Liam, seorang DJ tampan di sebuah diskotik mewah, terperangkap dalam lingkaran setan. Ia dipaksa menjadi "pria bayaran" oleh Mr. Ricardo, pemilik diskotik yang kejam. Liam terpaksa menerima tip dari para wanita kaya, meski hatinya menolak. Ia berusaha bebas, namun ancaman Mr. Ricardo dan desakan teman-temannya membuatnya terjebak. Suatu malam, Amanda, seorang wanita muda kaya raya yang sering berkunjung ke diskotik tersebut, tertarik pada Liam. Amanda terbiasa mendapatkan apa saja yang diinginkannya dengan uangnya, namun Liam berbeda. Liam tidak tertarik pada uang Amanda, dan ini justru membuat Amanda semakin tertarik padanya. Amanda menawarkan Liam uang sebesar dua miliar rupiah untuk menjadi miliknya. Tawaran ini menjadi titik balik dalam hidup Liam. Apakah Liam akan menerima tawaran Amanda dan bebas dari jeratan Mr. Ricardo? Atau akan ada konflik yang akan terjadi? Akankah cinta mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
༺ ༻ BAB 8 ༺ ༻
...✧༺♥༻✧...
...✧༺♥༻✧...
...✧༺♥༻✧...
Amanda memasuki ruangan karaoke VIP, langkahnya tetap anggun meski high heels-nya menginjak lantai yang berkarpet tebal. Lampu remang-remang menonjolkan kecantikan wajahnya yang tajam.
Ia menatap Liam yang sedang duduk di sofa dengan tatapan yang sulit dibaca. Ada sesuatu di balik tatapan itu… sesuatu yang membuat Liam merasa takut dan tertantang dalam waktu bersamaan.
Amanda, suaranya rendah dan berwibawa "Kau sudah menunggu lama?"
Liam, suaranya gemetar sedikit "Tidak lama, Nona Alistair."
Amanda duduk di sofa di seberang Liam, jarak mereka cukup dekat. Aroma parfum mahal yang ia gunakan tercium dengan kuat. Liam mencoba untuk tidak terlalu fokus pada aroma itu, ia harus fokus pada perkataan Amanda.
Amanda "Aku tidak suka berlama-lama. Langsung saja ke intinya. Ricardo mengatakan kau sudah siap. Apakah itu benar?"
Liam, mencoba untuk tetap tenang "Saya siap, Nona."
Amanda tersenyum sedikit, senyum yang tidak mencapai matanya. Senyum itu membuat Liam merasa semakin takut. Ia merasakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Ia merasakan bahwa ia sedang berada dalam perangkap.
Amanda" Bagus. Karena aku tidak memiliki waktu untuk permainan. Besok… aku akan membutuhkan jasamu. Dan aku harapkan kau tidak akan mengecewakanku."
Amanda menarik napas dalam-dalam lalu menatap Liam dengan tatapan yang tajam dan mengancam.
Amanda, suaranya mengancam "Kau paham?"
Liam menelan ludah, keringat dingin membasahi keningnya. Ia merasakan tekanan yang sangat besar dari tatapan Amanda. Ia tahu bahwa ia sedang berada dalam situasi yang sangat berbahaya. Ia harus berhati-hati dalam berkata-kata dan bertindak.
Liam, suaranya gemetar tetapi mencoba untuk tetap tegas. "Saya… saya paham, Nona Alistair. "
"Tapi… bolehkah saya mengetahui apa yang akan Nona minta dari saya?"
Amanda tersenyum sinis. Senyum itu lebih mengancam daripada perkataannya sebelumnya.
Amanda, suaranya dingin dan tajam" Kau tidak perlu mengetahui semua detailnya. Yang perlu kau ketahui adalah… kau harus melakukan apa yang aku perintahkan."
"Tanpa pertanyaan. Tanpa bantahan. Kau hanya perlu melakukannya dengan sempurna. Dan jika kau berani mengecewakanku…"
Amanda mendekati Liam, jarak mereka sangat dekat sekarang. Aroma parfum mahal yang ia pakai semakin kuat tercium. Liam bisa merasakan napas Amanda di wajahnya.
Amanda, suaranya berbisik di telinga Liam "Kau akan menyesal."
Amanda mundur dan berdiri dengan tegak. Ia menatap Liam dengan tatapan yang penuh kekuasaan.
Amanda, suaranya kembali tegas "Besok malam… di tempat yang akan aku beritahu. Jangan sampai kau terlambat."
Liam, merasa terbebani dan juga sedikit marah, akhirnya berbicara. Ia tidak bisa menerima perlakuan Amanda yang terlalu menguasai dan misterius. Ia membutuhkan kejelasan.
Liam, suaranya keras dan tegas, menunjukkan sedikit keberanian "Nona, Anda sudah menyewa saya dua kali lipat harga dasar hanya untuk berbincang-bincang ini? Kenapa tidak sekarang? Apa yang sebenarnya Anda rencanakan?"
Amanda tertawa kecil, suara tawanya memiliki nada yang dingin dan misterius. Ia menikmati reaksi Liam. Ia menikmati bagaimana Liam mulai menunjukkan keberaniannya. Ia menikmati bagaimana Liam mulai menantangnya.
Amanda, suaranya menarik dan menantang "Menarik… kau ingin sekarang ?"
