Tiga sekolah besar dibangun pemerintah untuk menampung anak-anak yang memiliki talenta. Salah satu dari tiga sekolah itu, membuat sebuah kelas khusus untuk mereka yang mempunyai potensi terpendam dan dapat membantu negara, dan dengan berbagai cara mereka mencari dan memasukan anak-anak yang memiliki bakat khusus untuk masuk kesekolah mereka.
Seorang programer yang merahasiakan identitasnya, tiba-tiba didatangi tiga orang kepala sekolah ternama, agar bergabung dengan mereka. Setelah bergabung, dia juga dimasukan ke kelas zero dengan kode name 'RAVEN', sebagai seorang programer dengan rekannya Mius, agar bisa dilatih menjadi agen rahasia pemerintahan.
Satu per satu identitasnya mulai bermunculan, bersamaan dengan kebenaran akan dirinya yang ada di sekolah itu.
.
.
.
.
semua itu terjadi di-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheanzha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Night 8: OSIS Dan Pilihan!
...
Aku terus berjalan dan terus mendengar ocehan dari mereka, sampai sebuah suara memanggil ku.
"Junian..." teriak Audrey yang bersamaan dengan Meaz
Ya tentunya aku menoleh saat namaku dipanggil, dan mereka berdua mempercepat langkahnya menghampiriku.
"Eh, dia tadi manggil siapa?" tutur mereka
"Anu, permisi." tutur mereka didekat kami
"Boleh nanya sesuatu ngak?" lanjut salah satu dari mereka
"Ya boleh, selagi kami bisa jawab."
"Apa benar kamu itu Junian Arghantia yang kemarin."
"Ya, namaku memang Junian Arghantia, tapi maksud yang kemarin itu apa?" tanyaku bingung dengan apa yang mereka bilang
Aku benar-benar bingung dengan pertanyaan mereka dan juga sikap serta ekspresi yang mereka tunjukan tepat didepan wajahku.
"Apa yang kalian maksud itu tentang kejadian kemarin." tutur Audrey
"Ya, tentang kejadian kemarin. Boleh nggak kami berteman dengan kamu." ujarnya menatap lekat wajahku
"Kamu juga. Oh maaf, perkenalkan saya Mita, Asmarada Mita. Kelas 1-1 gedung Agile." ujar cewek yang sedari tadi menatap dekat wajahku
"Aku Sinta, Sinta Maharani, sama dengan dia." jawab Sinta
"Lusilia, panggil Lia, kelas 1-3 gedung yang sama dengan mereka."
"Audrey Smirt, teman sekelas Jun." balas Audrey
"Bolehkan kami berteman dengan kalian." tutur Mita dan Sinta serta anggukan dari Lia
"Boleh, kalau begitu ayo." ujarku mengajak mereka
"Heh... Ayo kemana?" teriak mereka kaget
"Kemana lagi, katanya ingin berteman dengan kami, ayo..." jawabku menarik tangan Mita sambil membuka pintu
Audrey yang paham maksudku segera berdiri dibelakang Lia dan Sinta dan mendorong punggung mereka menyuruh mengikutiku.
Wajah mereka yang tadi ceria langsung berubah cemas dan ada sedikit rasa takut namun tak bisa membantah ajakanku dan juga dorongan dari Audrey.
Beberapa pasang mata langsung memandang kearah ku dan juga orang yang ada dibelakangku. Aku terus berjalan kearah mereka dengan tetap memegangi tangan Mita, sedangkan Audrey sudah bergabung dengan barisan anggota yang lainnya.
"Kenapa kamu lama kesini nya." tutur Su sambil tangannya melambai menyuruhku mendekatinya
"Siapa mereka?" takas Kei saat melihat mereka yang ku bawa
"Oh mereka, biar ku perkenalkan." tuturku
"Kelas 1-1, Asmarada Mita, di sebelahnya Sinta Maharani, dan si pirang Lusilia dari kelas 1-3, gedung Agile." ujarku mengenalkan mereka bertiga
"Lantas, urusan mereka hingga kamu bawa kesini apa?" Loch mulai merasa geram sehingga membuat mereka bertiga bergidik ketakutan
"Ayolah Loch, ubah wajahmu itu, lihat mereka sampai ketakutan melihat ekspresimu." ujarku sembari berjalan ke dua kursi yang kosong diantara Loch dan Arka
"Mereka bertiga hanya ingin berteman dengan kita." lanjutku yang telah duduk diantara Loch dan Arka
"Hoh... Berteman..." tutur empat kaisar bersamaan dengan menatap tajam mereka bertiga
Mita, Sinta dan Lia, makin bergetar ketakutan saat mereka bertiga ditatap sedemikian rupa oleh mereka yang dipanggil dengan sebutan Empat Kaisar.
