Apa jadinya jika mantan Agen rahasia bertemu Mantan Mafia yang sama-sama menyelematkan anak mereka dari sindikat perdagangan manusia?
Mantan Mafia yang sudah lama menduda langsung terpikat pada pandangan pertama tanpa ia tahu jika wanita tangguh yang ia kagumi adalah mantan agen rahasia yang memilih pensiun dini sejak sang suami wafat.
Mantan agen rahasia yang selama ini hidup lurus-lurus saja menjadi terusik karena di kejar secara ugal-ugalan oleh pria yang tidak ia kenal. Terlebih lagi anak sang pria juga ikut ikutan mengejar dirinya agar ia mau menjadi ibu anak itu.
Akankah mantan agen rahasia itu luluh dengan serangan cinta ayah dan anak itu? Apa lagi sejak kejadian tersebut hidup mereka mulai terusik oleh orang-orang yang haus akan kekuasaan yang mulai membuat mereka terpaksa kembali angkat senjata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria gila
Jambi, 9 November 2024
Karena persediaan bahan kue dan roti di tokonya sudah menipis, Olin memutuskan untuk berbelanja ke supermarket karena karyawan bagian persediaan bahan izin bekerja karena sang anak sakit. Untuk itulah Olin berada di supermarket bersama dengan Bik Imah sebagai asistennya dalam berbelanja.
"Bik, saya yang mendorong troli sambil membacakan daftar barangnya dan Bik Imah yang mengambil dan memasukkan barangnya ke dalam troli," ucap Olin memberikan instruksi nya begitu mereka sudah di dalam supermarket.
"Baik, Non!" jawab Bik Imah dengan penuh semangat sambil memberikan jempolnya.
Olin terkekeh melihat semangat salah satu pegawai di toko cake&bakery nya. Kedua wanita beda usia itupun langsung bergerak cepat memburu bahan-bahan untuk toko mereka. Karena mereka berbelanja di akhir bulan, maka mereka lebih leluasa dan bebas memilih barang-barang yang akan mereka beli tanpa perlu berdesakan atau terburu-buru dengan pembeli lainnya.
Sementara itu di supermarket yang sama tapi di lantai yang berbeda, Hades baru saja selesai meeting dengan rekan bisnisnya di restoran yang ada di lantai dua. Hades menemui rekan bisnisnya bersama dengan sekretarisnya Joanne seorang transgender yang bernama asli Jovian.
Penampilan Joanne yang cetar membahana seperti seorang artis membuat perempuan jadi-jadian itu menjadi sorotan para pengunjung supermarket terutama untuk Hades yang selalu bersamanya. Bisik-bisik terdengar membicarakan jika mereka berdua pasangan yang cocok karena yang satunya tampan meskipun datar dan dingin sedangkan yang satunya lagi cantik dan ramah karena selalu melayangkan senyumannya yang cantik pada setiap orang yang menyapanya.
"Hentikan senyummu yang bodoh itu, Jo! Sudah cukup kau tebar pesona sejak kita datang kemari dan jangan buat aku menendang bokong implan mu itu di sini!" tegur Hades dengan mengeraskan rahangnya pada sang sekretaris.
"Astaga, Bos! Serem amat ancamannya! Ini bokong kesukaan saya, Bos. Susah payah saya operasi di Thailand, eh si Bos seenaknya saja mau merusaknya," sungut Joanne dengan nada merajuk dan manja.
Hades hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah centil sekretarisnya itu yang untung saja bukan perempuan tulen. Karena jika Joanne perempuan tulen sudah ia lubangi kepala Joanne dengan peluru dari senjatanya.
Dengan gaya centilnya Joanne membereskan barang-barang mereka dan berjalan keluar membuntuti Hades yang entah kenapa tiba-tiba saja ingin ke lantai bawah.
"Bos, kita mau ngapain ke sini? Inikan tempat emak-emak negara Konoha berbelanja kebutuhan sehari-hari?" tanya Joanne dengan kening berkerut.
"Gak usah banyak protes! Kalau mau ikut ya ikut saja dan kalau tidak tinggal duduk saja di sana tungguin saya!" omel Hades dengan ketus.
Joanne bersungut-sungut mengulang kata-kata Hades tanpa suara saking sebelnya pada sikap dingin dan ketus sang Presdir.
Karena memakai sepatu hak tinggi, Joanne memutuskan untuk duduk menunggu Hades di bangku tunggu yang ada di depan.
Mata Hades terpaku melihat tawa renyah seorang perempuan yang langsung membuat jantungnya berdebar kencang tidak karuan. Bule tampan itu sampai menyentuh dadanya sendiri yang sialnya debaran itu benar-benar nyata.
Wajah cantik, tawa yang mendebarkan jantung dan menghangatkan hatinya membuat Hades seperti orang bodoh berdiri terpukau seperti patung sehingga tanpa ia sadari tingkahnya itu menjadi bahan bisikan dan omongan pengunjung supermarket yang melewatinya.
Olin yang sudah selesai membacakan daftar barang belanjaan mereka memutuskan untuk membawa troli mereka yang sudah penuh hingga ke atas menuju kasir.
