NovelToon NovelToon
Sugar Baby Om Sagara

Sugar Baby Om Sagara

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / One Night Stand / Selingkuh
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: sendi andriyani

"Kau hanya perlu duduk dan menghabiskan uangku, tapi satu hal yang harus kau penuhi, yakni kepuasan!" Sagara Algyn Maheswara.
"Asal kau bisa membuatku keluar dari rumah sialan itu, aku bisa memberikan apapun termasuk yang satu itu, Tuan." Laura Alynt Prameswari.
Laura menderita karena hidup dengan keluarga tirinya, ayahnya menikah lagi dan selama itu dia selalu ditindas dan diperlakukan seenaknya oleh keluarga barunya itu, membuat Laura ingin bebas.
Akhirnya, dia bertemu dengan Sagara. berawal dari sebuah ketidaksengajaan, namun siapa sangka berakhir di atas ranj*ng bersama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

"Masak apa hmm? Wanginya sampai ke ruang tamu." Sagara memeluk pinggang ramping Laura dari belakang. Pria itu menyandarkan dagunya di pundak gadis cantik itu. 

"Ayam saus teriyaki." Jawab Laura sambil tersenyum. 

"Baby ku bisa memasak ternyata yaa, aromanya wangi sekali." 

"Dulu pernah kerja di bagian dapur, ya bisalah sedikit." Jawab Laura, dia mengusap pelan tautan tangan Sagara yang melingkar di perutnya. Tangannya terasa hangat, telapak tangannya itu begitu besar. 

"Jadi, kerja di butik itu sudah berapa lama?"

"Tiga tahunan, Dad. Tapi kalau kenal Lily, udah lama sih, mungkin empat tahunan."

"Awal ketemu sama itu anak, dimana?"

"Satu kerjaan, dulu kita kerja di restoran jadi waiters. Tapi ya gitu, kena PHK massal soalnya restorannya bangkrut, terus kita pindah kerja dan syukurlah kita berdua dapet kerjaan di butik." Jelas Laura panjang lebar. 

"Hmmm, aku lapar.."

"Sebentar lagi matang, duduk dulu yaa? Mau kopi?" Tawar Laura. 

"Kau bisa membuat kopi?"

"Bisa."

"Kopi hitam tanpa gula." Jawab Sagara. Laura menganggukan kepalanya, dia mengambil air ke dalam panci dan memanaskannya hingga mendidih, lalu menyeduh kopinya dengan perlahan. Hanya kopi bubuk instan karena memang itu yang ada. 

"Ini kopinya.." 

"Terima kasih, baby."

"Iya, Dad." Jawab Laura, dia pun kembali mengaduk masakannya dan setelah matang, barulah dia menyajikannya di depan Sagara. 

"Ayo makan.."

"Daddy duluan saja, aku mau cuci piring dulu." Jujur, Laura hanya khawatir kalau Sagara tak nyaman kalau makan bersama dengannya. Ya, karena dia sering mendapat penolakan, jadinya dia merasa tak diinginkan siapapun. 

"Duduk dan makanlah bersamaku, baby. Yang lain bisa dilakukan nanti."

"Apa Daddy tidak keberatan kalau kita makan bersama?"

"Tidak sama sekali. Kemarilah, duduk dan makan bersamaku." Jawab Sagara. Barulah Laura berani mendekat lalu duduk di kursi kosong tepat disamping Sagara. Dia pun mengambilkan nasi dan lauknya untuk Sagara, barulah dia mengambil nasi untuknya. 

"Makanlah yang banyak, baby. Kau terlihat kurus."

"Hehe, iya.." Laura tersenyum. Bagaimana tidak kurus? Dia makan hanya dua kali sehari, itupun kalau di sisakan. Pagi-pagi, dia tidak sarapan, paling membeli lontong dan gorengan saat di perjalanan berangkat kerja, paling makan siang bersama Lily, makan malam kadang di skip karena di rumah tak ada makanan apapun saat dia pulang ke rumah. Semuanya habis tak tersisa, kalaupun ada pasti makanan sisa. 

"Bersamaku, kamu tidak perlu memikirkan berapa pengeluaranmu. Jangan khawatir, uangku takkan habis."

