NovelToon NovelToon
RETAK

RETAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Suami Tak Berguna / PSK / Pelakor jahat / Tukar Pasangan
Popularitas:726
Nilai: 5
Nama Author: Thukul/maryoto

Sinopsis:

Putri dan Yogantara, pasangan muda yang sukses dan bahagia. Mereka bekerja keras untuk memajukan bisnis mereka, Putri dengan supermarket pribadinya dan Yogantara sebagai fotografer profesional. Namun, di balik kesuksesan mereka, terdapat kekuatan yang dapat menghancurkan kebahagiaan mereka.

Brian, karyawan Putri yang terlihat baik dan setia, ternyata menyembunyikan niat jahat. Ia bermain api dengan Putri secara diam-diam, memanfaatkan kepercayaan Putri. Sementara itu, Putri mulai merasa tidak puas dengan Yogantara dan mencoba menuduhnya dengan membabi buta.

Keretakan dalam rumah tangga mereka mulai terjadi. Yogantara yang merasa tidak bersalah, menjadi bingung dan sakit hati. Ia berusaha untuk memahami apa yang terjadi, namun Putri semakin menjauhkan diri.

Apakah cinta mereka dapat bertahan dari ujian ini? Ataukah keretakan dalam rumah tangga mereka akan menjadi awal dari akhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thukul/maryoto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kunjungan Bu Marni

Di siang itu Suasana Bukit tempat mbah bong tinggali sangat panas sekali, tempat yang biasanya sejuk dan dingin,saat itu terasa panas bagaikan neraka jahanam. Burung prenjak pun berkicauan di ranting2 pepohonan, tetapi di sisi lain Burung gagak pun Bermunculkan dengan kas suaranya.

Mbah Bong yang Lagi nyenyak tidur siang pun terbangun.

"Suasana panas menyengat, tak tahan aku di dalam gubuk, aku keluar dulu "

Lalu mbah bong pun kekuar dan berteduh di bawah pohon Mahoni yang lebat,tetapi belum juga terasa sejuk.

mendengar ocehan burung, mbah bong pun memanggil Supri.

"Supri, Kesini kamu!." Perintah mbah bong.

lalu Supri pun mendekati mbah bong dengan jalan yang masih tertatih2. "ada apa mbah.?"

"kita harus hati2, suara prenjak pertanda kita akan dapat tamu, tetapi di iringi Suara gagak, berarti kita juga akan kedatangan mungsuh. kita perlu waspada pri." Kata mbah bong.

"Kalau Bokeh tau, Bahaya apa gerangan mbah?" Tanya Supri penasaran.

Mbah Bong memandang Supri dengan mata yang bijak dan berpengalaman.

"Kita harus hati-hati, Supri. Suara prenjak pertanda kita akan dapat tamu, tetapi diiringi suara gagak, berarti kita juga akan kedatangan musuh. Kita perlu waspada, pri." Mbah bong memberi penjelasan yang kedua kalinya

Mbah Bong kemudian memandang sekeliling, memperhatikan suasana alam yang tidak biasa.

"Suasana panas ini tidak biasa, Supri. Sepertinya ada sesuatu yang akan terjadi. Kita harus siap menghadapi apa pun yang akan datang."

Supri mengangguk, memahami peringatan Mbah Bong. Ia juga merasa bahwa ada sesuatu yang tidak biasa di udara, sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman.

Supri pun hanya mengangguk taat, tidak berani membantah atau bertanya lebih lanjut. Ia telah terbiasa dengan cara Mbah Bong yang bijak dan berpengalaman, dan ia percaya bahwa Mbah Bong pasti memiliki alasan yang kuat untuk merasa khawatir.

Dengan mengangguk taat, Supri menunjukkan bahwa ia siap untuk mengikuti instruksi Mbah Bong dan melakukan apa yang diperlukan untuk menghadapi kemungkinan yang tidak terduga. Ia berdiri di samping Mbah Bong, siap untuk membantu dan mendukungnya dalam menghadapi apa pun yang akan terjadi.

Pucuk di cinta ulam pun tiba, tamu yang telah dinanti-nantikan akhirnya datang. Dari kejauhan, terlihat seorang wanita cantik dan modis yang berusia paruh baya, berjalan menuju ke arah gubuk Mbah Bong.

"Siapa Wanita Cantik datang kemari?" Mbah bong Bertanya tanya.

