Adelia Kirani seorang mahasiswi cantik terpaksa menikahi Azzam Prasetyo mantan kekasihnya, karena sebuah jebakan.
Mereka putus karena Azzam terlalu mengekang dan berani bermain api di belakangnya.
Akankah pernikahan mereka berjalan dengan lancar?
Bagaimana cara Adel bertahan dengan sikap Azzam yang tidak pernah Ia ketahui?
Yuk simak terus kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byerlyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Badan Adel rasanya sangat lelah, dia baru saja tiba di rumah sore hari. Berbaring dan memejamkan matanya sebentar. Sampai dia ingat akan menghubungi Sela, Adel bangkit dan duduk di pinggir ranjang.
Mengambil gawai di atas nakas, lalu mengetik: "Sela kamu dapat undangan pesta ulang tahun Riko nggak?"
Beberapa menit kemudian, gawainya bergetar. Sela menelepon Adel, "Halo, iya Del gue dapat dia sendiri yang ngundang, pas kelas sore. Tapi gue udah ngomong kalo nggak bisa dateng, gue shift malam"
Adel sebenarnya sangat ragu, entah perasaannya menjadi tidak enak. Tapi dia sudah di undang, "Yah nggak ada temennya dong." raut wajahnya terlihat cemberut.
Sela hanya tertawa pelan di seberang sana, "Kan di sana banyak temen fakultas kita, hampir satu jurusan di undang loh."
"Coba nanti aku tanya Ayah dulu" sahut Adel menimang nimang. Setelah mendengar jawaban Sela, Adel memutuskan panggilan.
Adel akan membujuk Ayah untuk mengijinkannya pergi, dia belum pernah datang ke sebuah acara, di tempat seperti itu. Adel ingin mencoba sensasi baru. Akhirnya dia memutuskan untuk tidur sebentar, sebelum makan malam tiba.
Di meja makan hanya ada suara denting sendok yang beradu, sesekali di isi candaan ayah dan anak. Setelah selesai Ibu pergi membawa piring kotor ke dapur. Adel sebenarnya gugup, dia bingung bagaimana membujuk Ayah untuk pergi.
"Ehm... Ayah" suara Adel membuka percakapan.
Ayah yang tengah minum langsung menatap wajah Adel," Ada apa?"
"Boleh nggak aku pergi pesta ulang tahun teman kampus?" tanya Adel.
"Boleh, asal jangan terlambat pulang"
"T-tapi Ayah, pestanya di klub malam xx" sanggah Adel gugup.
"Nggak boleh! Kamu masih kecil, nggak boleh masuk ke tempat itu!" tegas Ayah.
Mendengar penolakan Ayah, Adel memasang raut melasnya, "Ya ampun, im twenty one years old! Sekali aja Ayah, sekali aja. Janji nggak bakal lama. Cuma anter kado doang, setelah itu pulang. Plis.. yah yah." bujuk Adel.
Ayah berpikir sejenak, lalu menghela napas pelan. Ia mengangguk pelan, "Oke, tapi ingat jangan pulang terlambat." kata Ayah.
Adel berjingkrak girang, lalu mencium pipi Ayahnya sebagai tanda terima kasih. Kemudian berlari ke arah kamar.
................
Hari hari Adel seperti sebelumnya, tidak ada yang spesial dalam kegiatannya hanya bolak balik ke kampus. Dia akan cepat menyelesaikan skripsinya.
Adel sedang duduk melamun di meja belajarnya, sudah hampir seminggu Adel tidak pernah mendengar kabar Azzam sejak saat itu. Apakah Azzam tidak memperdulikan dirinya lagi? Ada rasa tidak rela dalam hatinya jika Azzam berpaling darinya.
Saking asiknya melamun, Adel terkejut melihat jam menunjukkan pukul 19.00. Lalu beranjak pergi ke kamar mandi, dia akan bersiap siap untuk pergi.
Adel melihat penampilannya sedikit berbeda malam ini, dress selutut menjadi pilihannya. Walau pendeknya hanya selutut, tapi dress itu terlihat ketat. Dengan atasan blazer soft grey menutupi bahunya yang terbuka.
Dengan high heels dan hadiah yang di genggam. Adel berjalan menuruni tangga. Rumah tampak sepi, karena Ayah dan ibu ada pekerjaan di luar kota. Dia akan berangkat sendiri menggunakan mobilnya yang lama tidak di pakai.
Masuk mobil dan melenggang dengan tenang di jalanan yang mulai sepi. Adel tidak sadar bahwa dari arah belakang dia di ikuti seseorang.