"Benarkah?"

"Tentu saja." Sagara merogoh saku celananya dan mengeluarkan dompet tebalnya, dia mencabut salah satu kartu sakti miliknya tanpa memilihnya terlebih dulu. Dia memberikan kartu itu pada Laura. 

"Ini kartu untukmu, baby."

"Hah, tapi.."

"Pakai kartu ini untuk mempercantik dirimu, lakukan perawatan, belanja, beli apapun keperluanmu. Kalau saldonya tidak cukup, tinggal hubungi Daddy."

"Terima kasih, Daddy."

"Sama-sama, baby."

"Maaf, aku belum bisa menjalankan tugasku. Aku sedang datang bulan.." Lirih gadis itu sambil menundukkan kepalanya. Dia malu, Sagara telah melakukan banyak hal untuknya, tapi dia belum bisa memberikan hal itu karena dia sedang kesayangan tamu bulanannya. 

"It's okay, aku tidak mempermasalahkannya, kita masih memiliki banyak sekali waktu. Kita bisa melakukannya kapan saja."

"Daddy gak marah, kan?"

"Tidak. Untuk apa marah? Aku bukan pria hyper kok, tapi itu memang kebutuhan. Tapi, aku bisa menunggu." Jawab pria itu sambil tersenyum manis. Dia menyuapkan makanan ke dalam mulutnya dan mengunyahnya dengan perlahan. 

"Masakanmu enak, baby. Aku menyukainya."

"Benarkah?"

"Hmm.." Pria itu menjawab dengan deheman sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, dia menyukai masakan Laura. Rasanya pas dan cocok sekali di lidahnya. 

"Syukurlah kalau Daddy suka."

"Aku suka masakan yang sedikit berlemak, baby."

"Contohnya?"

"Kari ayam." Jawab Sagara. Laura tersenyum kecil, dia menyukai makanan itu juga. Sudah lama sekali sejak terakhir kali dia merasakan kari ayam buatan sang ibu. 

"Aku bisa memasaknya, tapi ayam di kulkas sudah habis. Hanya tinggal ini saja tadi."

"Nanti malam kita belanja ke supermarket, sekalian jalan-jalan. Bagaimana?"

"Boleh, Dad." Jawab Laura, dia segera mengiyakan. Kapan lagi dia bisa keluar malam-malam dengan bebas kalau bukan sekarang? Biasanya, dia beralasan lembur baru bisa main bersama Lily sepulang kerja. 

"Kamu kayak lagi mikirin sesuatu, kalau ada apa-apa, kamu bisa bercerita sama Daddy, baby."

"Gak kok, Dad. Aku gapapa.."

"Hmm, baiklah. Kalau kamu belum mau cerita."

"Omong-omong, rumah itu sudah Daddy urus dan dalam waktu beberapa hari lagi, sertifikatnya akan kembali ke tanganmu."

"Benarkah?"

"Iya, baby."

"Terima kasih, Dad. Rumah itu memiliki banyak sekali kenangan, tapi gara-gara papa nikah lagi, rumah itu dijual." 

"Sekarang, rumah itu jadi milikmu kembali. Daddy berencana untuk mengambil alih nama di sertifikat rumah itu atas namamu, agar tidak ada yang bisa mengusik rumah itu lagi."

"Daddy, terima kasih.."

"Iya, sama-sama. Apapun yang bisa Daddy lakukan, pasti akan Daddy lakukan untukmu. Daddy ingin kamu bahagia sama Daddy yaa.."

"Iya, Dad. Peluk dulu.." Laura memeluk Sagara dan mengecupi wajahnya tanpa rasa malu atau canggung. Aneh memang, baru dua hari keduanya menjalin hubungan ini, tapi tak ada canggung-canggungnya sama sekali. Chemistry antara mereka langsung terjalin begitu saja.

Siang harinya, Sam datang ke apartemen. Berhubung pria itu tidak berangkat ke kantor hari ini, jadi Sam yang harus datang ke apartemen pria itu untuk meminta tandatangan dan beberapa hal lainnya. 

"Lebih bersih sih ini apart sekarang."

"Hmm, ada yang beberes."

