NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Terpaksa Menikahi CEO Lumpuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Romansa / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Vgflia

"Ganti rugi 80 juta atau menikah dengan saya?"

Kristal Velicia, gadis yatim piatu dengan paras yang sangat cantik. Menjadi penyebab kecelakaan sebuah mobil mewah.

Gadis itu di tuntut ganti rugi atau menikah dengan pemilik mobil tersebut.

Pria tampan bersifat dingin bersama gadis cantik dan ceria.

Bagaimanakah nasib pernikahan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vgflia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 8

Kristal memarkirkan kendaraan roda duanya dan berjalan masuk ke dalam kosan sederhana, yang sudah lama ia huni.

Sesaat, mata Kristal membulat sempurna, melihat baju dan beberapa barang-barangnya berserakan di depan pintu kosan.

"A-ada apa ini?" Kristal berlari memunguti barangnya dengan wajah bingung. Matanya menangkap bingkai foto yang ada di lantai dan langsung mengambilnya. Kristal bernapas lega, untunglah tidak rusak.

Seorang wanita gendut keluar dari dalam kosan sambil berkacak pinggang. Dia menatap Kristal dengan sinis. "Kamu keluar dari kos saya! Mulai hari ini kamu tidak boleh lagi tinggal disini!" serunya dengan nada tinggi.

"Tapi, Bu. Apa salah saya?"

"Masih nanya salah kamu apa?! Kamu itu sudah nunggak satu minggu! Kalo tidak mampu bayar kos segera angkat kaki dari sini!"

Kristal bangkit berdiri. "Bu, kasih saya kesempatan, ya? Saya janji minggu depan saya bayar biaya kosnya. Saya juga kan baru nunggak seminggu, kalo saya keluar sekarang nanti saya tinggal dimana?"

"Kamu pikir aku peduli?! Cepat, ambil barang-barangmu dan pergi dari sini! Dasar miskin, maunya tinggal gratis!" Wanita itu melempar koper Kristal dengan kasar.

Kristal terdiam memandang barang-barang dan kopernya. Sudah enam tahun dia tinggal di kos ini, dan ini pertama kalinya dia menunggak karena tabungannya sudah habis. Dia pikir tidak masalah menunggak sebentar, mengingat minggu depan dia akan gajian karena akhir bulan. Tapi siapa sangka, baru menunggak sebentar dia sudah di usir.

Memilih mengalah, Kristal mulai membuka kopernya dan memasukkan barang-barangnya, yang tidak terlalu banyak itu.

Pemilik kossan itu menatap Kristal dengan tatapan merendahkan. "Cepat sedikit!" serunya tak sabaran.

Seorang wanita datang sambil menarik kopernya. "Dimana kamarku?" tanyanya, menatap sekeliling tempat itu dengan pandangan jijik.

"Ah, disini nona. Mari masuk." Dia menyingkir dari ambang pintu, mempersilahkan wanita itu untuk masuk.

Kristal tersenyum kecut. Ternyata alasan dia di usir karena ada penyewa baru. Dia berdiri dan mengambil kopernya setelah selesai mengemasi barang-barangnya. Tatapannya bertemu dengan wanita pemilik kamarnya sekarang.

"Kamu! Ah, di usir ya? Kasihan," ucapnya dengan nada mengejek, setelah melihat Kristal yang membawa koper dan tas di tangannya.

Kristal mengerutkan dahinya dengan bingung. "Tante siapa?"

"Tante matamu! Kau pikir aku tante-tante, hah?! Kau tidak usah pura-pura lupa! Karena kau, gadis jalang yang entah dari mana, aku dicampakkan oleh pria itu!" Dia menatap Kristal dengan sorot tajam. Matanya memancarkan kebencian mendalam.

Kristal akhirnya ingat. Wanita berambut jagung yang cerewet ini, adalah wanita yang dia sirami dengan kopi tadi siang.

"Menyebalkan! Minggir kau!" Dia menyambar punggung Kristal dengan kencang, dan berjalan masuk ke dalam kamar kos. "Ck, apa ini kecil sekali!" teriak wanita itu di dalam sana.

Kristal tidak ingin meladeninya. Dia menarik kopernya dan pergi meninggalkan kos itu.

Mobil berlalu lalang di depan halte bus. Lampu halte menerangi kegelapan malam dengan cahaya redupnya. Kristal, gadis itu duduk di kursi halte sambil melamun.

"Aku harus kemana? Aku tidak punya uang untuk menginap di penginapan. Paman Wiliam... Ah, tidak, aku sudah terlalu banyak menyusahkannya."

Kristal menarik kakinya ke atas kursi dan menenggelamkan wajahnya di antara lutut. Hidup sendirian di kota besar tidaklah mudah. Dia tidak punya tempat bernaung atau berlindung dari kerasnya dunia.

"Ganti rugi 80 juta!"

"Tahu diri sedikit!"

"Kamu keluar dari kos saya!"

Perkataan-perkataan itu kembali terlintas di benak Kristal. Sebuah isakan kecil keluar dari mulutnya. Hari ini banyak sekali hal yang terjadi. Semuanya datang secara bersamaan, seolah semesta tidak ingin membiarkannya hidup tenang.

"Papa... Mama... Kenapa untuk hidup saja sangat sulit?" Cairan bening mengalir di pipi Kristal. Dadanya sangat sesak. Bertahun-tahun dia menjalani semuanya sendiri. Meskipun banyak orang yang baik padanya, tapi tidak bisa dipungkiri, kalau dia juga butuh tempat untuk berkeluh-kesah. Baiklah, katakan saja dia egois.

