Alisha seorang desainer muda yang mengalami perpindahan tubuh , akibat pembunuhan yang dilakukan oleh salah satu musuhnya .
Apa yang sebenarnya terjadi dengan alisha ?
Tubuh siapa yang saat ini ia tempati ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Badai pasir
Terjadi badai pasir yang sangat hebat di kerajaan angin. Ada tiga kampung yang tertimbun pasir . Kini mereka masih dalam proses penyelamatan.
Berita itu sudah menyebar di berbagai kerajaan. Begitupun di kerajaan awan . Banyak penduduk yang membicarakannya. Mereka sangat kasihan dengan kondisi warga yang menjadi korban.
Feng Yin yang jarang keluar tidak mengetahui berita tersebut . Sehari-hari dia sibuk membuat baju untuk di jual.
Shui yang baru pulang dari berbelanja langsung heboh . Bahkan dia sampai menangis karena tidak bisa menolong mereka.
Feng Yin terkejut dengan kedatangan Shui yang menangis dihadapannya.
" Kenapa kamu menangis ?"
" Saya kasihan putri ."
" Kasihan sama siapa ?" tanya Feng Yin penasaran.
" Sama orang-orang yang tertimbun pasir ."
" Maksudnya?"
Feng Yin masih bingung dengan ucapan shui .
" Putri ingat kan ... kalau kerajaan angin sebagian besar wilayahnya terdiri dari gurun pasir?"
" Ha... kok aku baru tahu ?"
Shui hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Feng Yin.
" Jadi putri belum tahu ?" tanya Shui yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Feng Yin.
Shui bingung mau menjelaskan dari mana . Jadi dia langsung bicara inti permasalahannya.
" Jadi intinya sekarang kerajaan angin lagi terkena musibah . Beberapa perkampungan sampai terendam oleh pasir . '
" Jadi itu yang membuatmu nangis?"
" Iya putri ."
" Ya sudah puaskan tangis mu ."
" Ha ?"
Shui yang tadinya masih menangis langsung terdiam . Sedangkan Feng Yin kembali melanjutkan pekerjaannya. Jiang Mi yang melihat hal itu hanya bisa menahan tawanya.
Malamnya Feng Yin tidak bisa tidur . Dia kepikiran dengan yang di ceritakan oleh shui . Bagaimana kondisi mereka sekarang?
Feng Yin pun tanpa pikir panjang langsung mengajak Phoenix untuk kesana .
" Jadi putri mengajak saya untuk kesana ?"
" Benar ... apa kamu bisa mengantar?" tanya Feng Yin dengan tatapan memohon .
" Tentu saja putri . Sekarang juga kita bisa langsung berangkat," jawab Phoenix dengan semangat. Bagaimana tidak ... dia bisa berubah menjadi bentuknya
" Aku akan membuat surat dulu buat shui agar esok dia tidak khawatir."
" Silahkan putri ."
Feng Yin meninggalkan surat di meja yang ada di dalam kamarnya. Setelah itu dia mengganti pakaiannya dengan yang lebih simpel .
Suasana malam ini cukup sunyi . Jadi cukup aman buat Phoenix berubah . Phoenix merubah tampilannya seperti bentuk yang asli .
Feng Yin langsung naik ke atas punggung Phoenix. Dia tidak perlu membawa apapun , sebab semua sudah tersedia di ruang sistem.
" Putri siap?" tanya Phoenix.
" Siap ."
" Mari kita berangkat!"
Perlahan Phoenix mulai terbang ke atas . Semakin tinggi dan tinggi . Setelah itu dia langsung terbang dengan cepat menuju kerajaan angin .
Kecepatan Phoenix sangat menakjubkan. Bahkan orang-orang yang berada di bawahnya tidak ada yang menyadari jika binatang legendaris itu terbang diatas mereka .
Setelah mereka semakin dekat, Phoenix mulai menurunkan kecepatannya secara perlahan. Kemudian turun di Padang pasir .
Phoenix langsung merubah bentuk tubuhnya lagi sebelum ada yang menyadarinya . Kemudian kembali bertengger di bahu Feng Yin.
Feng melihat kondisi sekitarnya. Ternyata hanya Padang pasir . Ada juga beberapa pohon kaktus yang tumbuh di sekitar.
" Apa kita sudah sampai ?"
" Saya hanya bisa membawa putri sampai sini . Sebab jika terlalu dekat , akan banyak yang mengetahui keberadaan hamba ."
" Kemana lagi kita akan melangkah?"
" Ke arah barat . Putri bisa menggunakan jurus meringankan tubuh untuk sampai kesana ."
" Tidak masalah.... ayo kita berangkat!"
Tanpa berniat untuk istirahat , Feng Yin langsung berlari kearah barat . Dengan jurus meringankan tubuh yang ia miliki dengan cepat dia sampai di tempat tujuan .
Ada beberapa tenda darurat yang sudah terpasang. Beberapa prajurit nampak berjaga di depan tenda .
Karena keadaan yang gelap jadi tidak ada yang menyadari kedatangan Feng yin . Feng Yin perlahan mendekati wilayah yang terkena badai .
Terlihat tumpukan pasir yang semakin tinggi . Rumah-rumah penduduk nampak terendam dalam pasir . Apakah ada warga yang masih tertimbun pasir ?
