sedang menikmati siomay. Karena memang belum jam makan siang, jadi Amara dan kedua temannya tidak membeli makanan berat.

Sampai akhirnya Shila membuka pembicaraan.

"Embun sakit apa Ra? kondisinya enggak parah kan?" tanya Shila kepada Amara.

Amara menggelengkan kepala.

"Tadi sih bilang sama aku katanya enggak papa. Cuma pusing sama demam," jawab Amara.

Shila dan Naya tampak mengangguk-anggukkan kepala.

"Nanti kamu mau jenguk Embun enggak? kalau iya, aku ikut dong Ra," ujar Shila lagi.

"Iya, aku juga ikut Ra," tambah Naya.

Mendengar hal itu, Amara tampak terdiam sejenak. Sebenarnya selesai kelas nanti Amara memang hendak ke rumah Embun untuk menjenguk sahabatnya itu. Tapi masalahnya disana kan ada Tama, dan abangnya itu baru akan pulang kalau Amara sudah sampai disana. Dan Amara tidak mungkin memberitahu Shila dan Naya kalau saat ini ada Tama yang sedang menjaga Embun.

Kalau sampai mereka tau, entah apa yang terjadi setelahnya. Bisa saja entah Shila ataupun Naya memberitahu yang lain soal hubungan Tama dan Embun. Ya walaupun sebenarnya Amara sendiri belum yakin kalau Tama dan Embun sudah menjalin hubungan atau belum. Tapi yang pasti, Amara tidak ingin kalau ada yang tau hubungan mereka disaat Embun ataupun Tama memang belum ingin mempublikasikannya.

"Ehm, kayanya enggak bisa sekarang deh. Hari ini aku masih ada urusan lain. Jadi kayanya besok baru aku bisa jenguk Embun. Itu pun kalau besok Embun belum berangkat lagi ya," jawab Amara pada akhirnya.

Tentu saja semua itu bohong, tapi ya mau bagaimana lagi. Amara merasa ini belum waktunya saja untuk teman-temannya tau.

"Oo gitu, ya udah deh. Kalau gitu kita ikut kamu aja," ujar Naya.

Amara mengangguk-anggukan kepala, kemudian mereka kembali fokus menikmati siomay masing-masing.

Dan tanpa Amara tau, saat ini ada seseorang yang sedang menatap kearahnya. Dimas, laki-laki yang memang beberapa minggu terakhir ini menunjukkan ketertarikannya kepada Embun itu tampak memicingkan matanya saat tidak melihat keberadaan Embun bersama Amara. Padahal biasanya antara Embun dan Amara hampir tidak pernah terpisahkan.

Tapi karena jaraknya cukup jauh dengan meja Amara dan kedua temannya, jadi Dimas tidak bisa mencuri dengar apa yang sedang mereka bicarakan.

-Tumben Amara enggak sama Embun. Apa Embun enggak masuk kuliah ya?-

Tidak mau hanya berdiam diri, Dimas langsung mengambil ponselnya untuk mengirimkan sebuah pesan untuk Embun. Lebih baik Dimas langsung bertanya kepada yang bersangkutan daripada terus bertanya-tanya seperti ini kan?

to: Embun

Embun, kamu hari ini enggak kuliah? aku lihat Amara di kantin tapi enggak ada kamu. Kamu enggak papa kan Mbun?

Namun sampai kelas ke dua Dimas dimulai, dia tetap tidak mendapatkan pesan balasan dari Embun. Dan hal ini jelas membuat Dimas merasa khawatir takut terjadi sesuatu dengan gadis itu. Tapi semoga saja apa yang Dimas khawatirkan tidak terjadi. Semoga Embun dalam kondisi baik.

Sementara itu, saat ini Tama sedang duduk di sofa ruang tengah sembari mengerjakan beberapa pekerjaan kantornya. Tidak lama setelah Embun tidur, Tama keluar untuk mengambil laptop yang ada di mobil. Daripada Tama sendiri tidak tau harus melakukan apa selagi Embun tidur, jadi lebih baik dia menggunakan waktunya untuk hal yang lebih penting, yaitu menyelesaikan pekerjaannya yang memang sudah Tama minta kepada Nirina agar sekretarisnya itu mengirimkannya.

Tidak terasa sudah lebih dari 1 jam Tama fokus dengan pekerjaan. Tatapannya tertuju pada jam tangan yang melingkar ditangan kirinya.

"Ngecek kondisi Embun dulu kali ya? semoga aja demamnya udah turun," gumam Tama seorang diri.

Tama beranjak dari sofa, lalu naik ke lantai 2 dimana kamar Embun berada.

Sebenarnya apa yang Tama lakukan ada sesuatu yang tidak sopan. Tapi, masalahnya disini hanya ada dia seorang diri di rumah ini. Dan jelas hanya Tama yang bisa mengurus Embun yang kini sedang sakit.

