Dominic seorang pemimpin pasukan bayaran yang dijuluki 'Pasukan Penjagal' terpaksa harus mencari keberadaan seorang puteri kerajaan yang hilang. Awalnya Dominic dan pasukannya menyerah karena tidak berhasil menemukan puteri tersebut. Tapi di tengah petualangannya tanpa sengaja ia menemukan sesuatu diluar dugaannya.
Apakah yang terjadi?
Mampukan Dominic menemukan puteri yang hilang dan apa yang akan terjadi selanjutnya di perjalanan Dominic?
Yuk simak kisahnya....
Warning! Cuma buat yang Dewasa aja yah...yang masih bocil mending Skip ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
Kerajaan Obin
Pagi menjelang, udara di tengah laut lumayan dingin. Angin yang sedikit kencang menerpa helaian rambut dan pakaian semua orang yang berada di geladak kapal.
Luvi terlihat sudah bangun lebih awal. Ia sibuk menyiapkan sarapan untuk para awak kapal, beberapa anak buah Dominic yang ikut, juga untuk Tuannya, Dominic.
Erita yang baru bangun dari tidurnya menyapa para pria disana, termasuk Dominic yang ketika menoleh kearah wanita itu, ia menurunkan pundaknya sambil menghela nafas kasar ‘Hah, wanita ini lagi’ gumamnya malas.
“Dom sayang!, kau sudah bangun” Erita yang mencoba melangkah kearah Dominic buru-buru di hentikan pria itu.
“Jangan mendekat!, aku bau amis, aku membersihkan ikan tadi, sekarang aku mau mandi!” Dominic dengan sangat buru-buru menghindari Erita kemudian ia sedikit berlari kearah kabin.
Erita hanya melebarkan kedua tangannya dan mengangkat bahu.
Di dalam kabin Dominic cepat-cepat masuk ke ruang tidurnya, tapi ia sedikit terkejut ketika mendapati Luvi yang sudah berada disana.
“Bukankah tadi kau masih di atas?” tanya Dominic.
“Ah, tuan. Maaf aku tidak izin padamu, aku hanya akan membereskan tempat tidur anda, aku lupa tadi karena buru-buru menyiapkan sarapan” ucap Luvi yang spontan menoleh ketika Dominic datang.
“Tidak apa, sssh … Jangan sampai wanita itu tau aku berada disini” ujar Dominic dengan suara yang dipelankan.
“Nona Erita maksud anda?”
“Ya, aku sedang menghindarinya”
“Kenapa tuan?, bukankah nona Erita itu cantik?, kenapa anda tidak su-”
“Sssh!!, aku bilang diam!” kali ini telapak tangan Dominic menutup mulut mungil Luvi, yang membuat mata gadis itu mendadak membulat.
Luvi mengangguk dengan mata masih membulat.
“Aku hanya tidak suka terlalu sering diganggu olehnya” Dominic membuka bekapan telapaknya dari mulut Luvi.
Dominic kemudian menatap wajah Luvi yang sedikit tegang dan mata birunya yang indah membulat.
“Ah, maaf. Bukan maksudku menakuti mu” ucap Dominic.
Anda tidak menakuti ku Tuan, tapi sentuhan tangan anda yang membuat jantungku tak beraturan, dan tubuhku menjadi kaku. Itulah pikiran Luvi saat ini.
“B-baiklah tuan, aku akan kembali keatas” Luvi cepat-cepat membuka pintu ruang tidur itu kemudian keluar.
Degup jantung Luvi belum juga teratur berdetak. Ia merasakan darahnya mengalir cepat. 'Pria itu, akh!' gumamnya.
Di kabin kamar Dominic, pria itu merenung sejenak. Ia memikirkan sesuatu. 'Kenapa aku merasakan sesuatu yang berbeda pada gadis itu. Sudah berapa puluh wanita ku sentuh, tapi baru kali ini aku merasakan sesuatu yang lain. Ck! sial'
Dua hari berlalu,
Awan di langit sangat gelap, beberapa kilatan petir berhamburan dari atas langit, membuat cahaya sesaat.
Seluruh awak kapal dan kapten mereka sudah menyadari akan ada badai, karena Dominic juga sudah memberitahu pada mereka sebelumnya berkat arahan dari Luvi.
‘Ternyata benar apa yang dibilang gadis itu, badai benar-benar akan datang’ batin Dominic mempercayai prediksi Luvi.
Layar-layar kapal mengembang, semua awak kapal telah bersiap dengan tali-tali besar mereka. Akhirnya badai mulai menghampiri mereka. Ombak besar menerjang dari arah belakang, kemudian hantaman beberapa gelombang dari sisi kiri juga membuat kapal hampir tertelan ombak. Untungnya Kapten kapal sudah bersiaga untuk keadaan yang paling buruk. Dominic sudah memberitahu semua ke Kapten untuk badai yang mungkin akan datang. Kapten memutar kemudi kapal dengan tenaga penuh, mengatur arah jalan agar bisa menghindari ombak yang lebih besar.
