Mendapatkan ancaman tentang aib keluarga yang akan terkuak membuat Leon terpaksa menerima untuk menikah dengan Moira. Gadis bisu yang selama ini selalu disembunyikan oleh keluarga besarnya.
Menurut Leon alasannya menikahi Moira karna sangat mudah untuk ia kendalikan. Tanpa tahu sebenarnya karena sering bersama membuat Leon sedikit tertarik dengan Moira.
Lalu, bagaimana dengan kelanjutan kisah mereka? Apakah Moira yang bisu bisa memenangkan hati Leon?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8
Bahkan Leon yang tengah makan di ruang kerjanya sampai terhenti karena laporan dari Rika. Pandangan matanya tertuju penuh pada Rika melalui panggilan video, ia mengetuk jari-jemari tangannya seperti kepikiran sesuatu.
"Hanya itu yang membuatnya sedih, selidiki lagi. Bisa jadi dia memiliki masalah lain atau bahkan kehidupan lain. Aku harus bisa mengendalikan dia jika aku tahu seperti apa dia sebenarnya!" Perintah Leon kepada Rika.
"Siap, Tuan. Tapi alangkah baiknya jika ingin menyelidiki Nona Moira dengan sangat mudah adalah dia harus Tuan terima magang di Perusahaan Dante." Rika memberikan saran, setidaknya kalau Leon menerima saran itu maka sudah pasti Moira tidak kesulitan lagi.
"Aku paling tahu hal apa yang harus aku lakukan, jangan ikut campur!" Leon kesal, bahkan mematikan panggilan tersebut lalu membanting dimeja. Leon memutar bangku kerjanya hingga ia mengarah pada jendela yang menunjukkan Gedung-gedung tinggi sejajar dengan Perusahaannya.
Leon merasa prustasi sepanjang malam memikirkan tentang Moira, ada yang sedikit menjanggal di hati sebenarnya.
"Sebenarnya dia tipe yang bisa dikendalikan atau tidak, memang dia bisu tapi apakah dia tidak memberontak dari kebisuan nya itu?" Leon jadi bertanya-tanya sendiri, ia ingin lebih tahu tentang Moira.
Moira memang sangat disembunyikan oleh keluarga Yaston, tidak ada satupun orang yang mengetahui tentang putri keluarga Yaston tersebut. Semua orang tahu jika keluarga Yaston memiliki putri, bahkan ada berita yang beredar jika sebenarnya Leon menikah dengan putri keluarga Yaston yang tersembunyi itu.
"Hah!" Leon menjadi sakit kepala sendiri mengingat tentang Moira, ia mengalihkan fokus pada berkas yang seharusnya ia kerjakan segera.
David masuk kedalam ruangan Leon, ia terkejut melihat pria itu yang memijat kepalanya sendiri. "Ada yang bisa Saya bantu, Tuan?" Tanya David, selama 8 tahun bekerja dengan Leon bisa dikatakan jika David adalah seseorang yang paling bisa diandalkan oleh Leon.
Kedua alis Leon sampai mau menyatu, ia melempar artikel berita tentang hari ini. "Selidiki lebih detail lagi tentang Putri keluarga Yaston, kenapa Moira harus disembunyikan oleh keluarganya!" Perintah Leon, ia sangat mengharapkan jika David bisa melakukannya.
"Baik, Tuan. Secepatnya saya akan mendapatkan informasi tersebut," David menunduk hormat, sebelum pergi ia masih merasa jika ada lagi yang ingin dikatakan Leon.
"Satu hal lagi, sepertinya aku membutuhkan sekretaris yang bisa bahasa isyarat. Cari kandidat yang bisa melakukan itu untukku, pilih dengan selektif." Perintah Leon lagi, sampai David terkejut mendengar perintah kedua kali ini.
"Kenapa_"
"Lakukan saja apa yang aku perintahkan, jangan banyak protes lagi!"
"Ah baik, Tuan. Akan aku lakukan!" David berlalu pergi, ia menutup pintu secara perlahan karena tidak mau membuat Leon semakin mengamuk.
David teringat dengan malam sebelum pernikahan..
"Flashback Leon malam sebelum pernikahan)
David sudah menghentikan Leon yang terus ingin minum alkohol lagi dan lagi, karna menghadap pernikahan besok seakan beban bagi Leon. Kedua orang tua yang egois, hanya ingin Leon berkorban saja sepanjang waktu demi keluarga Dante.