Lagi pula Tama tidak akan melakukan sesuatu yang tidak-tidak kepada Embun. Sebagai laki-laki, Tama tau batasan mana yang tidak dan boleh dia lakukan. Terlebih saat ini status dirinya dan Embun belum official menjadi pasangan, jadi tidak mungkin Tama berani berbuat lancang.

Dengan perlahan Tama membuka pintu kamar Embun yang sebelum memang tidak tertutup rapat. Dengan kondisi kamar yang cukup temaram, Tama bisa melihat Embun tampak tertidur nyenyak dengan posisi memeluk guling.

Dan dengan langkah kaki tanpa suara, Tama berjalan mendekat kearah ranjang dimana Embun tidur. Dan akhirnya Tama bisa melihat dengan jelas kalau ternyata Embun kembali tidur hanya menggunakan tanktop seperti tadi. Cardigan yang sebelumnya dia pakai tampak tergeletak disisi ranjang yang kosong.

Melihat itu, Tama tampak menelan ludah kasar. Padahal dia cukup sering melihat pemandangan Amara, bahkan perempuan lain menggunakan tanktop, tapi Tama tidak pernah merasa setertarik ini.

\-*Ingat Tama, Embun belum sah jadi pasangan lo. Dan enggak seharusnya lo kaya gini*.-

Tama mengingatkan dirinya sendiri dalam hati.

Tidak ingin terus berpikir yang tidak-tidak, Tama memutuskan untuk langsung melakukan sesuatu yang memang menjadi tujuannya naik ke kamar Embun. Yaitu mengecek kondisi Embun apakah masih demam atau sudah tidak lagi.

Dengan hati-hati Tama mengulurkan punggung tangannya untuk mengecek kondisi Embun. Dan--- Tama rasa demamnya sudah agak turun. Suhu tubuh Embun sudah tidak sepanas hati.

"Syukurlah demam kamu udah turun, Mbun," gumam Tama.

Mengetahui hal ini jelas saja Tama merasa sangat lega.

Baru saja Tama menarik tangannya, tiba-tiba saja mata Embun terbuka.

"Ehh, kamu bangun Mbun? maaf ya, tadi aku cuma mau cek demam kamu aja," ujar Tama.

Embun hanya diam, namun kepalanya menganggukkan kepala. Dan setelah itu, matanya kembali terpejam. Melihat hal itu, Tama tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum. Kenapa Embun terlihat begitu menggemaskan coba?

Seharusnya setelah Tama mengecek kondisi Embun, dia langsung turun ke bawah untuk lanjut menyelesaikan pekerjaannya dan membiarkan Embun untuk kembali beristirahat. Tapi yang terjadi Tama justru tetap berada disana menatap Embun yang saat ini sudah kembali tertidur.

\-*Cantik banget* -

Tama tidak tau kenapa baru sekarang dia sadar kalau Embun memang secantik ini. Cantik dan imut, itu adalah 2 kata yang bisa mendeskripsikan seorang Embun.

Sampai 10 menit berlalu, Tama tetap tidak beranjak dari posisinya. Dan saat ini pun dia masih menatap Embun seolah tidak ada bosannya.

Sampai tiba-tiba tatapan Tama tertuju pada bibir Embun yang sedikit terbuka. Mendadak ada sebuah dorongan yang Tama rasakan untuk---

\-*Enggak Tama, lo jangan gila*.-

Lagi-lagi Tama mengingatkan dirinya untuk tidak lepas kendali.

Seharusnya kalau sudah seperti ini, Tama langsung keluar saja dari kamar Embun kan? tapi Tama tidak melakukan itu. Dia tetap dalam posisinya menatap Embun. Dan jelas, dorongan yang Tama rasakan bukannya hilang malah justru semakin bertambah.

Sampai akhirnya tiba-tiba saja Tama mendekatkan wajahnya kearah wajah Embun. Dan dengan perlahan, Tama menempelkan bibirnya diatas bibir Embun. Ya, Tama kehilangan kendalinya untuk menahan keinginannya mencium bibir Embun. Saat melihat bibir Embun, Tama benar-benar tergoda hingga dia tidak bisa berpikir jernih lagi.

Dan ya, Tama melakukan apa yang menjadi keinginannya.

Lembut, itulah yang Tama rasakan saat mengecup bibir Embun. Tidak lama memang, hanya sekitar 2 detik saja karena dia tidak ingin membuat Embun terbangun dari tidurnya.

\-*Terima kasih, dan maaf karena aku sudah dengan kurang ajarnya mencium kamu tanpa persetujuan dari kamu, Mbun*.-

Dan setelah melakukan, barulah Tama beranjak pergi keluar dari kamar Embun. Pastinya ada perasaan bersalah yang Tama rasakan setelah apa yang dia lakukan kepada Embun. Tapi terlepas dari perasaan bersalahnya itu, Tama merasa sangat bahagia.

Brengs\*ek? Tama akui iya. Tapi bolehkah sekali ini saja dia merasa bahagia dengan sikap brengs\*eknya ini? tentu saja boleh, siapa yang bisa melarang coba?

