Istri Tangguh Sang Mafia Kejam

Tiga hari berlalu, Khalisa duduk di atas pohon melihat Jack dan kedau anak buahnya mengangkut air dari sungai untuk mengisi kendi besar di padepokan.

“Sayang, aku sudah mengangkut lebih dari dua puluh gentong” Teriak Jack

“Sabar sayang, ini latihahan kesabaran ketekunan kamu” Jawab Khalisa

Jack tepar di bawah pohon yang di naiki oleh Khalisa.

“Bos, gentong kita lebih besar dari pada gentong bos. Tapi kenapa bos yang tepar ?” Ujar Maman

“Iya bos, kita hampir di santap Lion gara-gara gentong ini menggelinding” Tambah Momon

“Kalian tahu siapa yang bos ?, akua tau kalian ?” Tanya Jack

“Man, boleh juga kali-kali kita jadi bos” Ucap Momon

“Tapi syaratnya jadi bos harus bisa melawan Lion tanpa ala tapa pun, aku tidak sanggup menjadi snaknya Lion Mon” Jawab Maman

“Cepat, kalian isi kendi besarnya” Titah Jack

“Siap bos” Jwab keduanya

Jack hampir tepar di bawah, selama ini dia hanya bisa memerintah. Dia jarang bekerja keras mengeluarkan tenaganya kecuali untuk bertarung.

Bruuug …

Kaki Khalisa menapak di tanah, dia menghampiri Jack yang tepat di bawah.

“Dulu aku mengangkat air lebih banyak dari dirimu” Ucap Khalisa

“Benarkah ?, Kamu mengangkut sebanyak itu ?” Tanya Jack langsung berdiri dari duduknya

Khalisa duduk di samping Jack, dia mengelap keringat suaminya.

“Semua ini melatih kesabaran dan ketekunanku, kalau kesuksessan tidak bis akita dapatkan secara insatan. Butuh tahap per tahap sampai semua terpenuhi, seperti sebuah kendi yang harus di penuhi dengan ratusan gentong air” Jawab Khalisa

Jack tersenyum tipis, istrinya memang pandai membuanya terkesima dengan kata-kata mutiaranya.

“Cium dulu aku akan bersemangat” Pinta Jack

“Satu ciuman 30 gentong, bagaimana ?” Tanya Khalisa

“Aku jabanin berapa pun gentongnya, asalkan kamu memberikan ciuman manis” Jawab Jack

Khalisa tersenyum, Jack menarik Khalisa membawa ke belakang pohon besar. Dia mencium isrinya beberapa kali.

“Kamu sudah meminta upahnya dulu Jack” Ucap Khalisa

“Aku butuh mengisi batrai untuk mnegangkat gentongnya” Jawab Jack

“Jangan nakal, tempat ini sangat bersih dari hati-hati kotor seperti kita” Ucap Khalisa

“Kalau begitu ajari aku memiliki hati yang bersih” Jawab Jack

Khalisa memegang pipi Jack, jambangnya mulai tumbuh.

“Aku akan selalu ada dan menuntunmu ke jalan yang benar” Ucap Khalisa

Jack tersenyum, setelah itu Jack melanjutkan pekerjaannya, dia mengangkut beberapa gentong air dari sungai begitu pun kedua anakbuahnya.

“Kak, sepertinya kesehatanmu mulai pulih” Ucap Marwa, dai menghampiri Khalisa yang mengawasi suaminya dan kedua anak buahnya

“Alhamdulillah, aku hanya kena tipes” Jawab Khalisa

Marwa hanya tertawa kecil sambil menutup mulutnya.

“Kenapa kamu tertawa sepert itu ?” Tanya Khalisa

“Aku punya cerita lucu untuk kakak” Jawab Marwa

“Cerita apa ?” Tanya Khalisa penasaran, sepertinya adknya memiliki cerita yang lucu terlihat dari rut wajahnya

“Begini …” Ucap Marwa mulai menceritakan apa yang dia ketahui selama tiga hari ini

Flashback On

Malam itu Marwa ingin sholat tahajud di masjid, dia sengaja datang ke masjid padepokan yang memang tidak berdinding. Dia tidak sengaja melihat Jack dan anak buahnya.

