Celestial Chef's Rebirth

Saat pusaran rasa menghilang, seluruh Wilayah Inti terdiam. Rasa ketujuh—yang tak bernama, tak bisa dijelaskan—menyebar dalam aliran spiritual dunia. Di gunung terlarang, bunga abadi mekar mendadak. Di lautan, pusaran air membentuk lingkaran suci. Di istana tertutup, raja-raja tua bangkit dari meditasi panjang.

“Rasa Awal… telah bangkit. Dan tubuh Asal Unsur… bukan hanya pewaris. Dia adalah pusat takdir baru.”

Di kedalaman pikirannya, Nian mendengar suara yang sama dari malam-malam panjang saat ia sendirian:

**"Jika kau adalah asal, maka akulah akhir."**

Seseorang—atau sesuatu—telah sadar akan kebangkitan Nian. Dan itu bukan sekadar musuh, melainkan cerminan dari rasa terdalam yang ingin menelan segalanya.

Di Wilayah Inti, ada tempat suci bernama **Tujuh Dapur Langit**—tujuh ruangan yang masing-masing mewakili satu rasa. Hanya mereka yang mampu melewati ujian di dalam dapur ini yang dianggap layak memahami esensi rasa secara penuh.

Para Sesepuh memberitahu Nian:

“Rasa ketujuh hanya akan sempurna ketika enam rasa lainnya telah disucikan melalui ujian rasa.”

Xue Lan terkejut. “Itu artinya… meski dia membangkitkan rasa ketujuh, ia belum benar-benar menjadi Penguasa Rasa Awal.”

Nian setuju untuk memasukinya. Tujuh hari, tujuh dapur, tujuh rasa.

Hari Pertama – Dapur Manis:

Ilusi masa kecilnya bersama ibunya muncul. Hangat, bahagia. Namun perlahan berubah menjadi keterikatan dan harapan palsu. Manis menjadi candu.

Nian harus melepaskan semua nostalgia manis agar bisa menguasai rasa ini. Ia menangis… lalu tersenyum. “Manis bukan tujuan. Tapi pengingat bahwa rasa bisa menipu.”

Kristal rasa manis menyatu di tubuhnya.

Hari Kedua – Dapur Asin:

Lautan penuh kenangan pahit, air mata, dan pengkhianatan. Ia melihat sahabatnya, Bei, di masa depan, menusuknya dari belakang. Tapi ia tahu ini ilusi.

“Kesetiaan diuji dengan air mata. Tapi aku tak akan hilang hanya karena rasa asin yang tajam.”

Kristal rasa asin terbentuk.

(Ujian dapur lainnya akan terselesaikan di bab berikutnya.)

Di sisi lain dunia, **Sekte Rasa Gelap** mengumpulkan para Tetua Bayangan. Mereka telah merasakan kebangkitan rasa ketujuh, dan menganggapnya ancaman bagi dunia yang mereka bangun dengan ilusi dan rasa semu.

Pemimpin mereka, **Dewi Kabut Abu**, berkata:

“Jika rasa sejati lahir, maka semua ilusi akan hancur. Kita harus menghapus Nian… sebelum dia sempurna.”

Mereka memanggil senjata terlarang—**Cawan Kosong**—yang mampu menyerap rasa dari tubuh manusia, dan mengirimkan tiga Pembawa Kabut menuju Wilayah Inti.

Mereka punya waktu tujuh hari. Setelah itu, jika Nian lulus dari semua ujian rasa, dunia tak akan bisa lagi menyentuhnya.

**Hari Ketiga – Dapur Pahit:**

Nian menghadapi kematian ayah angkatnya—seseorang yang selama ini ia anggap ayah sejati. Ia menyaksikan bagaimana ayahnya disiksa demi menyelamatkan Nian yang tak berdaya. Rasa pahit menusuk hingga ke tulang jiwa.

“Pahit adalah rasa dari perjuangan dan kehilangan,” ucap Xue Lan dari luar dapur. “Tapi juga rasa yang membuat kita tumbuh.”

Nian berteriak, menolak kenyataan. Namun akhirnya ia menatap kematian ayahnya dengan mata terbuka.

“Aku tidak bisa menyelamatkanmu dulu. Tapi aku akan menyelamatkan dunia yang kau impikan.”

Kristal pahit pun terbentuk.

Namun ketika ia keluar dari dapur, Bei dan Yan sudah berdarah. Pembawa Kabut pertama telah tiba.

Langit menghitam di atas Wilayah Inti. Para tetua membangkitkan formasi pelindung kuno. Xue Lan mempersenjatai Nian dengan **Pisau Dapur Surga**, senjata yang hanya bisa digunakan oleh Pengendali Rasa Awal.

“Tujuh dapur, tujuh ujian. Tapi mulai hari ini… setiap hari juga adalah medan pertempuran.”

Nian menatap cakrawala gelap. Di tangannya, tiga kristal rasa berputar mengelilingi jantungnya.

“Datanglah, para penipu rasa. Aku akan menyajikan akhir kalian… dengan rasa yang tak bisa kalian ciptakan: *kebenaran*.”

Langit bergetar. Dan peperangan rasa pun dimulai.