Season dua dari novel "AKU KAH ANTAGONISNYA"
tentang perjalanan cinta Beatrice dan Sankara setelah menikah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chykara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26 Rindu
"Aku sangat merindukan mu sayang, kesibukan kita selama di sini memaksa kita saling berjauhan dan hanya bisa bertemu malam hari saja, padahal aku berharap bisa sedikit bersenang senang selama di sini, dan besok kita sudah harus kembali" ucap Sankara
Selama sepuluh hari di ibu kota hanya malam hari saja Beatrice dan Sankara bertemu.
Sebagai Archduke dan Archduchess yang baru saja di lantik, Beatrice dan Sankara di banjiri dengan undangan, undangan rapat dan pertemuan sosial para pria.
Dan pesta teh bagi Beatrice dari para nyonya bangsawan ibu kota. Popularitas Beatrice melonjak drastis, sangat jarang sebuah wilayah di kuasai oleh pria dan wanita seusia mereka.
Jika di pikir pikir, kalau saja orang tua nya masih hidup belum akan secepat ini status dan gelar itu mereka dapatkan.
Rata rata di kerjaan mereka, gelar di warisi saat berusia pertengahan tiga puluh tahun hingga awal empat puluh tahunan.
Sedangkan saat ini Sankara masih berusia awal 24 tahun dan Beatrice akhir 18 tahun.
"Mulai dari besok kita bisa menghabiskan waktu berdua lebih banyak, sayang. Kita bisa melepas rindu saat sampai kita sampai di utara. Walaupun kita sibuk tapi masih bisa menghabiskan waktu berdua" ucap Beatrice
"Benar..."
"Oh iya sayang, apa kamu kenal Count Adalman?" tanya Beatrice sambil menatap tajam pada sang suami.
"Iya aku kenal, kemarin saat menghadiri undangan makan siang dari yang mulia raja aku sempat bertemu dengan nya di istana, dan kami saling sapa, memang nya kenapa?" ucap Sankara
"Buat apa dia ke istana?" tanya Beatrice
"Mengunjungi adik nya permaisuri pertama, apa kamu mengenal count Adalman? " tanya Sankara lagi
Beatrice menggeleng kan kepala nya.
"Lalu?" tanya Sankara dengan kening berkerut.
"Aku menampar pipi putri Count Adalman yang sedang menjalani hukuman menjadi pelayan di istana putri mahkota.
"Menampar nya? Kenapa?" tanya Sankara dengan kening berkerut.
Beatrice adalah gadis yang paling susah untuk marah, jika dia menampar seorang, bisa di pastikan ada seseorang atau sesuatu yang sudah mendorong Beatrice terlalu jauh hingga ke batas kesabaran nya.
Dengan detail Beatrice menceritakan kesombongan putri Count tersebut, dan bagaimana dia memerintahkan pelayan nya untuk menampar gadis tersebut.
Sankara tertawa mendengar Beatrice yang bercerita dengan menggebu gebu tersebut.
"Apa aku sudah bikin masalah sayang?" tanya Beatrice
Sankara menggeleng sambil tersenyum.
"Kamu nggak usah khawatir, aku nggak akan membiarkan bahaya sekecil apapun mendekati mu, kalau Count Adalman berani macam macam pada kita aku akan meratakan wilayah kekuasaan nya," ucap Sankara.
"Sayang, seperti nya kamu lupa kalau kita adalah wilayah dengan kekuatan militer terkuat kedua setelah militer milik kekaisaran, kita yang berada di perbatasan sudah terbiasa mengalami konfrontasi, kekuatan militer kita sudah sangat berlatih, hal kecil seperti Count Adalman bukan sesuatu yang bisa mengusik kita" ucap Sankara
"Baiklah... terima kasih sayang, tadi nya aku sangat takut sudah membuat sebuah masalah besar buat kamu" ucap Beatrice
"Tapi sayang kenapa kamu semarah itu saat gadis itu mengatakan kalau wilayah kita gersang?" tanya Sankara
"Karena gadis itu belum pernah mengunjungi wilayah kita tapi mulut nya sangat ringan menghina wilayah kita, padahal apel salju yang dia makan berasal dari utara," ucap Beatrice
"Biarkan saja, dia mau bilang apa, dia hanya gadis berfikiran sempit, gadis yang biasa terperangkap di ibukota dan belum pernah melihat wilayah luar. Terserah dia mau bilang apa" ucap Sankara
"Enak aja, nggak, coba aja dia berani mengangkat mulut nya untuk menghina wilayah kita lagi akan aku pastikan aku yang akan menampar nya, kali ini dengan sekeras mungkin hingga bibir nya pecah" ucap Beatrice dengan mata menggebu gebu.
"Baiklah, lakukan saja apapun yang kamu mau, aku akan selalu ada untuk menjaga mu, tidak akan ku biarkan bahaya apapun mendekati mu, lakukan apa saja yang bisa membuat bahagia, apapun" ucap Sankara
"Terima kasih sayang" ucap Beatrice
"Sudah selesai kan masalah Count Adalman dan putri nya, apa sudah bisa membicarakan Archduke Estrillda dan adik kecil nya yang sedang menunggu dari tadi?" tanya Sankara dengan nada menggoda dan tangan yang gentayangan kemana mana.
Beatrice terpekik saat tangan Sankara mampir ke area pribadi. Mata nya melotot menatap sang suami.
"Kapan kamu puas dan capek nya?" tanya Beatrice dengan mata melotot.
"Never" jawab Sankara sambil melabuhkan ciuman nya di leher jenjang sang istri.
Hingga membuat Beatrice terkikik kegelian.
***