"Ayah bukanlah ayah kandungmu, Shakila," ucap Zayyan sendu dan mata berkaca-kaca.
Bagai petir di siang bolong, Shakila tidak percaya dengan yang diucapkan oleh laki-laki yang membesarkan dan mendidiknya selama ini.
"Ibumu di talak di malam pertama setelah ayahmu menidurinya," lanjut Zayyan yang kini tidak bisa menahan air matanya. Dia ingat bagaimana hancurnya Almahira sampai berniat bunuh diri.
Karena membutuhkan ayah kandungnya untuk menjadi wali nikah, Shakila pun mencari Arya Wirawardana. Namun, bagaimana jika posisi dirinya sudah ditempati oleh orang lain yang mengaku sebagai putri kandung satu-satunya dari keluarga Wirawardana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Bertemu Dengan Dokter Lazuardi
Dengan cepat Shakila menundukkan kepala. Dia pura-pura merapikan beberapa baju yang tadi dicoba oleh Widuri dan Bu Dewi.
"Belum, ada. Tante sudah menyuruh beberapa orang untuk mencarinya," kata Widuri dengan suara pelan, tetapi masih bisa didengar oleh Shakila.
"Apa pun yang terjadi, jangan sampai perempuan itu ketahuan publik sebagai putri kandung dari Arya Wirawardana," ujar Silvia sambil merapikan rambutnya.
"Tentu saja. Kita akan mengamankan posisi kamu sebagai putri kandung Arya Wirawardana," tukas Bu Dewi sambil mengelus kepala Silvia.
"Tante sudah tahu siapa selingkuhan Miranda. Tante menduga kedua anaknya itu bukan berasal dari benih yang sama. Karena wajah kedua anaknya berbeda," ucap Widuri yang berjalan menjauh, ke luar dari toko milik Shakila.
Rasanya Shakila ingin mengikuti mereka untuk mendengarkan pembicaraan apa saja yang dibahas. Namun, itu terlalu beresiko dan akan gawat jika sampai ketahuan.
"Rupanya mereka bertiga itu bodoh. Membicarakan sesuatu yang penting di tempat umum. Jika Miranda atau Mario mendengar pembicaraan mereka, pasti akan langsung ditindak," batik Shakila.
Karena kebodohan ketiga orang itu, Shakila menjadi sedikit tahu tentang Arya dan Mario. Dia jadi membayangkan kehidupan ayah kandungnya, dahulu.
"Apa Papa Arya kena karma, ya? Sudah menyia-nyiakan ibu demi Miranda, eh, plot twist-nya di selingkuhi bertahun-tahun. Lalu, sekarang ditipu untuk mengurus anak orang lain," batin Shakila yang merasa kasihan kepada Arya.
Husna dan Kamila ngomel-ngomel karena bedak dan lipstik Bu Dewi menempel pada beberapa pakaian yang tadi dicoba olehnya. Jadinya, mereka harus membersihkan noda itu.
Sebuah pesan masuk ke ponsel milik Shakila. Samsul mengirimkan beberapa pesan berupa chat dan foto.
"Ini ...!" Mata Shakila terbelalak.
Sementara itu di kantor perusahaan AW GRUP, Zayyan baru saja selesai melakukan presentasi di depan para dewan direksi. Terlihat mereka puas akan kinerja laki-laki paruh baya itu.
Pak Darmawan merasa familiar dengan Zayyan. Namun, dia tidak ingat siapa dan di mana melihat sosok itu.
Dahulu sebenarnya Pak Darmawan pernah bertemu dengan Zayyan yang datang ke rumah Arya bersama Almahira yang menggendong Shakila. Lalu, mereka pernah berpapasan dalam suatu acara besar yang diadakan oleh pemerintah pusat.
"Pak Zayyan!" panggil Pak Darmawan ketika mereka ke luar dari ruang rapat.
Zayyan menghentikan langkah. "Iya, ada apa, Pak?"
"Sebelum bekerja di sini, Pak Zayyan kerja di perusahaan mana?" tanya Pak Darmawan penasaran.
"Saya bekerja di pabrik batik, Pak," jawab Zayyan.
"Oh. Aku kira di perusahaan multinasional. Karena wajah Pak Zayyan terasa tidak asing," ujar Pak Darmawan tersenyum tipis karena merasa malu sudah salah.
Pembicaraan mereka terhenti karena ada panggilan telepon masuk ke nomor Pak Darmawan. Melihat nama yang menghubungi dirinya, dia pun segera pergi dengan langkah terburu-buru.
"Halo, bagaimana? Apa kamu sudah menemukan gadis itu?" Pak Darmawan bicara dengan pelan.
Zayyan diam-diam mengikuti Pak Darmawan dengan langkah lebar. Dia bersikap senatural mungkin, agar tidak terlihat sedang membuntuti.
"Apa? Rumahnya kosong!" Mood Pak Darmawan langsung berubah kesal.