“Ingat, kalian berdoa harus panjang dan semuanya mengenai Kesehatan istriku” Ujar Jack

“Panjangnya setebal buku ensiklopedia bos ?” Tanya Momon

“Atau panjangnya dari sabang sampai Merauke yag berjajar pulau-pulau ?” Tanya Maman

“Kok berjajar pulau-pulau sih Man ?” Tanya Momon

“Memang iya, kan ada lagunya. Gini lagunya : dari sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulang sambung menyambmbung …” Jawab Maman terpotong

“Yang jelas panjang, biar cepat di kabulkan” Ucap jack karena pusing dengan pembicaraan anak buahnya

“Siap bos” Jawab Keduanya

Jack mulai berdoa, dia menengadahkan dedua tangannya dan matanya mulai berkaca-kaca. Dia memohon pada Allah agar istrinya di beri kesembuhan.

“Ya Alah aku sangat malu memohon kepadamu, begitu banyak dosa-dosaku perbuat. Banyak kemaksiatan yang aku lakukan samapi aku tidak memiliki keberanian untuk meminta leih dari apa yang engkau beri. Meski pun aku tahu engkau maha pemaaf, tapi aku yang sangat hina ini malu. Apakah aku pantas meminta ?” Ucap Jack sambil menangis, dia benar-benar meluapkan isi hatinya kepada sang kholik

“Ya Allah, sembuhkanlah istriku Khalisa aku siap mengarungi luasnya Samudra dan berlari mengelilingi dunia bersama-sama. Menua menuju surgamu yang sangat indah, hanya Khalisa yang hamba inginkan. Berikan dia kesembuham” Ucap Jack

“Mon, tambahin meterannya krang panjang” Ucap Maman

“Memangnya kamu berdoa apa saja ?, ini meterannya sudah panjang” Ujar Momon

“Dari rambut sampai telapak kaki ku doakan semuanya” Jawab Maman

Jack yang sedang menangis tersedu-sedu mendengar percakapan dua anak buahnya, dia menoleh ke belakang betapa terkejutnya melihat apa yang di lakukan oleh anak buahnya itu.

“Siapa yang menyuruh kalian membawa meteran ?, ini ngapain lagi ada rapia juga ?” Tanya Jack

“Tadi bos bilang berdoa sepanjang mungkin, kita harus mengukur kepanjangannya. Takut nanti bos tanya bagaimana ?” Ujar Momon

“Iya bos, alat ukur ini paling akurat untuk mengukur kepanjangannya. Jadi bos akan tahu kami berdoa sepanjang apa” Timpal Maman

Jack menatap kedua anak buahnya, tak beberapa lama mereka di ikat dengan rapia dan di suruh berdoa dengan mulut saja.

“Amin…”

“Amin…”

Mereka mengaminkan doa-doa yang di ucapkan oleh jack.

Flash Back Off

Khalisa tertawa saat mendengar Marwa ceritakan kepadanya, dia tidak menyangka suaminya akan berdoa sampai seperti itu untuknya.

“Kakak sudah berhasil mengajak seorang mafia yang terkenal kejam bisa bertaubat” Ucap Marwa

“Aku dulu pun begitu, itu sebabnya aku tahu bagaimana cara mengatasi Jack” Jawab Khalisa

“Dulu kakak seperti apa ?” Tanya Marwa

“Hidupku terlalu gelap untuk kamu tahu, hidupku tidak seindah cerita sebuah dongeng” Jawab Khalisa

“Abi bertemu kakak di lapas, saat itu kakak masih remaja. Pasti banayk yang sudah terjadi sampai kakak berada di tempat itu” Ucap Marwa

“Darimana kamu tahu aku pernah ada di lapas ?” Tanya Khalisa

“Aku tidak sengaja mendengar pembicaraan abi dan ustad Iman” Jawab Marwa

Khalisa terdiam, dia sudah mengubur dalam-dalam masa lalunya.

