NovelToon NovelToon
Ketos Dingin & Gadis Bar-Bar

Ketos Dingin & Gadis Bar-Bar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Cinta Murni / Romansa / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: y.al_29

Bagaimana jika degup ku tak kunjung meredup, sedangkan rasamu tak kunjung selaras. Bagaimana jika rindupun tak kian padam namun rasanya terus meredam. Ternyata benar tidak ada yang mampu menggenggam hujan. karena hujan jatuhnya selalu menyakitkan bukan. (Lavanya)

Kisah gadis Bar-Bar yang mengalami broken home, bukan hanya broken home tapi juga broken heart, sebab teman masa kecilnya sekaligus tentangga depan rumahnya mendadak menjauh dan renggang karena di antara keduanya terjadi kesalahpahaman hingga membuat keduanya menjaga jarak, namun memang dasarnya jodoh sudah di pisahkan pun tetap kembali bersama walaupun harus melalui jalur perjodohan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon y.al_29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Marah Yang Tak kunjung Padam

Saat ini Lavanya sedang berhadapan dengan Xabiru, tatapannya kian menusuk tajam. Jika orang lain yang di perlakukan seperti itu pasti sudah lari sejak awal berbeda dengan Lavanya dia begitu santai menanggapi nya walaupun sebenarnya dalam hati ikut ketar-ketir.

"Lama sekali" Ucapnya Xabiru.

"Sorry gue tadi, ngobrol bentar sama adek lu" jawabnya acuh.

"Masuk" Hanya satu kata yang keluar dari mulut Xabiru, tapi penuh dengan tekanan.

"Iya ini gue mau masuk, awas minggir" Balas Lavanya sambil berlalu masuk kedalam ruangan itu.

Jika siswa lain merasa takut masuk ruangan itu, berbeda dengan Lavanya yang terlihat santai sebab ini bukan kali pertamanya dia berada di ruangan ini. Entah ini akan jadi hukuman ke berapa untuknya yang jelas dia tidak ingat karena memang dia tak menghitungnya.

"Assalamualaikum Bu Mirna yang cantik nya ngalahin Luncinta Luna, yang sabarnya ngelebihin istri-istri di flim ikan terbang, serta hati yang baik seluas alun-alun kota, Apa kabar Bu, apakah rindu dengan muridmu yang cantik nan anggun bagaikan bidadari dari khayangan ini?" Ucap Lavanya ngalor-ngidul tidak jelas.

"Ck, sudah selesai bernarasi nya, duduk kamu! Apa tidak bosan kamu kesini terus" tegas Bu Mirna

Jika kalian akan mengira Lavanya takut dengan gertakan Bu Mirna kalian salah besar, sebab Lavanya selalu punya jawaban di luar ekspektasi untuk menjawab perkataan gurunnya.

"Gimana bisa aku bosen kalo di sini aku harus berhadapan dengan Ibu yang udah lama jadi panutan ku, Menyala ibuku" Ucap Lavanya dengan tersenyum manis, walaupun kenyataannya pernyataannya itu hanyalah bualan semata.

"Ibu tau kamu fans berat Ibu, tapi kamu ga harus juga sering-sering berbuat onar, agar terus bertemu ibu" jawab Bu Mirna dengan percaya diri.

Sedangkan Lavanya yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas dengan pelan dan tetap tersenyum, sambil berbisik ke telinga Aditya.

"PD juga nih guru idaman lu dit, padahal kan gue cuma membual" Aditya yang mendengarnya seketika ingin tertawa tapi tertahan karena dia tidak mungkin tertawa di sini bisa-bisa dia ikut terkena hukuman.

"Gaada yang nyuruh lu bangga-banggain Bu Mirna sampe segitunya, giliran dia geer lu yang kelimpungan sendiri" balas Aditya kembali berbisik kepada Lavanya.

Sedangkan di sisi lain ada Siska yang melihat tingkah laku Lavanya dengan muak namun dia memilih diam saja sebab masih ada Xabiru, dia harus menjaga sikapnya, Memang pantas bukan jika Lavanya menyebutnya dengan panggilan pick me. Jika Siska sibuk mencari perhatian dengan Xabiru, berbeda dengan Xabiru yang sedari tadi hanya diam memandang ke arah Lavanya dengan tatapan datar.

"Jadi sebenarnya apa yang membuat kalian bertengkar sampai wajah kalian berantakan seperti ini" Tanya Bu Mirna "Ada yang mau menjelaskan kepada saya, Xabiru, Aditya?" Lanjutnya

"Ekhm sebelum nya maaf Bu mungkin yang tau akar permasalahannya Xabiru, sebab dia lebih dulu ada di TKP sebelum saya" jawab Aditya dengan sopan.

"Xabiru coba ceritakan" Ucap Bu Mirna .

"Saya juga kurang jelas Bu, tapi yang saya tangkap disini awalnya Lavanya terjatuh, entah sengaja di dorong atau tidak sengaja terdorong, sebab saya berjalan di depan mereka berdua dan setelahnya Lavanya tidak menerima hal tersebut dan dia marah kepada Siska lalu akhirnya terjadilah pertengkaran itu" jelas Xabiru.

"Oke Ibu faham, terlepas dari siapa yang salah, ibu tidak perduli kalian berdua tetap akan di hukum, kalian harus bersihkan toilet bagian  Utara dan Timur sebelum pulang sekolah, ibu tidak akan memanggil kedua orang tua kalian tapi jika terjadi lagi perkelahian ibu tidak segan-segan memberikan surat peringatan untuk kalian berdua" Tegas Bu Mirna "Aditya kamu awasi Siska, dan kamu Xabiru awasi Lavanya " Lanjutnya pada Xabiru dan Aditya.