"Kalian jadi tinggal bareng?" Tanya Sam sambil membuka-buka berkas yang harus ditandatangani oleh Sagara. 

"Iya."

"Wih, buffalo gathering alias kumpul kebo."

"Diem, lu juga sama."

"Haha, iya iya. Jadi, ini yang harus di tandatangani." Sagara mengambil pena dari tangan Sam dan segera membubuhkan tanda tangannya diatas materai. 

"Bagaimana tentang rumah itu, Sam? Sudah kau urus?"

"Dia meminta nego yang cukup besar dari harga yang disepakati, Tuan. Bagaimana?"

"Jadi berapa?"

"Awal kesepakatan, kita menawar rumah itu dengan harga 90 juta, tapi sekarang pemiliknya itu meminta harga dua kali lipat, Tuan."

"Kau sudah meninjau keadaan rumahnya, Sam?" Tanya Sagara. Pria itu menganggukan kepalanya, dia sudah melihat sendiri bagaimana keadaan rumah itu. Bersih dan terawat, meskipun dibiarkan kosong, tapi rumahnya tetap berdiri kokoh dan tak ada kerusakan di sudut manapun, benar-benar masih asri seperti saat Ayah Laura menjual rumah itu dengan harga 50 juta. 

"Bagaimana keadaannya?"

"Masih bagus, Tuan. Berdiri kokoh, bersih dan terawat meskipun rumahnya kosong."

"Baiklah, bayar saja dan segera urus surat menyuratnya."

"Baik, Tuan."

"Hmm, aku mengandalkanmu, Sam."

"Anda baik-baik saja?" Tanya Sam. Sagara tersenyum lalu menganggukan kepalanya mengiyakan.

"Aku tak pernah sebaik ini, Sam."

"Syukurlah, saya senang mendengarnya, Tuan." Jawab Sam. Sagara mengangguk, dia menutup berkas itu dan memberikannya kembali pada Sam. 

"Selesai?"

"Iya, selesai. Kalau begitu aku harus kembali ke kantor. Beristirahatlah, Tuan."

"Ya, terima kasih, Sam." Jawab Sagara. Sam adalah yang paling mengerti dirinya, sebenarnya dia kelelahan beberapa hari ini karena terlalu sering bekerja sampai larut malam. Jadi, dia meminta libur sehari tak ke kantor untuk beristirahat, ini sudah biasa terjadi setiap bulannya dan Sam memaklumi karena pikiran Sagara pasti rumit sekali. Otak dan kepala hanya satu, tapi banyak sekali yang dia pikirkan. 

1
beybi T.Halim
yaa wajar lah namanya teman serumah .,mau apapun statusnya.,yg namanya rasa memiliki yaa tetap ada.,dan akan merasa kesal dan.marah bila ada yg mengusik.,keren lah Laura👍
Wiwit Widiarti
lanjut thor
Supryatin 123
caper tuu.mo jadi pelakor Ning🤭🤭🤭
Anna Rakhmawaty
ga usah diperjelas juga keleess,, serasa bangga jd mantan🙄
Anna Rakhmawaty: pede jasaaa😂
Istrinya Jungkook🌻: sengaja banget bikin Laura kebakaran🤭😅
total 2 replies
beybi T.Halim
diih dah jadi mantan juga butuh pengakuan .,penting gak sih...😀
Istrinya Jungkook🌻: butuh validasi, soalnya mantannya Sagara kak😭
total 1 replies
kaila
lanjut kak
mamah fitri
penasaran dengan visual sagara..
mamah fitri: akunnya kak?
Istrinya Jungkook🌻: nanti aku up di IG ya, makanya follow dulu 😚
total 2 replies
asihh..💖
lanjut kak 🥰🥰
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪 jgn lama2 up nya thor
mbok Darmi
pasti mantan pacar sagara
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
kaila
lanjut kak
asihh..💖
siapa lagi itu penasaran Thor lanjut Thor...
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
kaila
lanjut kak
asihh..💖
Yee dah di unboxing Laura nya...🥰 l
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪💪
asihh..💖
liat es krim nya Daddy bikin otak Ngelag ya laura/Facepalm//Facepalm/
lanjut Thor dobel Napa Thor...
Istrinya Jungkook🌻: nanti siang deh🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!