“Marwa, aku bukan orang baik di masa lalu. Membunuh menyiksa dan menjual barang haram bahkan menjadi pemimpin sebuah kelompok kegelapan aku pernah ku rasakan. Sampai saat ini aku masih berusaha menebus semua dosa-dosaku” Ujar Khalisa

Marwa terdia, sosok Khalisa yang baik dan sholehah ternyata memiliki masa lalu yang kelam.

“Maaf, kalau aku mengecewakan kamu” Lanjut Khalisa

“Justru aku bangga karena kakak sudah meninggalkan semua itu, dan sedang berusaha memperbaiki diri kakak” Jawab Marwa

Khalisa mendekati Marwa, dia memeluk adiknya itu.

“Terima kasih” Ucap Khalisa yang di balas dengan anggukan kepala

“Kakak, aku harus mencari makan dulu” Ucap Marwa

“Iya” Jawab Khalisa

Marwa meninggalkan tempat Khalisa, dia harus menjalani hukuman dari abinya. Marwa harus menanam, mencari dan memasak makanannya sendiri. Tidak boleh membeli apalagi meminta pada orang lain. Selama di tempat itu dia harus melakukannya sendirian.

*****

Khalisa membuat tungku, dia memasak nasi di panci yang terbuat dari tanah di bawah pohon yang rindang dia memasak berbagai makanan dari alam semuanya alami tidak ada yang mengandung pengawet atau makanan kemasan.

“Sayang, aku sudah selesai memenuhi kendi besar itu” Ucap Jack menghampiri Khalisa

“Bagus, kalau begitu teruskan membersihkan suangai sayang” Titah Khalisa

“Sekarang harus membersihkan sungai segala ?” Tanya Jack

“Iya, nanti kalau sudah selesai kita makan. Aku sudah masak sayang” Jawab khalisa

“Ini pelatihan apa lagi ?” Tanya Jack

Khalisa mendekati Jack, dia mencium Jack.

“Pelatihan untuk nanti malam” Jawab Khalisa

Jack mendekati wajah istrinya, dia menarik pinggang Khalisa mendekat ke tubuhnya.

“Kamu tahu yang ku mau” Ucap Jack

“Apa yang aku tidak tahu dari kamu ?” Tanya Khalisa

“Oke, aku akan membersihkan sungai” Jawab Jack

Khalisa tersenyum, dia mengelus dada bidang Jack.

“Semangat sayang !, ini pelatihan untuk kamu mencintai dan menghargai air sebagai sumber energi terbesar dalam hidup kita” Ucap Khalisa

Jack mengangguk, dia mau tak mau harus kembali ke sungai bersama kedua anak buahnya itu untuk membersihkan sungai dari apa pun yang menghambat alur air dan mengotorinya.

“Bos, kita terbawa arus” Seru Maman berteriak

“Aku sudah ikhlas, semoga kamu tenang di sana” Jawab Jack

Maman benar-benar terbawa arus.

“Mon, tolongin aku apa” Pinta Maman

“Gimana mau nolong kamu ?, aku juga sama terbawa arus. Mungkin kita akan menjadi dua sejoli sampai mati Man” Ujar Momon

Jack geleng-geleng kepala, bagaimana bisa dia bisa memiliki anak buah yang tidak bisa di andalkan.

“Lion makan saja mereka” Titah Jack

“Aku lebih baik berusaha dari pada mati di santap Lion” Ucap Momon

“Kalau aku bagaimana ?, gaya batu bisa gak buat ke tepian ?” Tanya Maman

Jack hanya diam membiarkan anak buahnya berusaha untuk bisa berenang, sedangkan Lion berada di tepi sungai untuk mengawasinya.