" Berapa banyak warga yang hilang ?" tanya pangeran Juan pada panglimanya.
" Menurut informasi dari warga yang selamat , ada sekitar lima belas orang yang masih belum ditemukan."
" Bagaimana dengan bahan makanannya?"
" Pasokan makanan cukup terbatas . Bantuan dari pusat belum sampai."
" Kalau begitu utus beberapa orang untuk ke istana . Kita harus mendapatkan pasokan yang cukup untuk para warga . Kalau tidak ... mereka akan mati kelaparan."
" Baik pangeran ."
" Sekarang istirahatlah, besok hari kita masih panjang . Jangan sampai kita kelelahan sebelum bekerja."
" Baik pangeran ."
Panglima Sen langsung keluar dari tenda pangeran Juan . Dia kembali ke tanda miliknya.
Pangeran Juan ingin tidur , tetapi matanya tidak bisa terpejam . Jadi dia memutuskan untuk keluar dari tenda. Perlahan dia melangkahkan kakinya ke tumpukan pasir .
Kemudian pandangannya tertuju pada sosok yang berdiri agak jauh dari tempatnya. Jadi dia mendekati sosok itu .
Feng Yin masih bingung apa yang bisa dia lakukan. Dia memandang kedepan dengan pandangan kosong. Sampai tidak menyadari kehadiran pangeran Juan yang semakin dekat dengannya.
" Siapa kamu ?" tanya pangeran Juan dengan suara beratnya. Feng Yin langsung tersadar dari lamunannya. Kemudian dia menoleh ke sumber suara .
" Pangeran Juan ?"
" Putri Feng Yin ?"
Keduanya tidak menyangka bisa bertemu di tempat ini .
" Bagaimana putri bisa sampai disini ?"
" Rahasia... pangeran sendiri kenapa ada disini ?"
Pertanyaan yang konyol sebenarnya. Sepertinya Feng Yin melupakan asal pangeran Juan. Membuat pangeran Juan terkekeh.
" Putri lucu ... kalau saya ada disini itu lumrah . Sebab saya tinggal tidak jauh dari tempat ini . Dan ini juga kerajaan saya. Tetapi putri ..."
" Betul juga ... kok aku bisa lupa sih ," gumam Feng Yin yang masih bisa didengar oleh pangeran Juan .
" Maafkan saya pangeran. Saya lupa jika ini tanah kelahiran pangeran . Sebenarnya saya kesini tidak ada niat jahat. Saya ingin membantu korban yang terkena bencana . Apa tidak boleh ?"
" Tentu saja boleh . Tetapi yang menjadi pertanyaan saya ... bagaimana putri bisa sampai kesini ?" tanya pangeran Juan dengan pandangan menyelidik .
" Itu rahasia."
Pangeran Juan tidak menyangka jika cucu dari mendiang gurunya menyimpan banyak misteri.
" Baiklah... karena sekarang sudah malam , bagaimana kalau putri istirahat dulu ?"
" Tentu . Bolehkan saya membuat tenda disini ?"
" Memangnya putri membawa tenda ?"
" Tentu saja bawa ."
Feng Yin mengeluarkan tenda dari ruang sistem. Pangeran Juan sangat kaget dengan hal itu .
" Putri mempunyai cincin ruang ?"
" He he he jangan bilang siapa-siapa pangeran . Ini rahasia !"
Feng Yin mengucapkan hal itu dengan cuek . Entak kenapa dia merasa nyaman dengan pangeran Juan . Bahkan dia tidak sungkan mengeluarkan barang dari ruang sistem.
" Lain kali putri harus hati-hati jika mengeluarkan barang dari cincin ruang . Sebab tidak sembarang orang yang memilikinya. Bisa jadi ada orang yang berniat tidak baik ," saran pangeran Juan .
" Terimakasih nasehatnya pangeran . Apa pangeran tidak berniat membantu saya membangun tenda ?"
" Ha ?"
Mau tidak mau pangeran Juan membantu Feng Yin membangun tendanya . Sebagai ucapan terimakasih Feng Yin mengajak pangeran Juan makan malam bersama .
" Karena pangeran sudah membantu . Sekarang saya akan mentraktir pangeran makan . Tunggu sebentar."
Feng Yin kembali mengambil makanan dari ruang sistem . Dia mengambil roti yang selalu tersedia di ruang sistem.
" Ini buat pangeran," ucap Feng Yin sambil mengulurkan roti itu ke tangan pangeran Juan .
Meskipun bingung pangeran Juan mengambil roti itu . Dia bisa melihat jika Feng yin memakan roti yang sama dengan punyanya.
" Silahkan dimakan pangeran . Jangan khawatir roti itu tidak beracun ."
Mendengar ucapan Feng Yin mau tidak mau dia langsung memakannya. Ternyata rasanya sangat enak . Lembut dan tidak terlalu manis . Dia memakan rotinya dengan lahap .
" Terimakasih putri . Sekarang putri bisa istirahat. "
" Oke ... selamat malam !"
Tanpa berkata lagi Feng Yin memasuki tendanya . Sedangkan pangeran Juan kembali ke tenda miliknya. Tidak lupa dia menyuruh dua prajurit untuk menjaga tenda Feng Yin dari jauh .