Kubalas Penghianatanmu Mass

Sepanjang perjalanan, Andin hanya diam tak mengeluarkan sepatah kaya pun. Andin menerima tawaran Alex untuk mengantarnya karena ia benar-benar sudah badmood jika harus repot-repot memesan taxi online.

"Rumah kamu yang mana?" Tanya Alex memecah keheningan.

"Oh maaf aku ngelamun ya. Belok kanan itu terus ada rumah cat cream" jelasnya pada Alex.

Setelah mereka sampai di depan rmah Andin. Alex mulai berinisiatif untuk mengambil Fara dari gendongan Andin. Karena sedari tadi Fara telah tertidur semenjak keluar dari mall.

Saat Alex sibuk menggendong Fara, Andin tak lupa mengambil barang belanjaannya di bagasi mobil.

Ceklek

"Sini Fara nya, makasih ya tumpangannya" ucap Andin tulus dengan senyum yang tetap manis menurut Alex.

"Apa ga aku bawa Fara ke dalam aja? "

"Gausah lex, tinggal dikit. Maaf aku gak nyuruh kamu mampir"

"Iya gapapa"

"Siapa ndin? Ehh ganteng bangett" ucap Retno yang tiba-tiba sudah ada di depan pintu. Ia dengan tak tahu malunya mengulurkan tangannya pada Alex.

"Aku Retno, kakak iparnya Andin"

Ucapnya dengan senyum sok manisnya.

Sungguh, alex sekarang benar-benar mual melihat kecentilan perempuan ini. Alex sama sekali tak menggubris uluran tangan Retno. Ia hanya memandanginya dengan datar.

"Saya kesini cuma mau nganter Andin, permisi" ucaonya dan berlalu begitu saja dari rumah Andin.

Pfftttt

"Apa?? Kenapa ketawa? Siapa sihh ganteng banget, kamu selingkuh ya? Eh tapi masa orang seganteng dia mau jadi selingkuhan kamu. Pasti cuma kenal-kenalan aja"

Andin berusaha mati-matian untuk tidak merotasi matanya.

"Bukan siapa-siapa mbak" ucapnya dan berlalu menuju kamar putrinya untuk meletakkannya di kasur.

Saat Andin hendak masuk kamar, ia dikejutkan dengan perkataan kakak iparnya yang menurutnya keterlaluan.

"Dapet duit dari mana belanja banyak? Kamu gak jadi ani-ani cowo tadi? "

"Astagfirullah mbak. Orang tadi aku gak kenal ya. Kali mau nuduh aku selingkuh mending mbak tanya ke mas Firman deh, yang selingkuh aku atau dia"

"Apasih maksudnya"

**

"Eh jeng, emas baru ya? " tanya ibu-ibu pemilik warung pada bu Winda yang saat itu sedang banja gula.

"Eh iya dongg, anakku kan manager udah pasti aku kecipratan duit banyak. Jadi beli emas banyak dehh" ucapnya dengan sombong.

"Halah kw pasti buk" sahut ibu-ibu yang lain.

"Heh kalo ngomong dijaga yaa! Masa seorang aku pake mas palsu. Gatel-gatel dong kulitku nantii! "

"Tapi denger-denger bu, masa istrinya cuma dikasih nafkah 400ribu sih sebulan. Itupun buat makan semua keluarga. Apa ga pelit tuh. Jangan-jangan juga diambil jatahnya sama ibu, jangan sampe nanti dapet karmanya ya bu Winda"

"K*rang ajar, kamu dapet berita hoax dari mana?? Anakku tuh nggak pelit ya? Emang dasar bininya aja yang gak bisa ngatur keuangan"

"Hehh bu, dimana jaman sekarang tuh 400ribu cuma buat 2hari aja. Ini buat sebulan. Apa gak keterlaluan suaminya"

"Halah kalian ini syirikkk!! " sewot bu Winda dan langsung pergi dari kerumunan ibu-ibu yang sedang belanja.

**

"Loh bu, mana belanjaannya?" Tanya Retno saat mendapati ibunya pulang dengan tangan kosong dan muka bersungut-sungut marah.

"Gak adaaa!! Biarin aja semua gak makann! Kesel aku. Tadi niatnya mau pamer ini emas malah dibilang KW. Terus malah ngungkit-ngungkit uang yang dikasih Firman ke Andin"

"Ya ka emang KW bu" jawab Retno acuh.