"Baik Bu" jawab Xabiru dan Aditya bersama.

"Silahkan kalian keluar dari ruangan saya" Ucap Bu Mirna.

Mereka berempat keluar saat sudah berada di luar tiba-tiba Siska menghampiri Xabiru.

"Biru, nanti aku di awasin sama kamu aja ya" Ucap Siska dengan nada lembut yang di buat-buat.

"Mau Aditya atau saya sama saja, lagi pula saya sibuk banyak kerjaan" Ucapnya sambil berlalu pergi sambil sesekali melirik ke arah Lavanya dan Aditya yang sedang berseda gurau entah apa yang mereka tertawakan namun hatinya kesal melihat pemandangan itu.

"Dit ayo" panggil Xabiru pada Aditya.

"Oh iya Bi yu cabut, gue duluan ya Van" Ucap Aditya sambil berpamitan dengan Lavanya.

Lavanya juga memilih pergi ke kelasnya, dia berjalan dengan riang dan sesekali bersenandung. Di sepanjang perjalanan Dia selalu jadi pusat perhatian kaum Adam maupun Hawa jika kaum Adam melihat nya karena kagum sedangkan kaum Hawa melihatnya karena iri. Langkah nya terhenti tepat di depan pintu kelas nya karena teman-temannya sudah berjejer  di bangku koridor menunggu kedatangan nya.

"Udah selesai Van, Gimana-gimana di hukum apaan" tanya Karina.

"Suruh bersihin toilet gue" Balas Lavanya.

"Kasian, primadona SMA Pelita suruh nyikat toilet" Celetuk Belinda.

"Masih mending lah, terima nasib aja" jawab Vanila.

"Ya bener, yaudah yu masuk cape gue, mau berhibernisasi dulu" ucapnya sambil berlalu pergi masuk kedalam kelasnya.

Setelah jam perjalanan habis Lavanya dengan amat terpaksa menjalani hukumannya dengan hati yang dongkol sebab sedari tadi Xabiru hanya diam tak ada niat membantunya sama sekali.

"Bantuin ke, ngeselin" kesal Vanya sediki meninggi kan suaranya. Xabiru yang di sindir-sindir begitu, diam saja tidak perduli.

"Biru ayo bantuin gue" rengek Lavanya.

"Cepet kerjakan, tidak usah banyak mengeluh, saya juga ingin pulang" jawab Xabiru dengan acuh.

"Enak banget ngomongnya cepet-cepet, liat sama lu Segede ini gue suruh cepet-cepet" balas Lavanya dengan nyolot.

"Jika tidak ingin di hukum makanya jangan membuat masalah" Ketus Xabiru.

"Gue juga ga akan buat masalah kalo ga di senggol duluan"

"Cih, memang sudah dasarnya pembuat onar" Balas Xabiru Sambil berdecih.

"Kalo gamau bantu yaudah, gausah ngomong kaya gitu" kesal Lavanya. Sedangkan Xabiru hanya diam tak menjawab perkataan Lavanya dia lebih sibuk dengan pikiran nya sendiri.

"Maniknya masih sama tak ada yang berubah sedikitpun, bahkan lebih cantik, aku suka memandangi mu dari dekat, aku suka  berduaan dengan mu, meskipun amarah ku tak kunjung reda, lukaku tak kunjung juga sembuh, sesulit inikah melupakanmu"  Guman Xabiru dalam hati.

"Hilih malah bengong, kata gue mending lu pergi kalo gaada niat bantu, ga guna sekali" sinis Lavanya. Namun dalam hatinya beda lagi.

"Resiko mencintai hujan adalah sakit, sudah tau dingin nya menusuk masih saja kekeh berada di bawah hujan, sama halnya aku  yang tetap bersikukuh mencintainya padahal sudah jelas dia benci padaku sekeras kepala inikah rasaku" 

"Kalo saya pergi, nanti kamu juga ikut pergi" jawabnya datar.

"Hilih iya deh serah lu" Balas Lavanya "Lu kenapa sih kaku amet gue heran, ngomong sama gue aja bahasanya baku banget, kaya bapak-bapak komplek tau ga" tanya Lavanya tiba-tiba.

"Tidak ada alasan, cepat kerjakan tidak perlu rewel"

"Aih kaya waktu kecil ga pernah tidur bareng aja lu" Cetusnya dengan pelan tapi masih bisa di dengar.

Sejam kemudian Lavanya menyelesaikan hukumannya, dia senang akhirnya selesai juga dan bisa pulang kerumahnya. Walaupun dia bingung mencari alasan nanti jika mommy nya bertanya prihal luka.

"Udah selesai, dah ya, gue pulang" Ucap Lavanya pada Xabiru sambil melangkah keluar toilet namun karena licin Lavanya nyaris terjatuh, tapi tidak jadi sebab Xabiru dengan sigap memeluknya dan menopang badannya.

"Aaaaahhhh mommy" jerit Lavanya dengan menutup matanya tapi tak lama dia membuka matanya kembali sebab dia merasa badannya melayang.

Ketika dia membuka mata tatapan beradu dengan mata elang Xabiru. Beberapa menit terdiam dengan posisi yang masih sama Sampe akhirnya Lavanya berdehem.

"Ekhm Ma.. makasih" ucap Lavanya dengan gugup sedangkan Xabiru hanya diam memandang wajah Lavanya. Dengan tatapan yang sulit di artikan.

1
Saryanti Yahya
ceritanya asyik, lanjut thor
Raliza17
semangat terus kak nulis cerita nya
tetehmanis00: terimakasih 🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!