Tingg

Tama yang sudah kembali duduk di sofa ruang tengah di rumah Embun pun langsung meraih ponselnya saat mendengar denting pesan berbunyi. Terlihat nama Amara sebagai pengirim pesan tersebut.

from: Amara

Abang, gimana kondisi Embun?

Tama membaca pesan itu tampak tersenyum tipis. Amara memang seperhatian ini kepada Embun.

to: Amara

Sudah mendingan dek, demamnya udah turun. Kamu tenang aja, sekarang Embun lagi tidur kok. Tadi udah makan bubur sama minum obat.

Disana, Amara merasa sangat lega membaca pesan dari Tama.

from: Amara

Oke Bang, makasih ya udah mau jagain Embun. Ini kelas aku tinggal 1 kok, dan sebelum jam 12 paling udah pulang.

to: Amara

Iya dek sama-sama. Santai aja, kamu enggak perlu buru-buru kok. Hari ini Abang enggak jadi ke kantor, kalau buat jagain Embun, Abang bisa.

Membaca pesan dari Abangnya, Amara hanya memberikan balasan berupa emoticon tangan membentuk love. Hal ini karena dosen sudah masuk dan pelajaran akan segera dilangsungkan. Jadi Amara harus menyimpan ponselnya agar bisa fokus dengan pelajaran.

Semenjak itu, Tama kembali melanjutkan pekerjaan. Masih ada beberapa pekerjaan yang harus Tama selesaikan.

Btw, setelah Amara datang pun Tama memang memutuskan untuk tidak kembali ke kantor. Karena di kantor pun Tama tidak memiliki banyak pekerjaan, dan kebetulan pekerjaannya masih bisa dia selesaikan tanpa harus kesana.

Seharusnya Tama kembali fokus dengan pekerjaan. Tapi yang terjadi--- Tama justru teringat akan kejadian beberapa waktu yang lalu di kamar Embun.

"Wahhh, kayanya gue udah gila deh. Bisa-bisanya gue cium Embun tanpa minta izin dulu. Gimana kalau Embun tau coba? Embun pasti bakalan marah banget sama gue," gumam Tama seorang diri.

"Tapi ya udahlah ya, mau gimana lagi. Udah kejadian juga. Lagian kenapa bibir Embun jadi kelihatan menarik banget ya?"

Dan seperti yang sudah Tama katakan tadi, dia sama sekali tidak merasa menyesal atas apa yang dia lakukan kepada Embun. Toh yang penting dia tidak mengatakannya kepada Embun kan? jadi semuanya akan aman seperti biasa.

Brengs*ek? ya, Tama mengakuinya.

1
Yorairawan Yorairawan
bagus ceritanya..semangat othor..💪
Sugiharti Rusli
apa jawaban si Embun penolakan, kalo Tama ga bisa meyakinkannya sih seperti nya iya menolak🤭🤭🤭
Sugiharti Rusli
memang yah terkadang yang bikin sebuah pertengkaran antar pasangan atau siapa pun itu adalah diksi dan intonasi yah, kadang bikin salah paham
Sugiharti Rusli
tancap gas bang dengan ide menafkahi si Embun,,,
Hearty💕💕
Menikah adalah keputusan yang tepat
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Tama bisa aja jurus2 ke sana ngajak nikah 😂😂😂
Lina Mumtahanah
terima aja embun, jadi kamu ada yang jagain
Lina Mumtahanah
cepat ambil tindakan bang tama, jangan ditunda lagi
bimawati
ayo bunnn gaskenlah biar ngk kesepian.
Opi Sofiyanti
kyk di ksh jln aja buat belok k stu... 😁😁
Sugiharti Rusli
semoga juga si Embun ga merasa terganggu yah kamu tungguin tuh sampai selesai kerjanya🙃🙃😉
Sugiharti Rusli
memang sebaiknya didiskusikan sama kedua ortu kamu sih Tam, mana tahu mereka bisa kasih win" solution bagi hubungan kamu dan Embun
Sugiharti Rusli
namanya juga baru jadian dan fall in Love yah Tam, jadi semua sah" aja😅😅😅
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Tama bucin mentok sama Embun😍
bimawati
perbucinan dimulai🤣
Lina Mumtahanah
mulai posesif bang tama
Hearty💕💕
Kak, hanya mau kasih masukkan aja deh. Kayaknya nggak semua harus dijelaskan "kenapa sering" kenapa harus pakai singlet dst dst.
Sugiharti Rusli
sabar dulu bos, jangan buru" dan grasak-grusuk ambil keputusan, nanti malah buat si Embun ga nyaman
Sugiharti Rusli
sebaiknya jangan buru" Embun resign sih Tam, dia pasti akan menolak kalo kalian belum ada ikatan apa"
Sugiharti Rusli
memang yah terkadang ada orang" yang dianugerahi kalo masak apa saja yang simpel pun enak😆😆😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!