Pertanyaan “Kapan nikah?” pasti sering muncul ketika bertemu dengan keluarga besar atau teman lama, salah satunya pada momen kumpul keluarga atau reuni sekolah.
Pertanyaan ini sering menjadi m0mok bagi sebagian orang terutama kaum hawa. Dapat memicu munculnya rasa cemas dan stres dalam lingkungan sosial atau pergaulan. Tak terkecuali bagi seorang wanita berusia tiga puluh tahun bernama Yumna Salsabila.
Terlebih ibunya menuntut Yumna untuk segera menikah. Dikarenakan Salwa, adik Yumna, juga berencana menikah dengan kekasihnya.
Hidup Yumna mendadak jungkir balik saat kedatangan mantan playboy kelas kakap bukan kelas bulu, bernama Alden Pratama Bentley. Lelaki blasteran yang satu ini telah jatuh hati pada Yumna sejak pertama kali mereka berjumpa. Sementara Yumna belum bisa dengan cepat naik pelaminan bersama Alden karena ada bias di masa lalu yang ia pendam.
Bagaimana jungkir balik cinta Yumna ? Simak kisah mereka💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 - Restoran Sayang Jando
"Ah, bukan apa-apa. Ya sudah aku tutup dulu teleponnya,"
"Iya, Sayang. Dibawa santai saja urusan pertunangan kita. Nanti urusan nikah sesuai kesepakatan kita kemarin ikut caraku. Pakai W O titik enggak pakai koma. No debat!" tegas Alden.
"Iya," jawab Yumna.
"Gitu dong nurut sama calon suami. Aku enggak mau kamu kecapekan urus sendiri ini itu. Kalau ada yang bisa bantu seperti W O mengapa tidak. Toh uangku, uangmu juga. Nikah kan sekali seumur hidup. Buat kenang-kenangan ke anak cucu kita nantinya tentang perjalanan momen pernikahan kita dibuat sedemikian rupa, cakep dan cantik kayak aku dan kamu" tutur Alden panjang lebar.
"Iya," jawab Yumna singkat.
"Sun dulu dong sebelum tutup telepon," pinta Alden manja.
"Gak enak sun di telepon. Gak seru," ledek Yumna.
"Wohoo, Ayank mau sun langsung nih. Aku tunggu loh, Yank. Mumpung aku belum berangkat ke bandara nih," ucap Alden yang terdengar begitu semangat 45 seakan bersiap mau berangkat perang bercinta.
"Nanti saat kita sudah halal," jawab Yumna.
"Yah, masih lama dong Yank. Udah enggak tahan nih," goda Alden.
"Ya ditahan dong. Katanya dua tahun lebih tahan enggak begituan. Masa nunggu sebentar lagi, enggak tahan."
"Aku bakalan tahan kok demi Yumna Salsabila, calon ibu dari anak-anakku."
"Bye, Al. Aku mau ke restoran pesan makanan buat acara pertunangan kita," ucap Yumna seraya berpamitan.
"Oke, Sayangku. Hati-hati di jalan. Selesai dari sana langsung pulang ke rumah terus istirahat saja. Jangan lupa yang paling penting inget sama aku terus. Hehe..."
"Hem,"
Bip...
Akhirnya telepon mereka pun selesai. Yumna bernapas lega karena tak jadi menceritakan hal penting di masa lalunya pada Alden. Entah mengapa bibirnya masih terasa kelu untuk jujur pada Alden terkait apa yang pernah terjadi di masa lalunya, tepatnya saat ia masih SMA.
Sejujurnya hati Yumna mulai mencintai Alden sebelum dirinya pulang kampung ke Bandung. Bahkan kadar cintanya pada lelaki itu semakin naik usai Alden datang ke Bandung secara tiba-tiba untuk melamarnya secara kejutan di depan ibunya dan Salwa. Alhasil dirinya dilanda rasa takut kehilangan Alden dari hidupnya.
"Maafkan aku jika belum bisa jujur sama kamu. Aku masih takut. Semoga suatu saat aku bisa mengatakannya sendiri padamu dan kamu tetap bisa menerimaku," batin Yumna.
☘️☘️
Yumna mengendarai motor maticnya dari rumah ke restoran 'Sayang Jando'. Lima belas menit kemudian, ia sudah tiba di sana.
Yumna tak membutuhkan waktu berlama-lama di restoran. Setelah selesai memesan makanan apa saja yang ia mau dan membayarnya, Yumna langsung keluar dan berjalan menuju ke parkiran.
Dikarenakan sekitar pukul enam sore, Yumna harus bergegas ke stasiun. Jadwal kepulangannya dari Bandung untuk kembali ke Yogyakarta yakni naik kereta api Turangga sekitar pukul 18.10 WIB. Akan tiba di Stasiun Tugu, Yogyakarta, sekitar pukul 00.19 WIB. Paginya dia harus bekerja kembali di kampus.
Untuk pakaian yang akan dikenakan ketika bertunangan, Yumna berencana membeli baju couple dengan tema batik di Yogyakarta. Sedangkan untuk ibunya dan Salwa juga akan mengenakan baju dengan tema batik.
Sebelum pulang ke Jogja, Yumna berencana akan memberikan sejumlah uang pada ibunya agar bisa digunakan untuk membayar maupun membeli beberapa hal lainnya terkait persiapan pertunangan antara dirinya dengan Alden.
Saat di area parkiran, mendadak tangan Yumna ditarik oleh seseorang.
Seketika Yumna pun langsung menoleh ke arah orang tersebut.
"Kamu," gumam Yumna begitu terkejut ketika melihat lelaki di masa lalunya yang semalam muncul di rumahnya. Kini laki-laki itu muncul kembali di hadapannya secara tak terduga dan menarik tangannya secara paksa ke area yang cukup sepi.
"Kita perlu bicara empat mata, Sa."
"Jangan pernah panggil aku dengan nama Salsa. Kamu paham!"
"Oke, Sa. Eh, maaf. Yumna maksudku," ralatnya.
"Aku katakan sekali lagi sama kamu. Salsa udah mati sejak malam itu. Dasar brengsek!" maki Yumna dengan suara tertahan. Tatapan tajam dari Yumna terarah pada lelaki yang ada di hadapannya saat ini.
Bersambung...
🍁🍁🍁
lanjut