Beberapa saat mereka bertarung dengan ombak dan badai, hingga akhirnya mereka bisa lepas dengan selamat.
Seluruh kru kapal bersorak seolah telah memenangkan pertarungan dengan lawan yang kuat.
Dominic yang hadir di geladak menyaksikan betapa mengerikan kekuatan alam, ikut tertawa lega, akhirnya perahu mereka bisa melewati badai sekaligus terbawa arus yang berarti lebih cepat terdorong untuk sampai ke benua Golden.
Akhirnya mereka sampai di daratan Golden lebih cepat dari yang diperkirakan Horg.
Mereka menyewa sebuah penginapan agak besar, dan untuk beberapa hari kedepan, mereka sudah harus hadir di kastil Obin untuk acara perkenalan para Pangeran.
Dominic membawa beberapa prajuritnya, sebagian untuk mengawal sebagian lagi untuk berpura-pura menjadi anggota kerajaan.
Horg sengaja membawa kepala pelayan dari Kerjaan Hastlen khusus untuk melatih Dominic, Erita dan Luvi untuk belajar bagaimana bersikap menjadi seorang anggota kerajaan. Luvi dan Erita mudah untuk belajar, tidak butuh waktu lama untuk mereka agar terlihat anggun dan berprilaku layaknya Ratu dan Puteri.
Beda halnya dengan Dominic yang sangat keras kepala dan membutuhkan waktu lebih banyak untuk melatihnya.
Pada hari dimana permainan akan dimulai,
Dominic yang telah mengenakan pakaian seorang Pangeran, membuat siapapun tercengang dengan perubahan penampilannya, sangat-sangat menawan, ia memang cocok untuk menjadi seorang Pangeran.
Dengan jubah biru bersulam emas, kerah tinggi yang mewah, sarung tangan putih, juga rambut yang tersisir rapih menawan.
Erita yang melihat penampilan Dominic hampir saja menjerit karena tampannya pria yang tengah mengenakan pakaian kerajaan tersebut.
Tapi justru Dominic sangat benci dengan pakaiannya.
“Akh!, ini terlalu sempit di leherku!, apa-apaan sepatu ini. Ugh, ini adalah misi tersialku, benar-benar sial!” umpatnya di depan Horg, Erita juga wanita tukang rias yang mendandani pria itu.
“Tapi anda sangat tampan Tuan, aku rasa anda yang akan memenangkan hati Puteri Veronica” tukas wanita tukang rias.
“Aku tidak perduli dengan Puteri itu, aku hanya menjalankan misi menyebalkan dari si tua Horg, kalau saja bayarannya tidak sesuai aku lebih memilih bertarung dengan gurita di laut lepas kemarin!” gerutunya.
Semua memaklumi sikap Dominic yang memang sedikit keras.
Tak lama berselang Luvi keluar dengan gaun berwarna putih gading di padu dengan warna peach keemasan. Rambut merah cerah gadis itu di sanggul kebelakang dengan anggun. Sepatu tinggi dengan warna sama dengan gaun membuatnya lebih tinggi beberapa jengkal, dan lebih terlihat dewasa, ia sangat cantik dan anggun.
Semua yang melihatnya terpesona dan diam untuk beberapa saat, melihat keindahan yang tengah berdiri dengan tidak nyaman, sama seperti Dominic, Luvi merasa gaun yang dikenakannya terlalu ketat.
“Waw!, gadis kecil, kau sangat cantik!” puji Erita yang juga akan berpakaian sebagai Ratu.
Dominic sedari tadi memandangnya tampak tak percaya, ‘Makhluk apa ini? apa dia Luvi yang kemarin?, dia seperti peri mungil tanpa sayap’ lintasan pikirannya terus memuji kecantikan Luvi.
Setelah menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di depan gerbang kastil Obin.
Disana sudah terdapat antrian kereta kuda mewah yang membawa pangeran-pangeran beserta keluarganya.
Dominic yang lebih memilih berada di atas kuda putih melihat ramainya pemandangan para kalangan atas kerajaan. Ia sedikit tidak menyukai bergabung dengan mereka dan akan menjadi bagian dalam acara mereka.
Sedangkan Luvi, Erita dan Horg berada di kereta kencana kuda yang indah, mereka menyewanya setiba di benua itu.
“Axon, lihatlah para pecundang itu. Mereka akan bersaing untuk mendapatkan seorang wanita dan jabatan, hah, sangat menggelikan” tukas Dominic pada tangan kanannya yang juga berkuda di sebelahnya.
“Bukankah kita juga akan melakukan tugas menggelikan itu tuan Dom?” jawab Axon diiringi senyum lebar.
“Sialan kau!, kita melakukan ini demi emas, dasar bodoh!”
Semangat berkarya.
Berkah&sukses selalu.