"Cari sampai dapat gadis itu. Jika sudah ketemu, bawa dia ke tempat yang sudah aku beritahu kemarin."
Jantung Zayyan terasa berhenti berdetak sejenak. Perasaannya langsung tidak enak dan teringat kepada Shakila. Tiba-tiba saja otaknya berpikir kalau Pak Darmawan menyuruh orang untuk menculik putri kesayangannya.
"Tidak akan aku biarkan kalian merebut Shakila dariku. Akan aku lindungi anakku sampai tetes darah penghabisan," batin Zayyan. Dia pun segera pergi setelah Pak Darmawan memutuskan sambungan teleponnya.
Sore hari setelah pulang kerja, Zayyan pergi ke rumah sakit tempat Dokter Lazuardi bertugas. Dia sudah membuat janji sejak lama dan baru bisa bertemu sekarang. Hal itu dikarenakan jadwal kerja Dokter Lazuardi begitu padat.
"Apa yang ingin Anda tanyakan?" tanya Dokter Lazuardi dengan tatapan penuh selidik kepada Zayyan.
Saat ini mereka berada di ruang kerja Dokter Lazuardi. Suasana rumah sakit yang sepi membuatnya semakin terasa mencekam.
"Ini tentang kejadian di masa lalu, tetapi berdampak besar untuk saat ini. Terutama nyangkut keselamatan nyawa putriku. Yang ingin aku tanyakan adalah siapa selingkuhan Miranda, mantan istri Arya Darmawan," jawab Zayyan.
"Apa urusan kamu dengan mereka?" tanya Dokter Lazuardi dengan tatapan tajam.
"Karena putriku adalan anak kandung Arya Wirawardana. Sedangkan yang aku dengar dahulu Miranda bercerai dengan Miranda karena ketahuan selingkuh dan anak-anaknya itu bukan berasal dari benihnya," jawab Zayyan. "Saat ini keadaan perusahaan milik Arya dalam perebutan anak Miranda dan putri palsu Arya."
Terlihat ekspresi terkejut dari wajah Dokter Lazuardi. Zayyan yakin laki-laki itu baru mendengar hal ini.
"Ya, dulu aku adalah dokter yang merawat laki-laki bernama Jhonatan. Laki-laki itu pernah sakit parah dan sering curhat tentang kekasih dan anak mereka yang dibesarkan oleh Arya. Miranda juga beberapa kali datang bersama kedua putranya yang masih kecil-kecil," jelas laki-laki yang rambutnya sudah beruban.
"Jhonatan bilang hanya satu anaknya dan yang seorang lagi bukan anaknya. Awalnya aku mengira itu anak kandung Arya. Rupanya bukan. Miranda punya kekasih baru setelah putus dari Jhonatan. Katanya wanita itu tidak bisa menjalin hubungan dengan satu laki-laki saja. Sejak zaman dirinya remaja sudah seperti itu. Berpacaran dengan beberapa orang laki-laki di waktu yang bersamaan," lanjut Dokter Lazuardi.
Zayyan diam-diam merekam pembicaraan mereka. Ini bisa dijadikan alat untuk melawan Mario dan Miranda.
"Entah bagaimana ceritanya, suatu hari Arya datang ke rumah sakit dalam keadaan marah-marah. Dia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri perselingkuhan Miranda dan Jhonatan. Sampai-sampai dia menghajar selingkuhan istrinya di halaman rumah sakit. Kejadian itu sangat heboh dan membuat banyak orang berkerumun untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Waktu itu aku tidak menyaksikan langsung karena sedang menangani pasien gawat darurat. Aku hanya mendengar dari beberapa rekan kerja dan keluarga pasien yang terus saja membicarakan kejadian itu."
"Terima kasih karena Dokter sudah mau memberi tahu aku semua ini. Saat ini keberadaan putri kandung Arya sedang disembunyikannya karena sedang diincar oleh orang-orang yang menginginkan harta Arya. Sementara dia sendiri tidak menginginkan harta ayah kandungnya. Yang dia inginkan adalah Arya menjadi wali nikahnya suatu hari nanti," ujar Zayyan dan itu membuat Dokter Lazuardi terharu.
Sungguh sebuah informasi yang sangat penting yang didapatkan oleh Zayyan. Sekarang tinggal hasil tes DNA yang menyatakan kalau Mario dan Arya tidak memiliki hubungan darah. Dia tidak tahu di mana Arya dahulu melakukan tes itu.
"O, iya. Kenapa Arya tidak melindungi putrinya sendiri?" tanya Dokter Lazuardi.
"Karena Arya menghilang secara misterius. Sampai sekarang belum diketahui kabar dan keberadaannya," jawab Zayyan.
"Kasihan sekali. Semoga saja dia segera ditemukan," balas Dokter Lazuardi. "Hei, jangan-jangan hilangnya Arya ada hubungannya dengan mantan istrinya itu?"
***