"Heh! Kamu ini ngelawan aja sama orangtua. Lagian suami kamu juga kerja, kenapa ibu ga pernah dikasih duit! Kamu, suamimu, dan anakmu juga ikut makann! "

"Yaelah bu gaji guru honorer berapa sih. Terus sekarang mas Sugeng juga berangkat dari sini jauh ke tempatnya ngajar. Bensinnya banyak bu, eh bu tau gak tadi tuh Andin dianter sama cowok ganteng banget Buu, udah kaya aktor itu siapa sih iyaa Nicholas Saputra" jelas Retno pada ibunya dengan membayangkan Alex.

"Kamu ini ngada-ngada aja. Mana mungkin Andin punya temen seganteng itu"

"Ihh bener Buu, duh kenapa tadi aku gak minta foto. Terus dia naik mobil buaguss buu"

"Jangan-jangan selingkuhannya Andin ya? " tebak bu Winda.

"Eh masa sih bu, Andin kan burikkk. Masih cantikan aku kemana-mana" PD Retno dengan mengibaskan rambutnya.

Sang ibu hanya mencibir dan meninggalkan ia untuk mendatangi Andin.

Brak Brak brakkk.

"Ndinn keluarr"

Ceklek

"Apa sih bu? Kenapa teriak-teriak, fara baru tidur bu" ucap Andin dengan suara sedikit dilembutkan.

"Sana masakk, laper aku" suruhnya pada Andin.

Andin hanya bisa mengernyit heran. Pasalnya ia tak diberi uang belanja sudah lebih dari 2 bulan terhitung saat ibu mertuanya mengambil alih uang 400 ribu dulu.

"Ibu udah belanja? " tanyanya pada sangat ibu mertua.

"Eh ya belum lah, kamu yang belanja! "

"Ya gak bisa gitu dong bu, kan ibu udah ngambil semua uang dari mas Firman, aku mana ada uang buat belanja. Kalau ibu ga belanja ya aku gamau masak"

"Yaudah nih, sekarang kamu belanja sana" ucap bu Winda sambil menyodorkan uang 30ribu untuk sekali belanja.

"Serius 30ribu? Nanti kalau lauknya cuma seadanya jangan marah-marah yaa" ucap Andin dan berlalu dari hadapan ibu mertuanya hendak keluar untuk berbelanja.

**

Setelah selesai berbelanja, Andin segera mengeksekusi bahan-bahan masakannya. Semua sayur ia keluarkan dari dalam plastik

40menit berlalu, semua masakan telah masak. Tepat pukul 6 sore. Putrinya juga telah mandi sedari tadi. Semua anggota keluarga telah berkumpul di meja makan siap untuk menikmati makan malam kali ini.

"Kok gada ayam goreng maa? " protes Chika, anak Retno.

"Tanya ke nenekmu. Kenapa gada ayam goreng" itu Andin yang menjawab.

"Udah Chik, makan seadanya aja. Tadi nenek lagi gak ada uang buat belanja" tutur bu Winda.

"Maaa, mau ayam goreng. Huaaaa" rengek Chika pada ibunya.

Tinggg

Sugeng tiba-tiba berdiri dari kursinya dan berjalan ke arah kamar. Namun sebelum itu, ia sempat berbalik menatap istrinya dan memberi wejangan.

"Lain kali ajarkan anakmu itu untuk hidup sederhana. Jangan semua harus hedon. Jangan apa-apa dituruti. Lihat Fara, daritadi dia pintar tak protes dengan lauk yang ada. Ia bersyukur"

"Apaan sih mas, kenapa malah marah-marah sama Chika. Ya jelas beda dong Fara sama Chika. Chika kan anakku. Dia anak orang berkelas"

"Terserah kamu" ucapnya yang langsung masuk ke dalam kamar.

Makan malam kali ini dihiasi dengan debat panjang antara Retno dan Andin. Andin yang biasanya akan diam saat dihakimi. Sekarang mulai berani untuk melawan.

Tok Tok Tok

"Bukain ndin" suruh itu mertua.

Ceklek

Degh

"Mas Firman? Berani kamu mas bawa dia kesini?" Tanya Andin saat membukakan pintu untuk melihat siapa yang bertamu malam-malam. Dan sungguh ia begitu terkejut saat mengetahui tamu tersebut adalah suaminya dan selingkuhan? Benar-benar.

"Minggir" ucap Firman ketus yang langsung mendorong Andin untuk memberi jalan Shela.

Lihatlah wajah songong g*ndik ini.

Ya, Andin melihat Shela Sheli ini menjulurkan lidah untuk mengejeknya. Hah dia fikir dia yang menang. Enak saja. Batin Andin.

**