"Hoh, kenapa tidak." ujar Han Li Yan tepat berada dibelakang Lia, hal itu sontak membuat yang lain memasang wajah terkejut apa lagi Lia yang hampir lepas nyawanya saat Li Yan berbicara
"Saya tidak akan mengusir kalian dan juga saya tidak akan membuang-buang waktu saya. Saya ada tiga pilihan untuk kalian, pertama, jika kalian langsung keluar dari ruangan ini, kalian akan langsung saya keluarkan dari sekolah ini dan masuk dalam blacklist Negara.
Kedua, tetap disini dan mengikuti kegiatan kami, setelah keluar dari ruangan ini kalian akan segera saya buat amnesia.
Dan ketiga, bergabung dengan OSIS dan menyerahkan nyawa kalian untuk Negara, berkhianat langsung mati ditempat. Pilih segera, saya tak punya waktu."
Syarat yang diberikan Li Yan membuat anggota OSIS yang baru sontak mengeluarkan keringat dingin sedangkan untuk Mika, Sinta dan Lia langsung duduk terkulai, tak mengerti dengan takdir yang dialaminya. Sedangkan Li Yan dengan santainya berjalan dan menduduki kursinya yang berlawanan dengan kami.
"Sungguh kejamnya dirimu Li, teganya kamu dengan siswa mu sendiri." tutur ku sambil memfoto mereka bertiga
Apa yang aku lakukan dan apa yang aku utarakan, sungguh bertolak belakang bagi mereka yang tak tahu maksud dari tindakanku memfoto mereka, berbeda hal dengan Empat Kaisar dan juga teman sekelasku di kelas zero.
"Atau, aku punya pilihan ke-empat, yang tak terlalu berat untuk kalian bertiga." tutur ku setelah melihat ponselku
"Pi-pilihan ke-empat, a-apa itu." ujar Sinta terbata-bata
"Kalian bertiga harus masuk ke kelas zero, tanpa penolakan." tutur ku tegas
"Apa..." teriak mereka bertiga dan disusul ekspresi tak mengenakan dari yang lainnya
"Apa maksud kamu, menyuruh mereka bergabung dengan kelas zero itu lebih ringan Jun. kelas zero malah lebih berbahaya dari syarat kedua yang tuan Li ajukan." ucap Su yang tak mengerti jalan pikiranku
"Hah..." Aku membuang nafas berat
"Akan ku tunjukan sesuatu biar kalian mengerti." ujarku lalu mengotak-atik ponselku dan memunculkan proyeksi di tiga infokus sekaligus.
[ Nama : Asmarada Mita
Tanggal Lahir : 30 Oktober 2074
IQ : 150 (190)
Hobby : Traveling
Innate : Body Atletic, {Flash}, {Abnormal Focus} ]
[ Nama : Sinta Maharani
Tanggal Lahir : 15 Januari 2075
IQ : 172
Hobby : Gaming
Innate : Gamer, {Seeker?} ]
[ Nama : Lusilia
Tanggal Lahir : 11 Agustus 2075
IQ : 175
Hobby : Mengamati Orang Lain
Innate : {Memory Photography}, {Quick Move}, {- ???} ]
"Jun, apa maksudnya ini." tutur Loch tak mengerti arti dari data mereka bertiga
"Kenapa data yang kamu punya dengan data yang awal ku data tentang mereka bertiga berbeda." Li Yan juga tak mengerti
"Jun, jelaskan maksud dari yang ada di dalam kurung." pinta Su
"Apa itu, data diri kami?" tutur Lia yang tak percaya dan juga tak mengerti
"Iya, ini data diri kalian yang sudah aku pilah, tentang kehidupan pribadi kalian tak aku tunjukan." jawabku
"Dan untuk tuan Li, yang saya punya bernama 'God Eye's ' jadi segala sesuatu yang tersembunyi bisa saya lihat. Lalu untuk Su dan Loch, ini alasan aku menyuruh mereka bergabung ke kelas zero, yang didalam kurung, pertama untuk Mita, IQ dia terlihat ada dua, untuk 150, itu IQ normal dia, tapi saat innate dia aktif IQ dia akan jadi 190 dan itu berhubungan dengan Abnormal Focus dia, sedangkan untuk yang Flash itu belum terbangun, dan hal ini aku serahkan ke kalian berdua, Loch, Su, untuk membangkitkan Flash dia, apa kalian paham?"
"Baiklah, dengan senang hati." jawab Loch dan Su semangat
"Kedua, Sinta, kamu pasti bosankan, setiap permainan kamu selalu bisa memainkannya dengan mudah."
"Hah, kenapa kamu bisa tahu, ya aku sangat bosan, aku iri dengan mereka yang bisa kecewa saat tak lancar memainkan sebuah game."
"Apa kamu pernah menemukan sebuah bug didalam game."
"Eh, bug, tak pernah, memang kenapa?" tutur Sinta keheranan
"Wajar, Innate Seeker mu masih belum bangun. Arka, Sinta ku serahkan ke kamu"
"Oki-doki" jawab Arka
......................