Kristal memegang perutnya yang terasa nyeri. Dia belum makan apapun dari pagi, karena sudah tidak punya uang. Tadi, saat Jane menawarkannya untuk makan bersama, Kristal menolaknya dan mengaku sudah makan, karena tidak ingin merepotkan gadis itu lagi.

Bibir keringnya bergetar. Kristal mengangkat wajahnya, pandangannya terfokus pada bulan yang bersinar dengan indah di atas sana.

"Enak, ya. Perginya berdua, sedangkan Kristal... tertinggal disini sendirian." Dia tersenyum kecut.

Sebuah gerobak berjalan melewatinya, membawa aroma yang lezat. "Bakpao.. masih panas.. bakpao.." ucap bapak pedagang bakpao sambil mendorong gerobaknya.

Kristal langsung menyeka air matanya dan menghampiri bapak penjual bakpao tersebut.

"Pak! Bakpaonya satu!"

"Oke, Neng." pria paru baya itu segera memasukan satu bakpao ke dalam kantong plastik.

"Lima belas ribu, Neng," ucap sang bapak sambil menyodorkan bakpaonya.

Kristal merogoh kantongnya. "Em, Pak. Kristal boleh bayar pake ini nggak?"

Bapak itu memandang handphone usang, dan sudah retak itu dengan datar. Dia menggeleng, lalu memasukan bakpaonya lagi ke dalam gerobak. "Maaf, Neng. Saya hanya menerima pembayaran dengan uang."

"T-tapi, Kristal nggak punya uang, Pak."

"Oh, yasudah kalau nggak punya uang. Maaf ya, Neng. Saya juga nggak bisa kasih gratis, saya lagi cari nafkah untuk anak dan istri saya, permisi." Bapak itu langsung mendorong gerobaknya dan meninggalkan Kristal.

Kristal terdiam. Dia memandang handphonenya dengan murung.

"Lima puluh ribu."

"Apa nggak bisa lebih dari itu, Pak?"

"Handphone kamu sudah jelek! Kacanya juga retak! Lima puluh ribu atau pergi dan bawah handphone ini!"

Kristal terdiam beberapa saat. Dia memegang perutnya sambil memandang ponsel yang ada di atas konter.

"Yasudah, Pak. Lima puluh ribu saja."

"Harusnya dari tadi!" Pria itu mengambil selembar uang dan menyerahkannya pasa Kristal dengan kasar.

Kristal tersenyum samar. "Terima kasih, Pak. Permisi." Dia keluar dari konter itu dan berjalan menuju motornya.

Kristal berhenti di depan penjual nasi goreng. Dia berniat mengisi perutnya terlebih dulu, sebelum mencari tempat untuk menginap.

Kristal duduk dengan manis di kursi yang sudah disediakan, sambil menunggu pesanannya selesai.

Perlahan pandangannya bertemu dengan seorang ibu dan satu anak remaja, yang berusia sekitar lima belas tahun. Mereka terlihat sibuk merogoh tong sampah dengan wajah murung. Kristal yang penasaran berjalan mendekati kedua manusia beda generasi itu.

"Nggak ada ya, Bu?" tanya anak itu dengan murung.

"Kita cari disana aja, ya?" tawarnya ibunya.

"Bagaimana kalau di tong sana juga nggak ada? Dion lapar, Bu."

Mata Kristal memanas. Dia menatap kedua orang itu dengan diam. Melihat kantong berisi botol plastik yang mereka bawah, bisa Kristal tebak, mereka pasti pemulung.

"Kan, apa kata Dion, disini juga nggak ada!"

Ibu itu menghela nafas. Dia mengambil sesuatu di dalam tasnya, lalu menyerahkannya pada anaknya. "Minum air aja dulu, ya."

"Dari kemarin minum air! Ini juga minum air! Dion itu lapar bukan haus!" keluhnya.

Wanita itu terdiam. Dia menunduk, meremas botol air yang tinggal setengah itu.

"Kamu lapar ya? Ini nasi goreng," Kristal menyerahkan sebungkus nasi gorengnya.

Anak laki-laki itu langsung menerimanya dengan mata berbinar. "Wah, beneran? Terima kasih, kakak cantik!"

"Eh, Nona. Nggak usah. Dion, kembalikan! Itu punya orang!" perintahnya dengan tegas.

Anak laki-laki itu murung. Dia menatap bungkusan nasi goreng di tangannya. Meski tidak rela, dengan perlahan dia mengembalikannya ke tangan Kristal.

Kristal tersenyum sambil menggeleng. "Makan aja, nggak usah sungkan. Itu Kristal beli memang buat kalian. Ini masih ada satu bungkus juga buat ibu." Kristal menyerahkan sebungkus nasi goreng dan dua botol air mineral pada keduanya.

Sang ibu menurunkan kantong plastik di tangannya, lalu menerima pemberian Kristal dengan tidak enak hati. "Astaga, tidak perlu repot-repot."

"Nggak apa-apa. Maaf ya Kristal cuman bisa kasih ini. Kristal pamit dulu, Bu."

"Tidak, Nak, ini sudah lebih dari cukup. Terima kasih, ya! Semoga rejekinya lancar dan sehat selalu!" ucap ibu itu dengan tulus.

"Dadah kakak cantik!"

Kristal mengangguk, tersenyum membalas lambaian anak kecil itu dan pergi dari sana.

1
Serenarara
Tiga gaun pengantin, buseet...pameran baju mbak? /Facepalm/
Serenarara
IQ berapa sih ni cewe... /Sweat/
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Dewi Ular🐍💆🏻‍♀️
Next Thor✍️
Frily°>Hiat)
Keren!
Aylla Masoara
seru bangettt, nexttttt!!!!
elaretaa
Semangat Kak, ditunggu kelanjutannya 🍒
Ezz
semangat kakk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!