Allea Laticia Braine, siapa yang tidak mengenal gadis cantik, pintar dan seksi dengan sejuta pesona itu. Terlebih semuanya ditunjang oleh statusnya yang sudah menjabat sebagai Presdir Muda.
Semua pria tentu sangat mengincar gadis itu. Mereka selalu berlomba-lomba untuk mendapatkan hati seorang Allea. Tapi tidak satupun yang berhasil.
Hingga suatu hari, dengan bodohnya Lea terjebak oleh permainan seorang pria yang notabenenya adalah rekan kerjanya.
Lalu apa yang terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ONWMR-31
Menghilangnya Lea di malam pesta membuat Alex kelimpungan, dia telah mencoba menghubungi ponsel Fanny dan Lea tapi tidak satupun yang dapat tersambung. Pria itu menyewa beberapa orang untuk membantunya mencari keberadaan sang wanita sebelum kabar tidak mengenakan ini sampai ke telinga Arse, yang ada pria tua itu akan mencabut restunya. Karena Alex sudah tidak becus untuk menjaga cucu perempuannya.
"Tuan, Nona Lea ternyata sudah kembali ke Belanda" lapor Roy, asisten pribadi Alexander.
"Bagaimana bisa? Bukankah kau sudah mengecek daftar nama penumpang pesawat menuju ke Amsterdam?" tanya Alex heran.
"Benar Tuan, bahkan sampai saat inipun tidak ada penumpang atas nama Allea di maskapai penerbangan manapun" jawab Roy yang ikut merasa aneh.
"Sudahlah. Stop semua pencariannya, cepat siapkan tiket untuk ku malam ini juga!"
"Baik Tuan"
Alex segera mengemas semua barang-barangnya ke dalam koper, dia harus cepat sampai di Belanda malam ini juga.
Setelah memakan waktu selama satu jam lima belas menit di dalam pesawat, Alex saat ini sudah dapat menarik koper miliknya di kawasan Bandar Udara Internasional Schiphol (AMS). Sebuah kendaraan mewah sudah terparkir dengan rapi menunggu kedatangan sang Tuan.
"Guess" Alex menyebutkan nama hunian apartemen mewah yang berada di pusat kota.
"Baik Tuan Muda" patuh seorang pria paru baya yang duduk di belakang kemudi.
Setelah sampai di tempat yang dituju, Alex segera naik ke salah satu lantai dimana unit Lea berada. Pria itu tentu sudah tahu karena Raff yang memberitahu. Setelah mengecek nomor kamar, Alex segera mengangkat tangan untuk memencet bel. Tapi setelah beberapa kali bel berbunyi tidak ada satu orang pun yang membukakan pintu untuknya.
"Maaf Tuan, unit itu kosong setelah dua minggu belakangan ini" seorang petugas kebersihan yang kebetulan lewat segera memberi informasi.
"Kau yakin hari ini juga masih kosong?" suara arogan seorang Alexander kembali terdengar.
"Benar Tuan"
"Ya sudah sana pergi!"
Petugas kebersihan itu akhirnya pergi dengan menahan rasa dongkol dihati "Bukannya berterima kasih malah mengusir"
Alex segera turun ke lantai dasar setelah mendapat informasi kalau Lea ternyata belum pulang ke apartemen, pria itu segera memerintah sopirnya untuk menuju mansion besar Braine. Dia yakin Lea ada disana.
"Raff bilang Nona Lea tidak kembali ke mansion Tuan" lapor Roy kemudian saat mobil yang mereka tumpangi hampir sampai di mansion.
"Lalu kemana perginya wanita itu?"
"Saya tidak tahu Tuan"
"Ck, lalu kau tahu informasi Lea sudah kembali itu darimana?"
"Dari anak buah saya Tuan"
"Dia melihat Lea pergi ke arah mana?"
"Tidak Tuan, anak buah saya hanya melihat Nona Lea bersama Fanny di bandara. Setelah itu dia langsung melapor tapi saat selesai ternyata Nona Lea sudah pergi, saya kira dia kembali ke apartemen. Oleh karena itu saya tidak memerintahnya untuk mencari lagi"
"Bodoh!" geram Alex murka. Roy hanya bisa menundukan kepalanya bingung.
Sementara di salah satu gedung apartemen lain, sepasang anak manusia tengah terdiam dengan saling menatap. Ya, mereka adalah Lea dan Rells.
Setelah dirawat selama 2 hari di rumah sakit, dokter akhirnya mengijinkan Lea untuk pulang. Wanita itu merengek ingin langsung kembali ke negaranya dan Rells dengan sukarela mengantar Lea pulang dengan jet pribadinya. Dan disinilah mereka sekarang, di sebuah unit apartemen yang menjadi saksi bisu bersatunya kedua manusia itu hingga menghasilkan sebuah kehidupan yang baru.
"Sebelum aku kembali ke negaraku, kita harus bicara Allea"
Lea menatap Rells dengan datar, tidak satupun orang yang dapat membaca raut wajah wanita itu saat ini.
