Memiliki julukan sebagai anak pembawa sial, tak membuat gadis bernama Chessy larut dalam kesedihannya. Ya, anak pembawa sial adalah julukannya sejak dia di lahirkan, karena kelahirannya yang berbarengan dengan kematian kedua orang tuanya.
Kehidupan yang begitu menderita membuatnya tak lantas putus asa, dia selalu meyakinin bahwa akan ada pelangi setelah hujan, akan ada kebahagiaan setelah penderitaan, dan inilah yang selalu di rindukan Cheesy, Merindukan Pelangi saat hujan.
Dapatkah Cheesy menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
aku akan lebih tegas
Cheesy terlihat bahagia saat mengendarai sepedanya menuju sekolah, saling menyapa saat bertemu dengan temannya yang juga menggunakan sepeda untuk berangkat sekolah.
"Cheesy." Teriak salah satu sahabat Cheesy saat tak sengaja berpapasan dengannya di jalan.
"Hai Mel, kamu kok jalan kaki? Motor kamu mana?" Tanya Cheesy yang heran melihat Melody jalan kaki karena biasanya melodi menggunakan motor.
"Motor aku mogok Sy, jadi terpaksa jalan kaki." Jawab Melody.
"Kalau gitu kamu naik ke belakang, kita berangkat bareng." Ajak Cheesy.
"Oke." Melody dengan senyum mengembang segera naik ke jok belakang sepeda Cheesy.
Cheesy segera mengayuh sepedanya setelah Melody sudah duduk tenang di boncengan belakang.
Kring kring kring
Cheesy membunyikan bel sepedanya saat akan memasuki gerbang sekolah.
"Selamat pagi Pak." Sapa Cheesy pada satpam yang berjaga di gerbang.
"Pagi Neng." Sahut Satpam itu tersenyum dan melambaikan tangan pada Cheesy.
Cheesy memarkirkan sepedanya di parkiran khusus sepeda.
"Sy, kamu sudah mengerjakan tugas sekolah dari Bu gendis kan?" Tanya Melody.
"Astaghfirullah, aku lupa Mel." Jawab Cheesy menepuk jidatnya.
"Serius Sy, kamu belum mengerjakan tugas sekolah?" Kaget Mel.
"Tapi bohong, hahahha." Ucap Cheesy yang berlari mendahului Melody.
"Cheesy." Geram Melody segera mengejar Cheesy.
Cheesy berlari masuk ke kelas, namun tiba-tiba...
Brukkk
"Awwww," Cheesy terjatuh saat seseorang sengaja memasang kakinya untuk membuat Cheesy jatuh.
"Hahaha, Lihatlah gadis pembawa sial ini, jalan aja ngga becus." ejek seorang gadis bernama Clara.
"Kamu..." Teriak melody mendekat menatap dengan tajam.
Melody yang melihat Clara sengaja membuat Cheesy terjatuh merasa geram.
"Wowww, Pahlawan kesiangan datang." Melody semakin geram saat mendengar hal itu.
Sedangkan Cheesy segera bangkit untuk berdiri.
"Heh, jangan kamu pikir aku ngga tau! kalau kamu sengaja buat Cheesy jatuh." Melody menunjuk wajah Clara dengan jari telunjuknya.
Clara yang tak terima segera menepis telunjuk Melody yang ada di depannya dengan kasar.
Clara yang tadinya duduk segera berdiri, Ia hendak mendorong Melody namun Ia urungkan saat seorang laki-laki masuk ke dalam kelas.
Laki-laki yang bernama Kenzie, memiliki paras yang begitu tampan dengan postur tubuh yang tinggi, hingga menjadi idola para kaum hawa di sekolah itu, termasuk para gadis yang saat ini sedang berkerumun di kelas itu.
"Eh.. itu Kenzie, sebentar lagi dia sampe sini." Teriak Reva membuat mata Clara berbinar dan melupakan tentang Cheesy dan melody. Dia memilih menatap ke arah pintu.
"Mana?"
"Mana, mana?"
"Ya ampun, ganteng banget sih, aku mau dong jadi ceweknya." Ucap beberapa siswi setiap kali melihat Kenzie.
Kenzie melintas di depan para kaum hawa yang sedang berkerumun, semua mata kaum hawa pun bak tersihir oleh pesonanya.
Namun tidak dengan Cheesy, dia lebih memilih berjalan ke bangkunya dan duduk disana.
"Sakit sekali." Gumam Cheesy sembari mengusap kakinya yang terasa sakit akibat jatuh.
"Kamu ngga apa apa kan sy?" Tanya Melody yang segera mengakhiri mengagumi sosok Kenzie dan mendekat pada sahabatnya.
"Ngga apa apa Mel, cuma kaki aku sedikit sakit." Jawab Cheesy.
"Emang keterlaluan anak itu, awas aja nanti jam istirahat aku kasih pelajaran dia." Ucap Melody geram.
"Udah Mel, aku ngga apa apa kok, kamu ngga usahlah begitu, kita kesini mau belajar bukan berantem." Ucap Cheesy.
Melody sangat greget dengan sikap Cheesy yang selalu pasrah do perlakukan seperti itu.
