Mimpi Anak Desa

Mimpi Anak Desa

bab 1 awal dari sebuah mimpi

Di sebuah desa kecil yang jauh dari gemerlap kota besar, hidup seorang remaja yang bernama Angga. Dengan sepatu yang mulai menipis dan lapangan yang lebih banyak ditumbuhi rumput liar dari pada rumput hijau, Angga terus mengejar mimpinya. Diusianya yang baru 15 tahun, pemuda dari malang itu sudah tau apa yang ia akan dilakukan dalam hidup; menjadi pemain sepak bola profesional.

"ini sekedar sebuah hobi" pikir Angga sambil berlari mengejar bola dilapangan desa yang sederhana. Dua batang bambu berdiri tegak sebagai gawang, cukup menghidupkan pertandingan disore hari itu.

Angga lahir dari keluarga yang sederhana ayahnya, joko, sebagai petani, dan ibunya, nina, menjual sayur dipasar, mereka hidup cukup, tetapi tidak berlebihan, namun satu hal yang melimpah dirumah meraka adalah cinta terhadap sepak bola, terutama kepada tim kebanggaan mereka, AC Milan. Bahkan, kecintaanya angga terhadap sepak bola bermula dari cerita-cerita sang ayah tentang masa keemasan Milan.

Itu adalah malam tahun 2003, ketika Angga kecil duduk bersama ayahnya, begadang demi menyaksikan pertandingan AC Milan. Disanalah, untuk pertama kalinya, Angga melihat sosok Ricardo Kaka, pemain yang cepat menjadi idolannya, sejak malam itu, Angga tahu, sepak bola adalah bagian dari hidupnya yang tidak bisa dilepaskan.

Sekarang, sambari bermain dilapangan desa, ia terus memikirkan impian besarnya. Tidak peduli lapangan penuh dengan berbatuan, tidak peduli sepatu yang sudah mulai robek, yang peting semangat yang tak pernah padam.

Sore itu, sesuatu yang berbeda terjadi, seorang pria asing, yang sudah beberapa kali terlihat berdiri dipinggir lapangan, memperhatikan gerakan Angga dengan seksama. Ini sudah ketujuh hari pria itu datang, hanya menonton tanpa sepatah katapun. Siapa dia? Apa yang ia cari?

Setelah pertandingan usai, Angga berlari pulang. Rumah sederhana_dinding kayu, atap genting tua, tetapi hangat oleh cinta keluarganya. Diruang tamu yang penuh dengan perabotan sederhana, ia duduk bersama ayahnya, yang masih setia dengan korannya.

......

Dirumah, setelah permainan Angga duduk bersama keluarganya diruang tamu yang sederhana. Ibu nina sedang menyiapkan makan malam didapur, sementara bapak joko duduk dimeja makan, membaca koran.

"Angga, permainanmu hari ini sangat bagus" puji pak joko sambil melipat koran.

"terima kasih, pak" jawab Angga sambil mengelap keringat didahi.

"sepertinya ada yang memperhatikan permainan hari ini" lanjut pak joko

"siapa, pak" tanya Angga penasaran

"seorang pria asing, bapak juga tidak tahu dari mana asalnya, tetapi dia sangat tertarik dengan cara kalian bermain, yah sudah satu minggu hanya memperhatikan kalian bermain saja" jelas pak joko.

ibu nina datang dengan membawa hidangan makan malam kemeja "Angga apa kamu tau tentang pria itu?"

"tidak bu, aku sering melihat nya dipinggir lapangan, tapi aku tidak tau dia siapa, dia hanya berdiri disana dan mengamati" jawab Angga.

Setelah makan malam selesai, Angga duduk bersama orang tua dan adik nya diruang tamu, dan mereka mulai berbicara tentang sepak bola.

" Angga, bapak bangga sekali dengan bakatmu," kata pak joko. " Bapak selalu mengatakan teman-teman bapak disawah, 'Angga itu anak yang berbakat, suatu hari nanti dia pasti akan menjadi pemain yang besar'."

Angga tersenyum, merasa senang dengar pujian dari ayahnya. "bapak bagaimana menurutmu sepak bola di Indonesia saat ini?".

Bapak menghela nafas. "Ada kemajuan tetapi kita masih jauh tertinggal dari negara-negara besar. Tim nasional kita membutuhkan lebih banyak dukungan dan pelatihan yang baik, bapak berharap ada lebih banyak pemain muda yang bisa muncul."

Angga mengangguk. "Aku tahu, pak. Negara kita membutuhkan liga yang profesional, semoga suatu saat aku bisa ikut mengharumkan negara kita di kancah sepak bola."

"bagaimana dengan Kaka, pak?" tanya Angga

Bapak joko tersenyum lebar. "Kaka adalah pemain hebat, bapak pernah bercerita tentang sejarah sepak bola Indonesia dan kebanggan AC Milan. Bapak nyakin kamu pasti bisa mencapai mimpi itu jika bekerja keras."

Angga hanya senyum lebar sambil menimpali. "Aku selalu bahagia saat bapak menceritakan kejayaan AC Milan."

Tiba-tiba pintu rumah diketuk. Angga membuka pintu dan

......

.....

Hayoo siapa kira-kira yang bertamu malam-malam?

Ditunggu bab selanjutnya😂

Terpopuler

Comments

Hiu Kali

Hiu Kali

semangat tor..momentumnya pas..moga bisa terus mengalir idenya..

2024-10-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!