"Aku bingung, David. Sebenarnya aku ini anak mereka atau tumbal keluarga Dante?" Tanya Leon dengan suara tercekat, ia terbatuk karena kadar alkohol yang ia minum sangat tinggi.
David tidak bisa menjawab apapun. "Sepanjang hidupku.. aku terus berkorban segalanya demi keluarga sialan ini, malah sekarang.. Aku bahkan harus mengorbankan pernikahanku!" Leon melempar gelas ditangannya hingga pecah tidak terbentuk.
Tangis Leon meramaikan suasana ruang kerja, tidak ada satupun orang yang tahu sisi kerapuhan sosok Leon yang sempurna. Dunia hanya tahu jika Leon adalah pria yang paling sempurna dan beruntung. Lahir dari keluarga konglomerat, bahkan setiap kehidupannya sangat diatur oleh keluarga besar. Sampai sekarang semua media tidak bisa menemukan apapun dalam kehidupan Leon kecuali hanya berita tentang hebatnya pria itu.
Hanya David yang mengetahui seperti apa kehidupan kelam yang dirasakan Leon. Pria itu yang selalu ada dan menenangkan Leon agar kembali bersemangat, jangan sampai melakukan sesuatu hal yang berlebihan.
"Pernikahan ini hanya alibi saja, David. Kalvin sengaja menekan keluarga kami demi ambisinya sendiri, lalu Ayah malah menekanku juga."
"Aku ingin membalas perbuatan Kalvin melalui putri bisunya itu, bagaimana bisa pria sempurna seperti aku menikahi wanita yang tidak bisa bicara?" Leon tertawa mengerikan padahal baru beberapa menit yang lalu menangis sesenggukan.
"Karna dia bisu aku bisa mengendalikan sesukaku, ck! Kehidupan seperti apa yang dibayangkan Kalvin hingga yakin memberikan anaknya yang cacat padaku!" Teriak Leon, ia menatap tajam pada cincin pernikahan mereka.
Mulai hari ini Leon merasa tidak akan ada yang bisa menekannya lagi, ia akan membawa Moira sebagai tameng pelindung
"Tidak ada yang menyangka jika Leon yang selalu ditindas oleh Ayahnya telah berubah menjadi singa sekarang." Leon memasang cincin pernikahan itu ditangannya.
"Singa, mengincar, memperhatikan lalu memakan diam-diam. Aku akan menghancurkan keluarga Yaston!" Leon melempar botol bir sebagai pelampiasan emosinya.
Disaat Leon memejamkan mata, malah terbayang dengan Moira. Gadis bisu yang ia temui tadi, Leon kembali membuka matanya. Mengeluarkan buku kecil milik Moira yang terjatuh, membaca dengan seksama setiap tulisan Moira.
"Gadis yang hanya bisa berbicara melalui buku dan tulisan, Tuan. Aku rasa tidak ada yang ia harapkan kecuali hidup dengan baik dan tenang." Ucap David, ia mencoba menelaah dari cara tulisan Moira dibuku tersebut.
(Flashback selesai..)
Moira bingung harus kemana, mengingat sangat membosankan jika harus pulang cepat ke rumah sang suami. Moira ingin membeli banyak makanan agar menjadi teman selama di rumah nanti. Tapi, disaat ia mencari dompet ditas malah menabrak seseorang sampai terjatuh.
"Aduh.." Moira mendongak untuk melihat siapa orang yang telah menabrak dirinya.
Sosok pria tampan yang tidak pernah Moira lihat sebelumnya, pria tampan itu membantu Moira untuk bangkit. "Kau baik-baik saja, Nona? Maafkan aku, karena terburu-buru aku sampai tidak memperhatikan jalan." Ucap pria tersebut, ia membantu Moira merapikan barang-barangnya yang berantakan akibat tas Moira terjatuh.
Moira ingin pergi begitu saja, ia enggan menanggapi pria tampan itu. Tapi, pria itu tetap mengejar Moira hingga berdiri menghalangi jalan Moira.
"Tunggu, aku belum tahu apa kau memaafkan aki atau tidak.." Pria itu tetap memaksa Moira untuk menanggapinya.
Terpaksa Moira mengambil jalan alternatif yaitu mengeluarkan bahasa isyaratnya. Tangan Moira bergerak mengatakan sesuatu kepada pria tampan yang terus memperhatikan setiap gerak-gerik tangannya.
"Tidak apa, aku juga tidak berhati-hati tadi. Maafkan aku juga.." Moira tidak perduli mau pria itu mengerti atau tidak yang dia katakan tapi Moira ingin segera pergi.