NovelToon NovelToon
Kekasih Virtual

Kekasih Virtual

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Cinta Terlarang / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:747
Nilai: 5
Nama Author: wanudya dahayu

~♡Cinta ini bukan terlalu cepat bersemayam di dada
Tidak juga terlalu cepat mematri namamu di sana
Hanya saja semesta terlambat mempertemukan kita
Sayang, rindu ini bukannya ******
yang tak tahu diri meski terlarang.
Maka ...
Jangan paksa aku melupakan
sungguh aku belum lapang~♡


"Aku tahu dan menyadari ini salah, tapi Aku tidak bisa menghentikannya, jika ini adalah takdir, bukankah hal yang sia-sia jika Aku menghindarinya, sekuat apapun Aku menghindar tetap saja Aku tidak akan pernah bisa lari dari perasaan ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wanudya dahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan yang nyata

Rangga masih memeluk tubuh Kirana dengan sangat erat dari belakang, sambil sesekali mendaratkan kecupan di punggung mulus milik gadis itu yang masih polos tanpa mengenakan apa pun selain selimut warna putih yang ia gunakan dari tadi untuk menutupi tubuhnya.

Mereka masih saja diam membisu, sibuk dengan fikiran Mereka masing-masing, hanya pelukan erat dan hangat yang mampu menerjemahkan dan menenangkan apa yang tengah berkecamuk di hati dan fikiran mereka berdua saat ini.

Sudah lewat tengah malam namun tak sedikitpun ada keinginan bagi mereka berdua untuk memejamkan mata, tidak ada rasa kantuk menghampiri, seolah mereka begitu enggan untuk terlelap barang sebentar, sebab takut kebersamaan mereka ini akan segera berakhir.

Kemudian sambil membelai lembut rambut hitam dan panjang milik Kirana.

Rangga berkata dengan suara yang pelan

"Tidurlah," katanya.

Kemudian Kirana membalikkan tubuhnya menghadap Rangga, ditatapnya wajah laki-laki itu yang hanya berjarak beberapa senti saja dari wajahnya.

"Aku takut," ucapnya lirih seraya meneteskan butiran bening di kedua sudut matanya.

Dengan segera Rangga mengusap lembut dengan jemarinya pipi gadis itu yang dibasahi oleh air mata .

"Apa yang kamu takutkan?"

"Aku hanya merasa takut, itu saja," jawab kirana singkat.

"Tidak ada yang perlu kamu takutkan, justru aku yang seharusnya merasa takut, sebab di posisiku saat ini dengan mudahnya aku bisa kehilanganmu, besok atau lusa ketika kamu memutuskan untuk kembali pulang dan memilih melanjutkan hidupmu dengannya, mungkin aku akan kehilanganmu begitu saja untuk selamanya, dan itu akan menyakitkan untukku," kata Rangga dengan tatapan mata yang memilukan.

Mendengar ucapan Rangga hati Kirana begitu sakit, seolah ada yang sengaja menyayatnya dengan belati yang tajam.

Dia pun semakin terisak dalam tangisnya dan kembali menenggelamkan wajahnya di dada Rangga, dada yang saat ini pun tak kalah bergemuruh dengan hebatnya.

"Tinggallah bersamaku, Ki," pintanya

"Tapi ... " sahut kirana tanpa meneruskan ucapannya.

"Menikahlah denganku, aku akan lakukan apa pun untukmu selama Kamu mengiyakan keinginanku ini," pintanya lagi pada Kirana.

"Aku ingin, tapi bagaimana dengan Mas Satya, meski aku terlalu sayang untuk melepaskanmu tapi aku juga tidak cukup punya hati untuk menyakiti hatinya, biarlah seperti ini dulu Mas, biarkan semesta yang kelak memutuskan akan seperti apa hubungan kita ini nanti," kata kirana lagi.

"Baiklah, aku akan menunggu," jawabnya sambil mencium pucuk rambut Kirana yang kini masih dalam pelukannya.

"Sekarang tidurlah, biar Aku yang terjaga sepanjang malam ini, sebab Aku tidak ingin semua ini cepat berakhir," kata Rangga lagi sambil mengeratkan pelukannya.

Kirana pun mencoba memejamkan matanya, begitu nyaman terlelap dalam pelukan seseorang yang dicintainya namun begitu sulit untuk dimiliki.

Sementara Rangga masih enggan terlelap, Dia lebih suka memandangi wajah ayu gadis yang ia cintai lelap dalam mimpinya.

"Mimpilah yang indah sayangku," ucapnya lirih kemudian mengecup kening gadis yang sangat dicintainya ini.

Pagi harinya Kirana lebih dulu terbangun, dia melihat Rangga yang masih tertidur pulas di sampingnya dengan tangan yang masih memeluk erat tubuhnya. Kirana menatap lekat wajah Rangga, kemudian ia meraih ponselnya yang ia letakkan di atas nakas lalu ia mengambil gambar wajah laki-laki rupawan yang masih memejamkan matanya itu dengan kamera ponsel miliknya, ia memotret wajah laki-laki yang masih tertidur pulas di sampingnya ini. Kirana tersenyum melihat foto hasil jepretannya sendiri.

"Aku akan menyimpan ini," gumamnya.

Dia membuka juga pesan menumpuk di ponselnya, ada banyak pesan dari Satya juga Sisil temannya, yang sepertinya sudah tidak sabar lagi ingin mendengar penjelasan dari Kirana.