"iya mbah, kayaknya cantik banget itu !" Sahut Supri.

"Iya Pri, Siapa ya dia.?" pungkas mbah bong

Wanita itu memiliki rambut hitam yang tergerai indah, dan wajahnya yang cantik masih terlihat awet muda. Ia mengenakan pakaian yang elegan dan rapi, yang membuatnya terlihat seperti seorang wanita yang sukses dan berpendidikan.

Mbah Bong dan Supri memandang wanita itu dengan rasa penasaran, bertanya-tanya siapa gerangan wanita cantik itu dan apa yang membawanya ke tempat mereka.

"Mau apa Dia kesini ya Mbah, kok sendirian.?" Tanya Supri.

"Alah Biasa, Paling juga PSK atau germo mau minta penglaris atau Susuk, sudah biasa kalau itu mah, tapi kok dari lagak dan gayanya itu bukan deh pri.!"

Jawab Mbah bong dengan penuh ketidak pastian.

Setelah wanita itu mendekat, Mbah Bong akhirnya mengenali tamunya. "Oh, ini toh... ternyata, bener... bener... Bu Marni! Tamu kita hari ini, namun ada apa kok tumben sekali?" kata Mbah Bong dengan nada heran dan penasaran.

"Bu Marni siapa?" tanya Supri.

" Kamu gak perlu tahu, .!" Jawab mbah Bong ketus.

Supri pun hanya mengernyitkan keningnya.

Mbah Bong memandang Bu Marni dengan mata yang kagum, mencoba memahami apa yang membawa Bu Marni ke tempatnya. Ia dapat melihat bahwa Bu Marni terlihat sedikit lelah dan cemas, dan Mbah Bong dapat merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

"Pasti ada sesuatu ini, Si marni. pasti itu. " batin mbah bong yakin.

Bu Marni sendiri terlihat sedikit terharu ketika melihat Mbah Bong Menyambut di depan Gubuknya, ia segera menghampiri Mbah Bong dengan senyum

"Permisi mbah,Kulonuwun." Sapa Bu marni.

"Monggo,Bu.!" Jawab Mbah Bong Dengan Senyuman.

"Apa kabar mbah, lama sekali tak berjumpa.?" Basa basi Bu marni.

"Ya seperti yang anda lihat saat ini bu, saya sehat kuat hehehe" mbah bong Tertawa renyah.

Mbah Bong terpesona dengan penampilan Bu Marni yang sangat cantik dan berwibawa. Ia tidak bisa berkedip, terpaku pada kecantikan Bu Marni. Sampai akhirnya, Bu Marni sendiri yang menegur Mbah Bong.

"Mbah Bong, apa yang terjadi? kok bengong?Anda terlihat seperti terhipnotis," kata Bu Marni dengan senyum yang lembut.

Mbah Bong pun kelabakan, sadar bahwa ia telah terlalu terpesona dengan Bu Marni. Ia segera mengambil napas dalam-dalam dan mencoba untuk mengembalikan kesadaran dirinya.

"Ah, maafkan saya, Bu Marni. Saya hanya... terkejut dengan kecantikan Anda, saya terpesona Sekali dengan wanita cantik " kata Mbah Bong dengan wajah yang sedikit memerah.

Bu Marni tertawa lembut, "Tidak apa-apa, Mbah Bong. Saya senang Anda menyukai penampilan saya. Namun, saya datang ke sini bukan untuk menunjukkan kecantikan saya, tapi untuk meminta bantuan Anda."

"Apa yang Bisa saya Bantu Bu.?" Tanya Mbah bong mulai serius.

"Ada Sedikit masalah yang menghantui saya mbah." kata bu marni Sedih.

"Ya udah, mari masuk Dulu Bu. gakbenak ngobrol Sambil berdiri" Ajak Mbah bong.

Lalu Keduanya pun Masuk ke dalan Gubuk.

"Supri, Kamu masak Air lah, bikin bikin teh atau kopi, ini Bu bos dari kota Nanti kehausan, kagak enak.!" Perintah Mbah bong.

"Baik mbah." Jawab Supri sambil berlalu pergi ke dapur.

"Gak usah repot repot mas, malah ngerepoti!." kata bu marni tak enak hati.

Setelah dipersilakan masuk dan duduk di dipan, Dan Wedang pun sudah di depan meja,Mbah Bong pun bertanya dengan nada yang lembut dan penuh perhatian, "Bu Marni, apa yang membawa Anda ke sini hari ini? Ada apa yang terjadi dengan keluarga Anda?"