"Sir, how may i help you?" tegur karyawan supermarket yang menyadarkan Hades dari lamunannya.
"No, Thanks!" jawab Hades kembali ke mode awal dingin dan datar pada orang lain.
Pria matang tersebut langsung pergi dari sana dan keluar dari departemen store tersebut dengan langkah yang tegap dan mantap.
Joanne men desah lega melihat sang Bos sudah keluar dari departemen store karena sedari tadi perut perempuan jadi-jadian itu sudah meronta minta di beri makan.
"Bos, ngapain aja sih di sana? Belanja gak juga dan keluar juga dengan tangan kosong. Saya lapar nih, Bos!" rengek Joanne yang membuat Hades mendelik kesal dengan tingkahnya yang kecentilan itu.
"Merengek sekali lagi beneran saya tendang bokong mu itu!" ancam Hades dengan wajah datarnya itu.
Joanne merenggut sebel dan bibir komat kamit mendengar ancaman Hades. Ia berjalan di belakang Hades dengan bibir manyun seperti seorang pacar yang ngambek pada pasangannya.
Karena jam memang sudah menunjukkan waktu orang-orang makan siang, Hades melangkahkan kakinya menuju salah satu restoran yang ada di lantai bawah. Joanne bersorak kegirangan dalam hatinya melihat sang Bos memasuki restoran yang mana ia sudah tidak sabar untuk mengisi kampung tengahnya yang sudah meronta minta diisi.
"Bik, kita makan siang dulu ya sebelum pulang. Cacing diperut saya sudah pada demo minta dikasih makan," ucap Olin saat mereka keluar dari departemen store.
"Oke, Non. Saya ngikut aja dan gak bakalan nolak," jawab Bik Imah sambil terkekeh.
Olin ikutan terkekeh pelan mendengar seloroh Bik Imah yang juga bisa diajak bercanda. Mereka berdua pun memasuki restoran yang ada dilantai yang sama sambil mendorong troli yang penuh dengan barang belanjaan mereka.
Olin pun duduk santai sambil memegang buku menu dan langsung memesan makanan untuk mereka berdua.
"Duh, saya mau ke toilet dulu Bik. Nanti kalau makanannya sudah datang pas saya masih di toilet Bibik makan saja duluan," ucap Olin tiba-tiba dengan muka menahan sesak BAK.
Bik Imah mengangguk paham sambil memberikan jempolnya. Di meja yang tidak jauh dari meja Olin dan Bik Imah, Hades berdiri dari kursinya setelah ia dan Joanne memesan makanan mereka.
"Makanlah dulu, saya mau ke toilet!" ucap Hades datar.
"Oke, Bos!" seru Joanne dengan memberikan jempolnya.
Begitu keluar dari restoran, Hades memicingkan matanya melihat punggung perempuan yang tadi ia lihat di departemen store. Hades tersenyum lebar karena mereka menuju tempat yang sama yaitu toilet.
Hades tersenyum bahagia saat melihat wajah cantik perempuan yang membuatnya berdebar saat pandangan pertama karena perempuan tersebut menoleh sekilas ke samping dimana Hades berada dibelakangnya.
"Your mine," batinnya dengan wajah bahagia.
Olin membersihkan tangannya di wastafel begitu ia selesai membuang hajat.
"Duh, lega banget rasanya kalau sudah keluar! Memang gak enak nahan kencing dari tadi," gumamnya sambil melihat penampilannya di cermin wastafel.
Ia lalu mengeringkan tangannya pada alat pengering yang menempel di dinding. Setelah merasa penampilannya sudah rapi, Olin keluar dari tempat itu dengan tenang tanpa sadar jika ketenangan nya sebentar lagi akan hilang.
Sreeettt
"Aww, apa-apaan sih main tarik aja!" omel Olin ketika lengannya tiba-tiba saja ditarik begitu ia keluar dari toilet.
Dug
"Aduh, keras banget sih kayak tembok!" keluh Olin saat keningnya menabrak sesuatu yang keras karena ia masih terhuyung akibat ditarik secara tiba-tiba.
"Menikahlah dengan ku, Baby!" ucap seseorang dengan suara bariton yang berat di telinga Olin.
Deg
Jantung Olin berdetak kencang saat ia mendongak dan bertatapan dengan pria Bule sang sialnya sangat tampan dan gagah mendekap erat pinggangnya sehingga tubuh mereka menempel.
"Menikahlah dengan ku, Baby!" ulang pria Bule tersebut yang membuat Olin akhirnya tersadar jika posisi mereka terlihat intim.
"Lepaskan aku!" bentak Olin dengan wajah marah dan mata yang melotot.
"No, Baby! Aku tidak akan melepaskan mu sebelum kau menjawab lamaran ku!" tolak pria Bule tersebut dan dengan lancang menyentuh pipi mulus Olin.
Merasa terhina karena di sentuh pria yang tidak ia kenal, Olin dengan kencang menginjak sepatu pria tersebut dengan high heels nya sehingga pria itu mau tidak mau melepaskan rengkuhannya pada tubuh Olin.
"Dasar pria gila! Entah kau dari hadapanku!" teriak Olin sambil berlari menjauhi pria Bule tersebut.
Bersambung...