Selama tiga tahun ini, Hilda Mahira selalu merasa tertekan oleh ibu mertuanya dengan desakan harus segera memiliki anak. Jika tidak segera hamil, maka ia harus menerima begitu saja suaminya untuk menikah lagi dan memiliki keturunan.
Dimas sebagai suami Hilda tentunya juga keberatan dengan saran sang ibu karena ia begitu mencintai istrinya.
Namun seiring berjalannya waktu, Ia dipertemukan lagi dengan seorang wanita yang pernah menjadi kekasihnya dulu. Dan kini wanita itu menjadi sekretaris pribadinya.
Cinta Lama Bersemi Kembali. Begitu lebih tepatnya. Karena diam diam, Dimas mulai menjalin hubungan lagi dengan Novia mantan kekasihnya. Bahkan hubungan mereka sudah melampaui batas.
Disaat semua permasalahan terjadi, rahim Hilda justru mulai tumbuh sebuah kehidupan. Bersamaan dengan itu juga, Novia juga tengah mengandung anak Dimas.
Senang bercampur sedih. Apa yang akan terjadi di kehidupan Hilda selanjutnya?
Yuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketakutan Novia
"Hilda" Dimas mendekat. Namun dengan sigap Reyhan langsung menahan tubuh Dimas dengan satu tangannya.
"Satu langkah lagi kamu mendekati Hilda, aku pastikan detik ini juga istrimu akan mendekam dan melahirkan di penjara."
Dimas seketika langsung berhenti. Tubuhnya di lewati begitu saja oleh Hilda dan Reyhan. Karena pada saat yang bersamaan, Hilda sudah mendapatkan panggilan pemeriksaan lebih dulu.
...****************...
6 bulan kemudian.
Sejak saat itu, Dimas selalu menahan diri untuk tidak menemui Hilda. Biarlah saat ini dia mengalah pada keadaan dan keadaan. Setidaknya sampai anaknya lahir. Setelah itu ia bisa mendekati Hilda lagi.
Soal Novia yang akan di penjarakan, ia tak peduli lagi. Seiring berjalannya waktu Dimas baru menyadari bahwa Novia bukanlah cinta yang ia inginkan. Cinta sejatinya hanyalah Hilda. Lagi pula Dimas mulai menaruh curiga kalau istrinya itu memiliki lelaki lain.
Seperti sore ini, Dimas sengaja bilang pada Novia kalau dirinya tidak akan pulang. Bahkan ia juga bilang kalau sore ini mendadak pergi ke luar kota untuk peninjauan proyek baru.
Mendengar kabar itu pastinya membuat Novia sangat senang. Ia langsung memberitahu Agung dan mempersiapkan rencana menghabiskan malam mereka.
"Lo yakin masih mau di puaskan?"
"Memangnya kenapa?"
"Perut lo sudah terlalu besar, gue takut terjadi sesuatu sama bayi lo."
"Apa yang kau takutkan? Bukankah memang seharusnya Kalau hamil besar itu dianjurkan untuk sering-sering berhubungan badan ya?."
"Iya sih tapi kan kita berhubungan badan extreem Sejak Kau masih hamil tiga atau empat bulanan?."
"Tak apa, sekali ini saja. Lagi pula perkiraan persalinan gue juga tinggal beberapa hari lagi kok. Gue rasa tak ada masalah."
"Baiklah. Jangan salahkan gue ya."
Agung pun mulai menjalankan aksinya. Dia segera meliputi semua pakaian yang bertanggar di badan Novia dan juga dirinya.
Tubuh Novia di seret hingga menatap sandaran ranjang. Dibalikkan tubuh itu hingga posisi kakinya berada di atas dan kepalanya di bawah. Kedua Kaki Novia diikat dengan ujung kepala ranjang hingga terbuka lebar.
Awalnya Novia merasakan sakit pada perubahan atas. Namun Novia tak menghiraukannya karena ia lebih tertarik dengan sensasi luar biasa yang Agung ciptakan di setiap percintaan mereka.
Terkesan Ekstrem memang, tapi entah mengapa novia sangat suka dan ketagihan di perlakukan seperti penyiksaan sex.
Dengan hati yang tak begitu yakin, Agung mulai melanjutkan aksi penyiksaan itu kembali. Ditutuplah mata Novia. Dilumurkan selai berwarna merah ke batang pusaka Agung lalu memaksa Novia untuk menikmatinya. Memaju mundurkan batang itu hingga ke pangkalnya.
Novia hampir saja muntah karena mulutnya tak sanggup menahan batang coklat berlumur strobery yang terlalu panjang itu. Ingin ia berontak, tapi kedua tangannya juga diikat di atas kepala. Agung yang merasakan sensasi nikmat tak menghiraukannya. Ia malah semakin menggila.