Bu Marni mengambil napas dalam-dalam, lalu mulai bercerita tentang nasib keluarganya. "Mbah Bong, saya datang ke sini karena saya tidak tahu lagi harus berbuat apa. Suami saya, Prayogo, telah berubah menjadi orang yang lain. Ia sering meninggalkan saya dan anak-anak kita untuk pergi dugem dan tidak memperhatikan kebutuhan emosional kita."

Bu Marni berhenti sejenak, mengumpulkan kekuatan untuk melanjutkan ceritanya. "Saya telah mencoba untuk berbicara dengannya, tapi ia tidak mau mendengarkan. Ia malah memarahi saya dan mengatakan bahwa saya tidak memahami kebutuhannya."

Mbah Bong mendengarkan cerita Bu Marni dengan seksama. kata demi kata ia perhatiakan. Semakin lama

Mbah Bong pun mulai marah, wajahnya memerah dan matanya berapi. "Prayogo itu anak tidak tahu diri! Ia tidak hanya menyakiti kamu, Bu Marni, tapi juga tidak menghormati orang tua Seperti Saya. ia berani melecehkan Saya. Sebenarnya Aku ini aSudah muak dengan kluargamu itu,Habis manis sepah Di buang, cari orang karna ada maunya saja."

"Maksut mbah apa,? kapan kita Durhaka pada mbah?" Bu marni Bingung dengan mbah bong.

"Kamu itu Pura pura tolol marni,pura pura buta atau tuli,ataukah kau tak tahu diri, dasar kluarga bangsat lue semua, makanya kalian dapat karma." jawab mbah Bong Semakin Meninggi

"Sumpah, saya tak tahu, apa maksut mbah.!" Jawab Bu marni Semakin bingung.

"Gini aku kasih cerita kalau memangbkau sudah pikun" jawab Mbah Bong sambil menunjukan jarinya ke arah Bu marni

Mbah Bong mengingat kembali pertengkaran yang terjadi antara dirinya dan Muryadi, besan Bu Marni. " Aku masih ingat kejadian beberapa bulan yang lalu, aku di undang suami mu untuk menhitung hari pernikahan anak mu, tetapi karna pamali,saya sarankan bikin upacara pamali, tetapi malah di tentang oleh besan mu itu si muryadi.Muryadi itu orang tidak tahu diri! Ia berani menantang saya dan tidak menghormati saya sebagai orang tua. Saya tidak akan pernah memaafkan dia! Dia orang Sok pinter yang gak tahubadat istiadat"

"Lantas Hubungannya Dengan kami.?" Tanya Bu Marni.

"Muryadi menantang ku Adu kecerdasan otak,lalu setelah itu menantang ku berkelahi, memang aku akui kehebatanya, tapi demi Harga diri,aku masih menaruh dendam pada besan mu itu." Jawab mbah bong marah.

"Lha berarti tak ada hubungan dengan kluarga kami,!" Protes marni.

"Dasar Wanita Bodoh.!" bentak Mbah bong memuncak.

"Suami mu mendukung penuh Muryadi,Aku di lecehkan di depan umum, Prayogo mengusir ku, di anggapnya aku ini Dukun palsu, Dimana muka ku ku taruh haaah" Bentak Mbah bong Lagi.

"Kalau begitu Maafkanlah Suami ku mbah." Pinta Bu marni.

"Enak aja kau ngebacot.. dasar mulut wanita ada dua, " Hardik mbah bong yang Semakin marah.

"Udah mbah,itu lupakan semua. anggap saja angin berlalu, sekarang mbah tolongin aku. ini lebih penting daripda masalalu mbah yang gak begitu jelas" kata Marni

Mendengar perkataan marni Begitu berani, seolah olah mbah bong Di campakan Harga dirinya, merasa dirinya di Hina, puncak emosinya pun sampai ke Ubun ubun.

"Apa kau bilang marni, coba ulang sekali lagi, coba ulang sekali lagi kalau kau mau ku robek mulut mu sampai jadi puing, enak bener kau ngomong marni" Mbah bong pun Berteriak.

"Ampun mbah, emang Ada yang salah dengan kata kata saya" Bu marni mulai agak takut.