...✧༺♥༻✧...
Amanda menatap Liam dengan tatapan yang dalam dan penuh arti. Ia mendekati Liam, jarak mereka sangat dekat. Ia bisa merasakan debaran jantung Liam yang semakin kencang.
Amanda, suaranya berbisik, namun penuh dengan kekuasaan "Baiklah… jika kau menginginkannya… aku akan memberimu apa yang kau inginkan… tapi… dengan satu syarat."
Amanda menarik napas dalam-dalam, lalu berbicara dengan suara yang rendah dan menarik. Ia menatap mata Liam dengan tatapan yang penuh arti. Ia ingin melihat reaksi Liam terhadap syarat yang akan ia ajukan.
Amanda, suaranya lembut tetapi tegas "Syaratnya… kau harus memberi aku semua informasi yang kau ketahui tentang Ricardo. Semua rahasia dan kelemahannya. Semua yang kau tahu… aku harus mengetahui semuanya. Barulah… aku akan memberimu apa yang kau inginkan."
Liam terkejut dengan syarat Amanda. Ia tidak menyangka bahwa Amanda akan meminta informasi tentang Ricardo. Ia tahu bahwa informasi itu sangat berharga dan berbahaya.
Ia juga tahu bahwa ia berada dalam posisi yang sangat sulit. Ia harus memilih antara keinginannya dan keamanannya.
Liam, bergumam dalam hati "Ricardo… Nona Amanda… ini terlalu berbahaya…"
Liam, suaranya gemetar tetapi mencoba untuk tetap kuat "Itu… itu adalah informasi yang sangat sensitif, Nona. Saya… saya tidak tahu…"
Amanda mendekati Liam lagi, jarak mereka sangat dekat sekarang. Ia bisa merasakan napas Liam di wajahnya. Ia bisa merasakan debaran jantung Liam yang semakin kencang.
Amanda, suaranya berbisik di telinga Liam "Kau memiliki waktu untuk memikirkannya. Tapi ingat… waktu tidak berpihak kepadamu. Dan aku… tidak sabaran."
Amanda, dengan kekuasaan dan keanggunannya, tidak memberi waktu Liam untuk berpikir panjang. Ia mencium bibir Liam dengan lama, ciuman yang dalam dan penuh dengan dominasi.
Ciuman yang membuat Liam luluh dan hilang dalam pesona Amanda. Ciuman yang menghilangkan semua keraguan dan ketakutan Liam.
Amanda, suaranya lembut setelah ciuman itu, tetapi matanya masih menunjukkan kekuasaannya "Aku tahu tentang mu… semuanya."
Amanda mengusap wajah Liam dengan lembut, sentuhan yang berbeda dari sentuhannya sebelumnya. Sentuhan yang penuh dengan kasih sayang dan pemahaman. Sentuhan yang membuat Liam merasa nyaman dan aman.
Liam, suaranya gemetar, matanya sayu karena ciuman itu "Hm… aku…"
Amanda, memotong ucapan Liam, suaranya berbisik" Sttt… aku tahu… aku tahu apa yang kau inginkan. Aku bisa membebaskanmu… dari Ricardo… dari semua ini. Tapi… kau harus patuh. Kau harus melakukan semua yang aku perintahkan."
Amanda memperdalam ciumannya, ciuman yang lebih membara dari sebelumnya. Ciuman yang membuat Liam semakin hilang dalam pesona Amanda.
Ciuman yang menyatakan kesepakatan tanpa kata-kata. Liam membalas ciuman itu dengan nafsu yang sama. Ia telah terikat. Ia telah memilih Amanda.
Setelah ciuman yang penuh gairah itu, Amanda melepaskan Liam, namun tatapan matanya masih menunjukkan kekuasaan dan kendali. Ia menarik napas dalam, lalu berbicara dengan suara yang rendah dan jelas.
Amanda, suaranya tegas dan langsung ke pokok perkara "Ricardo adalah sebuah batu sandungan. Dia menggunakan kamu, Liam. Dia menggunakan semua orang."
"Aku perlu kamu untuk menghancurkannya. Aku perlu kamu untuk mendapatkan semua informasi yang aku butuhkan darinya. Kau akan menjadi mata dan telingaku."
Amanda menjelaskan rencananya dengan detail, mengungkapkan semua strategi dan tujuannya. Ia mempercayakan misi yang sangat berbahaya kepada Liam.
Misi yang melibatkan risiko yang sangat besar. Tetapi Amanda percaya pada Liam. Ia percaya pada kemampuan Liam. Ia percaya pada kesetiaan Liam.
Amanda, suaranya penuh keyakinan "Kau akan menjadi orang yang penting dalam rencanaku. Kau akan menjadi kunci untuk menghancurkan Ricardo."
"Dan sebagai balasannya… aku akan memberimu kebebasan. Aku akan melindungi kamu. Aku akan memberimu apa yang kau inginkan."
Amanda menatap mata Liam dengan tatapan yang penuh dengan janji. Janji kebebasan. Janji perlindungan. Janji kebahagiaan. Liam menatap kembali mata Amanda, merasakan campuran perasaan yang rumit: ketakutan, kegembiraan, dan kesetiaan. Ia telah memilih jalan ini. Ia telah memilih Amanda.
...✧༺♥༻✧...
...Bersambung…...
terima kasih sudah mampir karyaku yaaa