Adel memarkirkan mobilnya di depan area klub yang tampak sepi. Saat masuk ke dalam, dengan refleks memegang telinganya. Suara berdentum kencang, pandangannya menatap semua orang yang asik berjoget-joget. Bau alkohol sangat tercium jelas di sini.
Tanpa lama lama lagi dia menghampiri Riko sang pemilik acara, "Riko! Happy birthday, ini hadiah buat kamu" ucap Adel.
"Thanks, ayo icip icip dulu di sini banyak makanan" ajak Riko.
"Sorry, tapi aku harus buru buru pulang ada acara lain" bohong Adel karena tak enak hati.
Namun percuma saja, tangan Adel langsung di tarik untuk duduk, dan di suguhi minuman yang bentuknya seperti air putih.
"Nih minum dulu, cuma air putih kok. Gue tahu lo nggak bisa minum alkohol" Riko tersenyum aneh.
Tapi Adel menampik hal itu, lalu mengambil gelas tersebut mulai meminumnya. Riko hanya menatap Adel yang di sebelahnya tanpa berkedip.
Setelah beberapa saat, ada yang salah pada tubuhnya dan Adel menyadari itu. Saat ingin pamit, tiba tiba pipinya di kecup oleh Riko.
"Shit!" teriak seseorang dari belakang.
......................
Di sisi lain, Azzam yang mengikuti Adel. Tengah menunggu di parkiran, Azzam merasa mulai ada yang salah. Adel tidak keluar keluar juga, tanpa pikir panjang dia melangkah masuk ke dalam klub.
Pandangannya menyapu ke semua sudut klub ini, sampai berhenti pada satu titik. Gadisnya tengah duduk bercanda ria dengan seorang laki laki.
Amarah berkobar dalam dirinya, melihat pipi Adel di kecup laki laki di sebelahnya.
"Shit!" teriaknya.
Dengan langkah lebar, Azzam berjalan menuju Adel dan mendorong gadis itu untuk jauh dari tubuhnya.
Orang orang yang mendengar teriakan itu, seketika berhenti bersenang senang.
Adel hanya mematung, dia masih sangat shock ketika mendapat perlakuan seperti itu. Dia menangis menatap Azzam, belum sempat mengatakan apa apa. Adel kaget, saat Azzam meninju Riko.
Bug
Bug
Bug
Entah beberapa kali Azzam melayangkan bogem nya kepada Riko. Darah sudah menghiasi wajah itu, matanya terlihat bengkak. Riko sudah tidak berdaya lagi, teman temannya hanya bisa melihat tanpa bisa menolong. Melihat bagaimana brutalnya Azzam dan bodyguard yang menjaga setiap sudut, membuat mereka mundur teratur.
"Ini yang bakal lo dapetin ketika nyentuh cewek gue, bahkan lebih dari ini" kata Azzam sebelum kembali menendang kasar perut Riko.
Azzam menghampiri Adel dan menarik tangannya, membawa Adel ke luar dari tempat itu.
"Masuk!" perintahnya.
Saat di dalam mobil, Azzam menatap heran Adel yang duduk gelisah. Berulang kali mengusap leher dan pahanya.
Azzam berusaha tidak peduli pada gadisnya, tujuannya sekarang mengantar Adel pulang.
"Azzam panas" rengek Adel sambil menyentuh lengan Azzam yang sedang mengemudi.
"Panas banget, nggak tahan" Adel membuka blazer dan berusaha mencoba menurunkan tali dress nya.
"Sialan! Kamu minum?" sentak Azzam. Adel sudah terisak merasakan panas menjalar di tubuhnya.
Segera Azzam melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata. Saat tiba di rumah Adel, dengan cepat menarik Adel untuk mengikuti langkahnya masuk ke dalam rumah, Azzam melemparkan jasnya di sofa ruang tamu. Dengan cepat menyeret tubuh Adel ke kamar mandi dan mengguyurnya dengan air dingin. Lalu menggendong dan menghempaskan di atas ranjang.
Namun air dingin tidak berpengaruh apa apa pada tubuh Adel, tanpa sadar Adel mendorong Azzam hingga terduduk di pinggir ranjang. Lalu mencumbui lelaki itu dengan ganas.
Azzam tak munafik, jika dia tak terangsang dengan perlakuan Adel yang membangun rasa sebagai seorang laki laki.
"Jangan harap setelah ini bisa lepas Adel" gumam Azzam sebelum membalas ciuman adel yang menggebu gebu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
dan tak membosankan kan sama sekali
oh ya jangan lupa dukungan nya di novel ku judul nya
istri kecil tuan mafia dan juga
dia imam ku Jagan lupa mampir