"Mbah, aku ini Datang Mau minta tolong ke mbah.!. Kalau aku tak menghargai embah,ngapain aku panas panas datang Sendiri kesini,tolong bantu Saya mbah" bu marni masih terus memohon

Mbah Bong mengambil napas dalam-dalam, lalu berkata dengan nada yang tegas dan keras, "Bu Marni, saya tidak akan menolong kamu. Kamu harus tahu diri dan menghadapi konsekuensi ini,Akubterlanjur Sakit Hati Dengan Kluarga mu, termasuk kamu juga yang ngomong Seenak jidat mu."

Mbah Bong memandang Bu Marni dengan mata yang tajam, "Kamu dan Keluargamu telah mendapat karma,itu semua balasan Dari sang yang wenang,! itu belum seberapa jika di timbang dengan dosa dosa prayogo dan kluargamu. Saya tidak akan mempermalukan diri saya sendiri untuk menolong kamu."

Bu Marni terkejut dan terluka oleh kata-kata Mbah Bong. Ia tidak menyangka bahwa Mbah Bong akan menolak untuk menolongnya. Ia merasa bahwa Mbah Bong tidak peduli dengan nasibnya dan tidak mau membantunya dalam kesulitan.

"Tapi mbah, lantas Siapa yang mau menolong saya kalau bukan mbah, Tolonglah saya mbah."Rengek Bu marni.

"Tidak bisa, itu bagian dari Resiko, cukup kau tau diri, mawas diri, memperbaiki Diri" jawab Mbah bong.

Bu marni masih mencari cara untuk meluluhkan mbah mbong

Bu Marni pun meminta maaf, menangis bersimpuh di bawah kaki Mbah Bong yang masih mengeluarkan amarahnya. Ia menangis sejadi-jadinya, air matanya mengalir deras seperti hujan.

"Maaf, Mbah Bong... maafkan saya.. Maafkan Mas Prayogo, akunmohon mbah. saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan... saya hanya ingin selamat dari kesulitan ini..." Bu Marni mengucapkan kata-kata itu sambil menangis dan bersimpuh di bawah kaki Mbah Bong.

"Saat ini Belum Bisa memaafkan kalian, dada ini Pahit di buatmu. anggap saja itu balasan"

mbah bong yang masih bersikeras

"Mbah tolong mbah,tolong saya mbah"Bu Marni terus merengek.

Mbah Bong masih marah, tapi melihat Bu Marni yang menangis sejadi-jadinya, hatinya mulai tergerak. Ia melihat kesedihan dan keputusasaan di wajah Bu Marni, dan ia mulai merasa bahwa ia harus membantu Bu Marni.

Mbah Bong tetap tidak mau menolong Bu Marni, tapi Bu Marni tidak mau bangkit dari sungkemnya. Ia tetap bersimpuh di bawah kaki Mbah Bong, menangis dan memohon pertolongan.

"Apa pun yang akan Anda lakukan, saya akan turuti, Mbah Bong. Saya hanya ingin selamat dari kesulitan ini. Tolonglah saya, Mbah Bong..." Bu Marni mengucapkan kata-kata itu sambil menangis dan bersimpuh di bawah kaki Mbah Bong.

Mbah Bong masih tidak mau menolong Bu Marni, tapi ia mulai merasa tidak nyaman dengan sikap Bu Marni yang tidak mau bangkit dari sungkemnya. Ia merasa bahwa Bu Marni benar-benar putus asa dan tidak memiliki pilihan lain selain memohon pertolongan kepadanya.

Lagian Ada kata kata apa pun akan dia lakukan asalkan Ia dapat apa yang ia mau.

"Pucuk di cinta ulam pun tiba ini, Kesempatan ku bergerilya" Batin Mbah bong Licik.

Mbah Bong pun mulai pudar kemarahannya, dan ia mulai merasa bahwa ada kesempatan untuk melakukan sesuatu Terhadap Bu Marnu. Ia memandang Bu Marni yang masih bersimpuh di bawah kakinya, dan ia merasa bahwa Bu Marni benar-benar membutuhkan pertolongannya.

"Ini momen langka, saatnya Aku Atur Siasat, Rasakan kau marni, Kau harus tunduk pada ku. kau harus menuruti keinginan ku.!." Batin Mbah bong penuh kemenangan

Dengan senyum yang licik, Mbah Bong berkata, "Baiklah, Bu Marni. Saya akan membantu Anda. Tapi, Anda harus mendengarkan dan melakukan apa yang saya katakan."

