Azalea gadis pendiam yang bekerja disebuah penerbitan buku. Hidupnya berubah ketika dia bertemu laki-laki bernama Ray.Pada satu malam yang tidak disengaja mereka terjebak dalam jalinan cinta yang lebih intim yang mengawali hubungan terlarang. Azalea terjebak diantara pilihan yang sulit,melanjutkan hubungan atau berpisah. tapi sanggupkah dia meninggalkan Ray, laki-laki pertama yang mengenalkannya pada dunia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risky Rafiyani Sembiring, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengapa berubah setelah malam itu 1?
Ray memegang sebuah cangkir berisi kopi yang sudah hampir habis diseduh setengahnya.ia tampak mengkerutkan dahi dengan raut wajah yang sulit ditebak.
pria itu sedang duduk bertelanjang dada dipinggir wastafel dapur dan hanya mengenakan sebuah celana Boxer pendek yang semakin menonjolkan aura maskulin nya.Tubuhnya benar-benar kekar dengan otot lengan dan perut yang terbentuk sempurna yang menandakan bahwa pria itu sangat terobsesi dengan olahraga berat. Dengan wajah tampan dan tubuh yang begitu atletis, wanita manapun pasti akan tergila-gila kepadanya.Namun sepertinya tidak dengan gadis remaja yang menghabiskan malam dengannya tadi malam.Gadis itu begitu terburu-buru meninggalkan kamar pria itu tadi pagi, bahkan Ray tak menyadari kapan tepatnya Azalea pergi.
Ray terbangun sangat pagi namun sudah mendapati gadis itu tak ada lagi disampingnya. Mereka sudah melewati malam yang begitu panjang dan indah,bukankah seharusnya gadis itu tersenyum menyambutnya ketika ia membuka mata, bukannya kabur dan hilang begitu saja.Ada rasa kesal yang menghampirinya, perasaan seolah ditinggalkan.
Ray menghela napas.
Disatu sisi ada perasaan senang ketika mengingat kembali gadis yang tampak begitu menggairahkan diatas kasurnya tadi malam.wajah cantik dan indah itu terus terlintas didalam kepalanya, tubuhnya bahkan suara des ahannya,begitu menggairahkan. Namun Ray sedikit khawatir ketika mendapati noda merah diatas seprei nya.Sesuatu yang terus mengusik pikirannya Apakah flek merah itu milik Azalea? Apa gadis itu belum pernah melakukan hal itu sebelumnya?
Seharusnya Ray tak perlu bertanya-tanya karena pria itu lah yang paling tahu jawabannya.Tidak bisa dipungkiri ketika mereka melakukan hal gila tadi malam Ray merasa tubuh gadis itu belum pernah tersentuh.Sebagai pria dewasa yang lebih berpengalaman,gerakan dan Reaksi Azalea terlihat Amatir menurutnya.
Setelah mengetahui hal itu apakah Ray harus senang atau khawatir. entahlah, Ray bahkan tak bisa memahami perasaannya sendiri. Kadang Ray merasa sedikit khawatir, meski hal itu terlihat seperti hubungan tanpa paksaan, mau sama mau. namun, sebagai pria yang lebih dewasa dan mengerti bukankah seharusnya ia lebih menahan diri.Gadis itu bahkan belum menginjak usia dua puluh tahun, dimana dalam usai seperti itu pikirannya mungkin masih terlihat labil. Dalam kekhawatiran itu terbesit juga perasaan senang, Hal itu disebabkan Ray merasa ia lah pria pertama untuk Azalea. Apakah pria itu kejam? mungkin.
Ray menyeruput kopi terakhirnya sambil memandang lekat kearah meja makan didepannya. Disanalah mereka memulainya. Tatapannya beralih ke arah sepiring spaghetti dingin yang tak tersentuh sedikit pun diatas meja,seolah menjadi saksi atas malam penuh gairah tadi malam.Jadi dimana gadis kecil yang harus menyantapnya? apa yang sedang dilakukannya? apa yang sedang dipikirkannya?
Azalea menatap dirinya didalam cermin kamarnya.Gadis itu masih tampak cantik seperti biasanya.namun,matanya terlihat sembab dan bengkak yang menandakan gadis itu sudah menghabiskan pagi ini dengan menangis terus menerus. Apa yang menyebabkan ia seperti itu? Tentu saja karena hal gila yang dilakukannya tadi malam bersama pria itu.