"Kamu itu jangan diam saja kalau di tindas Sy, nanti mereka malah terus menindas kamu sesuka hati mereka." Ucap Melody.
"Iya Mel, lain kali aku akan lebih tegas sama mereka, Sekarang..." Ucapan Cheesy terhenti saat seorang guru matematika memasuki ruangan itu.
"Selamat pagi." Bu Gendis selaku guru matematika menyapa para murid.
Para kaum hawa yang tadi terpesona pada Kenzie pun segera membubarkan diri dan segera duduk di bangku masing masing.
"Pagi Bu." Sahut murid dengan serempak termasuk melody dan Cheesy.
Bu Gendis segera duduk di bangkunya lalu berkata, "Anak-anak kumpulkan tugas kalian di meja." Ucapnya.
"Hah, ada tugas? Kok aku ngga tau, aduh gimana ini." Gerutu Clara pada teman sebangkunya.
"Jadi lo belum ngerjain tugas dari Bu Gendis?" Tanya Maya.
"Belum may, aduhhh gimana ini." Ucap Clara kelabakan.
"Gawat, bakalan kena hukuman kamu Ra." Celetuk Maya membuat Clara kelabakan.
Cheesy baru saja mengeluarkan buku tugasnya, namun Clara yang duduk di depannya tiba-tiba saja menoleh ke belakang dan mengambil buku itu.
"Clara, itu..."
"Diam kamu." Bentak Clara namun dengan suara pelan segera berdiri dan mengumpulkan buku itu.
Tak lupa dia mengganti nama di buku yang masih tertulis nama Cheesy dengan namanya.
Cheesy hanya terdiam pasrah dengan apa yang akan terjadi padanya karena Bu gendis pasti akan menghukumnya karena tak mengerjakan tugasnya.
Hingga akhirnya...
"Ini." Kenzie yang duduk bersebelahan dengan Cheesy memberikan bukunya pada Cheesy yang sudah di ganti menjadi namanya.
Cheesy menatap buku yang di sodorkan di mejanya yang sudah tertulis namanya lalu menoleh ke arah Kenzie dan menatapnya dengan heran.
"Lalu kamu?" Tanya Cheesy.
"Aku sedang males belajar." Jawabnya singkat, karena setelah ini dia pasti akan di hukum untuk tidak mengikuti pelajaran hari ini.
"Tapi..."
"Sana kumpulkan, sebelum Bu Gendis marah." Ucap Kenzie.
"Terimakasih." Jawab Cheesy yang segera berjalan ke depan untuk mengumpulkan tugasnya di meja.
"Kenzie, mana tugas kamu?" Tanya Bu Gendis saat tak melihat Kenzie ke depan untuk mengumpulkan tugasnya.
"Saya melupakannya Bu, sepertinya tertinggal di rumah." Jawab Kenzie enteng.
"Ya sudah tidak apa apa, besok kamu bawa ya." Ucap Bu Gendis namun Kenzie justru mencebikkan bibirnya tak suka, karena dia berharap bisa keluar dari kelas dan tak mengikuti pelajaran hari ini.
Namun bagaimana mungkin Bu gendis menghukum Kenzie yang merupakan anak pemilik sekolahan ini. Tak banyak yang tau tentang identitas Kenzie ini, hanya kepala sekolah dan beberapa guru yang tau termasuk Bu Gendis.
Jika Kenzie berharap mendapatkan hukuman, berbeda dengan Cheesy yang tersenyum lega karena Kenzie tak mendapat hukuman karenanya.
Para murid pun terdiam saat Bu Gendis mulai membagikan selembar kertas soal, yang harus diisi.
"Silahkan kalian kerjakan soal itu tanpa suara." Tegas Bu Gendis lalu kembali ke mejanya untuk memeriksa semua tugas yang baru saja di kumpulkan para muridnya.
Semua siswa sibuk mengerjakan soal yang ada dia atas meja masing masing. Ada beberapa yang kesulitan untuk mengerjakan soal termasuk Clara.
Terlihat dia begitu sibuk menengok kesana kemari untuk mencari contekan, sementara Cheesy yang memiliki kecerdasan di atas rata rata dengan mudah mengerjakan soal soal tersebut.
Setelah selesai mengerjakan soal, Cheesy tak langsung mengumpulkannya, dia menoleh ke arah Kenzie yang nampak sedikit kesulitan mengerjakan beberapa soal yang memang sulit baginya.
Kenzie yang merasa ada yang memperhatikan segera menoleh ke arah Cheesy, Cheesy tersenyum sembari memiringkan kertas ujian agar Kenzie bisa melihat jawaban dari soal yang menurutnya sulit.
Hanya satu soal lagi yang belum di kerjakan oleh Kenzie, Kenzie pun segera mencatat jawaban dari Cheesy. Setelah selesai, Kenzie mengangkat jempolnya lalu tersenyum.
"Waktu kalian lima menit lagi." Ucap Bu Gendis.
Cheesy, melody dan Kenzie serta beberapa murid yang lain berjalan ke depan untuk mengumpulkan kertas ujian.
Melihat itu Clara semakin kelabakan yang akhirnya mengerjakan soal dengan asal tanpa perduli jawabannya benar atau salah.