Bukan ingin mengabaikan tapi untuk saat ini ia hanya ingin menikmati waktu bersamanya dengan Rangga.

"Maafkan aku, Mas Satya, aku janji akan kembali padamu setelah ini," ucapnya lirih sambil memandangi ponselnya sendiri, lagi-lagi air matanya meluncur begitu saja dan membasahi pipinya, ada rasa bersalah yang teramat besar kepada laki-laki yang tengah setia menunggunya saat ini.

Kirana menyeka air matanya sendiri, dan kemudian mengangkat pelan tangan Rangga yang masih memeluknya dengan erat, karena tidak ingin membangunkan Rangga yang masih lelap dalam tidurnya, pelan-pelan Kirana beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi, ia ingin segera membersihkan tubuhnya yang terasa tidak nyaman akibat pergumulan panasnya semalam.

Kirana menatap dirinya di pantulan cermin kamar mandi, wajahnya begitu kusut mungkin karena semalam ia menangis dan kelelahan jadi terlihat sekali tatapan matanya yang masih sendu dan memerah.

Kirana membasahi wajahnya dengan air dingin, terasa sangat segar dan sejuk sekali,

diusapnya pelan wajahnya lalu berhenti ketika tangannya menyibak rambut panjangnya.

Nampak begitu jelas bekas-bekas merah di sepanjang leher dan dadanya bukti panasnya pergulatan mereka semalam, Kirana menggigit bibirnya sendiri ketika membayangkan kembali betapa panasnya penyatuan mereka semalam tadi.

Karena terlalu asyik dalam lamunannya, Kirana tidak menyadari kalau Rangga sudah berdiri di belakangnya, ia lupa tidak menutup pintu kamar mandi jadi ia tidak menyadari keberadaan Rangga yang sejak tadi telah memperhatikannya,

Rangga memeluk Kirana dari belakang, seketika Kirana pun dibuat kaget dengan sentuhan Rangga di tubuhnya, ia begitu terbuai dalam lamunannya hingga tidak sadar dengan kehadiran Rangga.

"Mas Rangga kok di sini?" tanyanya dengan raut muka kaget sekaligus malu.

Rangga tidak menjawab, dia malah menyingkirkan rambut yang menutupi bahu Kirana dan menciumnya dengan lembut.

Darah Kirana kembali berdesir, jantungnya berdegup dengan kencang menikmati ciuman dan sentuhan dari Rangga yang memeluknya dari belakang, Kemudian ia pun berbalik, ia begitu malu sebenarnya karena tubuh telanjangnya begitu dekat dengan Rangga saat ini.

Wajahnya bersemu merah menahan malu dan gugup, ia tidak tahu harus bersikap bagaimana.

"Aku mau mandi, Mas," kata Kirana dengan malu-malu

"Ya sudah, kita mandi bareng," jawabnya sambil membawa Kirana di bawah shower dan menyalakannya.

Air yang mengalir mulai membasahi tubuh keduanya, dan mereka pun membersihkan dirinya di bawah shower bersama-sama, ada rasa canggung dan malu yang dirasakan Kirana saat ini, terlebih lagi di sela-sela aktifitas mandinya Rangga begitu intim menyentuh dan menciumi tubuh Kirana, hingga mereka berdua pun terlarut dalam suasana erotis tersebut, sungguh ia begitu menikmati setiap sentuhan dan rangsangan yang diberikan oleh Rangga di sekujur tubuhnya, hingga desahan-desahan menggairahkan keluar dari bibirnya yang bersemu merah itu .

"Mas ... "lirih Kirana di sela desahannya.

"Stt ... Kita nikmati saat-saat ini, aku ... kamu, kita saling memiliki," kata Rangga dengan tanpa menghentikan aksinya.

Jadilah aktifitas mandi mereka berubah menjadi cumbuan-cumbuan panas, sentuhan di bagian-bagian sensitif dan tak seinci pun tubuh Kirana luput dari ciuman bibir Rangga.

Sungguh meski ia menyadari bahwa ini salah namun Kirana tetap sangat menikmatinya, sekali lagi mereka mengulang kembali adegan panas mereka semalam dan mengulang lagi penyatuan mereka di kamar mandi di bawah guyuran air yang membasahi tubuh keduanya.

Setelah beberapa saat kemudian, akhirnya mereka menyudahi permainan mereka berdua, Rangga telah sampai di puncak kenikmatan pun sebaliknya Kirana, dan lagi-lagi ia memuntahkan sper*anya di dalam rahim Kirana.

Mereka masih terengah-engah dengan nafas yang tak beraturan, sementara Rangga memeluk dan menciumi Kirana lagi dengan mesra, sebelum akhirnya mereka menyelesaikan acara mandinya.

Setelah membersihkan diri Rangga mengajak Kirana mencari makan di luar, sungguh permainan yang mereka lakukan benar-benar telah menguras seluruh energi.

"Kamu mau makan apa, kita cari makan di luar okay," kata Rangga pada gadisnya ini.

"Apa saja," jawabnya sambil tersenyum.

"hmm ... baiklah, sambil jalan-jalan Kita cari makan," sahut Rangga.

Dan Kirana menjawab dengan anggukan kepala dan seulas senyum yang menghiasi bibirnya.

1
Alphonse Elric
Gak nyangka endingnya bakal begini keren!! 👍
Laura Rivera 🇨🇴❤️
Lucu banget! 😂
pelangisenja
sederhana dan ringan untuk dibaca, tapi serius ceritanya bikin salting sendiri 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!