Azalea memutar-mutar tubuhnya di dalam cermin berusaha melihat perubahan pada tubuhnya.Tampak dari luar tidak ada yang berubah dalam dirinya, namun nyeri pada bagian tertentu di tubuhnya belum juga hilang.Meskipun sebagian dari dirinya hilang bersama kesuciannya namun hal itu tidak sebanding dengan rasa malu yang harus diterimanya. Hal itu jugalah yang menyebabkan Azalea kabur diam-diam dari kamar pria itu, ia tidak akan sanggup menanggung rasa malu yang lebih dari ini.
Handphone diatas meja rias berdering terus menerus namun sedikitpun tak digubris oleh Azalea.Beberapa saat kemudian handphone kembali mati diikuti munculnya notifikasi di layarnya.sudah ada puluhan pesan dan telepon tak terjawab yang datang ke handphone milik gadis itu, tentu saja semua itu datang dari pria bernama Ray yang telah diabaikan dari tadi.
Sebuah pesan masuk lagi.Azalea melirik sedikit,pesan itu berisi ancaman jika Azalea tidak mengangkat telepon sekali lagi maka Ray akan mendatangi gadis itu kerumahnya.
Azalea belum sempat merespon, Sebuah panggilan datang lagi. Sebelum pria itu melakukan hal yang lebih nekat, Azalea dengan berat hati mengangkat telepon.
"Hallo, leaa" panggil Ray pelan, setelah merasa panggilannya masuk.namun,gadis diseberang sana hanya diam dan tak merespon apapun.
Ray kembali berbicara setelah gadis di dalam telepon tak juga kunjung menjawabnya.
"leaa, Aku tahu kamu masih bingung sekarang. Aku juga mengerti kalau kamu belum mau bicara denganku, Tapi jangan menghindar seperti ini.. Kita bisa membicarakannya, Apapun itu... " jelas Ray dengan nada lembut berusaha memberikan penjelasan dan pengertian kepada gadis yang tampak bingung diseberang sana.
Lama Ray menunggu jawaban gadis itu, hingga suara lembut yang begitu dinantikan itu akhirnya terdengar.
"iyaa, kasih aku waktu untuk sendiri.. " jawabnya lirih dan hampir tak terdengar.
Ray mengkerutkan dahi dan tampak bingung untuk mencari kata-kata yang tepat dan tak menyinggung gadis itu.
"iya, Azalea. Aku mengerti, kok. Tapi aku mau mastikan kamu baik-baik saja, jadi ayo ketemu dulu.. " ucap Ray lagi dengan hati-hati.
"Aku gak mau ketemu. " jawab Azalea cepat dan terdengar ketus.
Ray semakin bingung untuk menghadapi gadis yang terlihat begitu keras kepala itu.
"hmm,gak harus sekarang, kalau besok bisa? " tanya Ray, namun lagi-lagi gadis itu diam dan tak menjawabnya.
Ray menghela napas pelan
"yaudah, lea. sekarang kamu istirahat aja dulu. nanti aku telepon lagi ya.. "
Bip. belum sempat Ray menyelesaikan perkataannya gadis itu tiba-tiba mematikan telepon begitu saja.
...Ray menarik napas panjang lagi.Pria itu sekarang berjalan mondar-mandir sambil memijat keningnya yang tiba-tiba terasa pusing....
...Ray bingung bagaimana cara menghadapi gadis itu.Tadi malam saja gadis itu masih tampak begitu menggairahkan diatas kasurnya. Tidak ada yang tersembunyi diantara mereka, setelah melucuti semua pakaian mereka bahkan saling berbagi keringat dalam permainan intim yang dalam dan menggairahkan. Tiba-tiba saja sekarang,gadis dengan kemarahannya itu membuatnya bingung. namun, hal itu mungkin pertama kali untuknya jadi wajar saja ia sangat bingung. mungkin disini Ray-lah yang harus lebih memberinya pengertian....
Ray menghentikan langkahnya ketika melihat handphone di mejanya tampak bergetar. Ada panggilan masuk.Apakah itu telepon itu dari Azalea? Apa gadis itu berubah pikiran?
Ray terlihat begitu bersemangat, ia meraih telepon. Namun raut wajah senangnya tadi berubah menjadi ekspresi khawatir ketika melihat layar handphone dan mendapati nama yang begitu dikenali disana.
Ray terdiam beberapa saat sebelum akhirnya pada nada dering terakhir ia mengangkat telepon dengan ragu.
"Hai, Reyna... "