Jack melihat ikan di sungai besar-besar, dia ingin menangkapnya tapi Jack tidak memiliki alat untuk menangkap ikan-ikan itu.

“Khalisa pasti suka aku bawa ikan yang besar-besar itu” Ucap Jack

“Tapi bagaimana caranya aku bisa menangkap ikan di sana ?” Lanjut Jack tampak berpikir untuk menangkap ikan lalu dia menatap sekitar banyak orang di pendopo sedang membuat kerajinan dari bambu di tepi sungai langsung saja Jack menghampiri mereka.

“Assalamu’alaikum pak, sedang membuat apa ?” Ucap Jack

“Wa’alaikumsalam, sedang membuat bambu runcing” Jawabnya

“Untuk apa ?” Tanya Jack

“Untuk menangkap ikan” Jawabnya

Jack memperhatikan bentuk bamboo runcing itu.

“Bolehkah saya belajar membuatnya ?” Tanya Jack

“Silahkan, tapi kamu harus sabar, teliti dan tangkas karena tidak mudah untuk membuatnya” Jawab yang lainnya

“Tidak apa-apa” Jawab Jack, dia mulai belajar membuatnya meski pun bentuknya aneh

Setelah selesai membuat bamboo runcing jadi Jack dan anak buahnya menangkap ikan, dia terlihat kegiranganpadahal hanya menangkap ikan dengan cara sederhana.

“Alhamdulillah dapat tiga” Ucap Jack

“Bos itu ikannya masih banyak, ayo tangkap lagi” Ujar Momon

“Iya bos, masih banyak” Tambah Maman

“Ambil secukupnya jangan berlebihan, nanti mubadzir. Biar ikan-ikannya berkembang biak agar bertambah banyak, jangan serakah. Kalau serakah semua ikan akan habis lalu manusia akan kekurangan makanan” Jawab Jack

Kedua anak buah Jack bengong, mereka tidak menyangka Jack akan berkata seperti itu.

“Ayo balik, Khalisa sudah menunggu” Ajak Jack

“Baik bos” Jawab keduanya

Jack dan anak buahnya meninggalkan sungai, mereka menghampiri Khalisa yang sudah menggelar tikar di bawah pohon. Dia sudah menyiapkan makanan untuk suami dan anak buahnya.

“Alhamdulillah, pas banget sayang tapi aku bawa ikan” Ucak Jack

“Biar ikannya aku bakar” Jawab Khalisa

“Gak usah, ada anak buahku biar mereka yang membakar ikannya” Sahut Jack yang di jawab dengan anggukan

Kedua anak buah Jack membakar ikan kemudian mereka ikut bergabung duduk di tikar bersama Khalisa dan Jack setelah ikan matang.

“Sayang, kamu yang memimpin doanya” Pinta Khalisa

“Oke” Jawab Jack, lalu dia langsung meminpin doa makan dan yang lainnya mengikuti berulah mereka makan bersama

“Sayang kok rasanya kaya begini” Ujar Jack

“Ini makanan yang di pasak tanpa bumbu” Jawab Khalisa

“Rasanya asin doang ya ?” Tanya Jack

“Iya, tapi ini lebih sehat untuk tubuh” Jawab Khalisa

Jack mengangguk, kemudian dia menaruh beberapa lauk pauk dan sayuran pada anak buahnya biar makanan yang di masak istrinya habis. Jack tidak mau istrinya marah gara-gara masakannya tidak habis dan menjadi mubadzir, apalagi di tempat itu tidak boleh membuang makanan.

“Kalian harus makan banyak, aku tidak ingin kalian sakit” Ujar Jack

“Ta-tap bos, ini saja kami udah kenyang banget menghabiskannya” Jawab Momon

Khalisa tersenyum, dia tahu kalau Jack akan menumbalkan anak buahnya lagi.