Agung yang susah merasa puas dengan permainan mulut Novia pun berpindah ke pada kenikmatan Novia. Laki laki itu memasukkan satu jari ke gua yang terbuka lebar. Namun lama kelamaan ia memasukkan dua hingga tiga jarinya.
"Aaa... Agung, sakit.."
"Tidak apa. Hanya sebentar kok. Lo pasti akan menikmatinya nanti."
Novia kembali diam dan menurut saja. Namun lama kelamaan penyiksaan yang dilakukan Agung ia rasa semakin keterlaluan. Mantan suaminya itu malah membawa anjing peliharaannya untuk ikut menjilat gua milik Novia.
"Agung stop!" Novia semakin ketakutan. Namun Agung tak menghiraukan. Ia malah semakin asik bermain dengan anjing dan tubuh Novia.
"Agung stop! Stop! Gue takut. Hiks.. Hiks.."
Mendengar tangisan dari Novia,Agung merasa kasihan. Ia pun mengakhiri permainannya dan melepaskan semua ikatan di tubuh Novia.
"Lo Gila!" masih dengan isak tangis yang memilukan.
"Permainan kita belum selesai"
"Gak! Gue gak mau kayak gini lagi. Gue takut. Lo jahat. Lo bener bener penjahat sex Agung." Novia memukul dada Agung dengan keras.
Awalnya Agung biasa saja dengan sikap Novia. Ia memaklumi ketakutan mantan istrinya tersebut. Tapi lama kelamaan mulut Novia tak berhenti meracau dan bahkan terus memaki Agung dengan kata kata kasar dan menjijikkan.
Hal gang membuat Agung naik pitam. Ia langsung mengambil tali dan mengikat tangan Novia lagi. Dengan sangat buas, Agung menggempur Novia habis habisan. Ia tak menghiraukan Novia yang berteriak kesakitan. Tujuannya saat ini adalah memuaskan hasratnya sampai selesai.
Sebelum ia selesai dengan permainannya, ternyata pintu kamar itu sudah terbuka lebar akibat di dobrak dari luar.
Agung yang kaget langsung bangkit dari tubuh Novia dan memakai celana boxernya dengan cepat.
"Bangs*t"
Bugh
Bugh
Bugh
Dimas langsung mengajar Agung membabi buta. Agung yang belum siap pun akhirnya tefkulai lemas tak berdaya. Hampir saja Dimas membunuhnya, namun teriakan dari Novia langsung menyadarkannya bahwa ada seorang lain yang ada di dalam sana.
"Jangan bunuh dia!"
Dimas berjalan mendekati ranjang. Ia menatap tubuh istrinya dari atas hingga bawah. Tanpa sepatah katapun, Dimas langsung membuka ikatan tangan Novia.
"Dimas" Novia memeluk tubuh Dimas. Namun dengan cepat Dimas mendorongnya perlahan.
"Cepat pakai bajumu"
Novia pun segera memakai semua bajunya. Dengan rasa takut bercampur sedih, ia mendekati Dimas dan merangkul tangan suaminya dengan hati hati.
Dimas menampik tangan Novia. ia berjalan keluar dari apartemen Agung masih dalam diam. Sikap dingin Dimas membuat Novia sangat takut. Ia lebih baik di marahi dan bertengkar juga beradu mulut dengan Dimas daripada di diamkan seperti ini.
"Dimas aku bisa jelasin. Aku.."
"Diam!"
Novia yang di sentak langsung terdiam. Rasa takut yang berlebihan tiba-tiba membuat perutnya merasakan gejolak aneh. Apalagi ditambah Dimas yang mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, justru semakin membuat Perut Novia memilih tak menentu.
"Dimas, perutku sakit banget. Tolong bawa aku ke rumah sakit ya"
Dimas masih tak bergeming. Ia tetap mengendarai mobilnya lurus ke depan.
"Dimas! Aku mohon. Perutku sangat sakit. Aku tak tahan lagi. Sepertinya aku mau melahirkan"
Deg
Dimas langsung menghentikan mobilnya dan berbalik arah menuju rumahsakit.
"Dimas, maafkan aku. Aku akan menjelaskan semua nanti setelah aku melahirkan. Tolong jangan diamkan aku seperti ini."
Dimas masih diam. Bahkan saat sampai di rumahsakit pun Dimas tak berucap apapun pada Novia. Ia hanya mengurus semua pendaftaran untuk persalinan. Beruntungnya ia selalu membawa berkas perlengkapan kelahiran yang disiapkan Novia sebelumnya yang selalu ia taruh di mobilnya.
Dan saat ini, Novia sedang melakukan persalinan secara normal. Dengan sengaja Dimas tak menyetujui permintaan Novia untuk melakukan persalinan secara sesar. Dimas ingin Novia merasakan sakitnya melahirkan seorang anak.
.
.
.
Balasan untuk Novia ada di next part ya.
Jangan lupa berikan dukungannya biar author semangat untuk update.
semangat lanjuuttt 💪😘😍😍