Bu Marni langsung mengangkat kepala dan memandang Mbah Bong dengan mata yang berharap. Ia tidak percaya bahwa Mbah Bong mau membantunya. "Benarkah, Mbah Bong? Anda mau membantu saya?" tanya Bu Marni dengan suara yang bergetar.

Mbah Bong mengangguk, dan Bu Marni langsung berdiri dan duduk di sebelah Mbah Bong. Ia memandang Mbah Bong dengan mata yang penuh harapan, siap untuk mendengarkan dan melakukan apa yang Mbah Bong katakan.

"kamu bersedia Untuk berjanji Pada ku Bu marni, kamu harus bisa jaga rahasia,bisa jaga semua ini,dan yang paling penting kamu harus Percaya kata kata ku" Tanya mbah bong

"Bismilah, saya janji dan percaya dengan kata kata mu mbah"

"Oke,kita mulai.!" kata mbah bong sambil mendekati Bu marni, mereka duduk berdekatan layaknya orang pacaran.

Walaupun itu hanya tipu muslihat Mbah Bong, Bu Marni sangat percaya dan yakin bahwa Mbah Bong akan membantunya. Mbah Bong pun bertanya dengan nada yang bijak, "Apakah Anda ini suci, Bu Marni? Apakah Anda tidak datang bulan?"

Bu Marni mengiyakan dengan cepat, "Ya, Mbah Bong. Saya tidak datang bulan. Saya baru beberapa Hari ini habis datang bulan."

Mbah Bong mengangguk dan memandang Bu Marni dengan mata yang bengis. Ia sebenarnya akan segera mengeksekusi mangsanya tetapi masih di tahannya, karna ada Supri Di Dapur.

Mbah bong Bertanya lagi, "Kapan habis datang bulan? Katanya baru 3 hari habis datang bulan."

"Iya mbah.!" Jawab marni tenang.

Mbah Bong mengangguk dan memandang Bu Marni dengan mata yang buas. Ia memiliki rencana lain di balik pertanyaannya tersebut. "Baiklah, Bu Marni. Nanti malam, kamu kesini lagi saja.saat ini tidak lagi tidak baik,sekalian dengan membawa sesaji berupa menyan, kembang 7 rupa, dan rokok kretek. Saya akan memberikan kamu ramuan jamu untuk menetralisir energi jahat yang mengganggu kamu."

Bu Marni mengiyakan dengan cepat, "Baik, Mbah Bong. Saya akan membawa semua yang Anda minta. Terima kasih, Mbah Bong."

Mbah Bong tersenyum dan memandang Bu Marni dengan mata yang licik penuh kemenangan. Ia memiliki rencana lain yang tidak diketahui oleh Bu Marni.

"Aku Harus sabar,Tak boleh terburu buru.Sabar sabar.." Batin mbah Bong.

Lalu Bu marni pun Pamit undur diri karena waktu menunjukan pulul 15.45. Kasihan pak Markus di tinggal Di Mobil sendirian sejak jam 11.30. Waktu yang sangat lama bagi mereka yang menunggu.

"Ya sudah mbah, saya pamit pulang Dulu, nanti saya kesini lagi ya Jam 21.00

"Iya,Jangan lupa pesan ku, kamu harus suci,usahakan kesini jangan sampai di pakai oleh suami mu. kamu harus suci, nanti kamu harus bersihkan area sensitifmu, dari mis V,Gunungkembar, dan area wajah. karna itu area yang akan mbah buang Sengkolo, atau yang lebih tepat buka aura, kamu faham bu marni.?" Pesan Mbah Bong.

"Faham mbah. Saya Pamit Dulu" bu Marni melambaikan Tangan ke arah mbah Bong, mbah Bong pun senyum penuh kemenangan.

setelah Marni tak terlihat lalu mbah bong memanggil Supri.

"Pri, Nanti Jam 20.00. Kamu Belanja beras dan kebutuhan makan di pasar, kebutuhan kita jangan sampai nipis.!."

Supri pun Bertanya tanya,karna baru 3 hari habis belanja,stok masih banyak.

"Wah,Ada yang tidak beres ini dengan si Kakek." Batin Supri.

Tak banyak Tanya, hanya Bisa jawab" Siap mbah Sendiko".

tetapi Supri Punya Rencana lain.

"Aku Harus tahu misteri mbah Bong,"

"Penter dan cerdas tak harus tetapi Cersik perlu," Batin Supri tersenyum.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!