Allena , zevan,sean dan Neo bersahabat sejak bayi hingga umur masa remaja, ke empat nya erat bak perangko yang kemana saja selalu ber empat.
mampu kah mereka melewati semua ujian yang menerpa persahabatan mereka? atau mampu kah mereka melawan gejolak rasa yang semakin lama semakin tumbuh.
see you ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon epayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ping shooping
Neo dan allena duduk di teras rumah , mengagumi rumah kayu dadakan buatan mereka.
"pokoknya isi purnitur nya harus gue yang pilih ,"ucap Allena memandang sinis Neo.
"bodo amat,"cetus Neo , keduanya bertatapan ,
Allena berdecak pinggang mata nya menatap manik Neo tajam yang sedang duduk,
Neo membalas tatapan Allena tak kalah tajam nya , aura permusuhan keduanya seakan kental sekali , namun tatapan permusuhan itu teralihkan dengan masuk nya dua motor sport dan berhenti di halaman depan.
Sean dan zevan berdecak malas belum apa apa dua bocah itu sudah adu tatapan begitu. Siap siap deh keduanya menjadi induk, melerai perkelahian keduanya.
"cek , pagi pagi udah ngapel aja Lo Neo,"celetuk Sean menaruh helm di atas motornya , zevan terkekeh setuju.
"sorry"bentak Neo galak , melipat tangan di dada ,
"jih , sory ya gue juga ogah di apelin Ama Lo,"Allena mendorong bahu Neo , tatapan sengit keduanya beradu seperkian detik, dan allena melangkah melewati Neo,
"ayo , tinggalin aja tuh si ondel ondel suneo," ucap Alena ketus mendekati Sean,
Sean merangkul Allena gemes,"Napa si ribut Mulu," tanya Sean mengusap kepala Allena yang masih cemberut di sampingnya ,
zevan terkekeh lucu ,melihat pipi bakpaw Allena yang semakin besar dan bulat.
"suneo , gak ngizinin aku buat pilih purnitur sesuka aku, jahat banget." rengek nya mengadukan Neo.
"jih gue jawab bodo amat Ale Ale Lo ya ngadu Mulu gue piting nih." Neo berjalan menghampiri Allena , menggulung lengan baju nya seakan akan bener bener siap memiting Allena.
Allena menjerit kencang berlari dan berlindung di balik punggung zevan, memeluk nya kencang.
"sini Lo , berani Ama gue hah, ngumpet di ketek Ema Lo, banci." seru nya , sebelah tangannya di tahan oleh Sean , yang terkikik geli melihat keduanya , dan melihat wajah tertekan zevan.
"aaaaa!"Allena menyeret kesana kemari tubuh tegap zevan , saat tangan Neo terus menggapai nya ,
"STOP!!!" bentak zevan kasar , habis sudah kesabaran nya, kepalanya pening.
Allena dan Neo berhenti dan diam mematung di tempat nya .
Sean menahan tawanya duduk santai di atas jok motornya.
"rasain" gumam nya pelan ,
"kalo kalian masih berantem kayak gini , gue milih pulang dan gak lanjutin rencana kita." ucap zevan tegas , Allena menggeleng , tidak mau kehilangan momen shoping nya.
"maaf zev, nggak lagi deh serius," dengan berani Allena berdiri di depan zevan , tangannya mengatup memohon.
Neo ikut di samping Allena ,berdiri memohon , dan menatap zevan dengan mimik lucunya.
Zevan menghela nafas lelah , "oke ayo," putusnya berjalan ke arah motornya.
"tapi gue gak bawa motor zev , lagi kurang fit , bawa mobil Ale Ale aja."tiba tiba Neo berucap , zevan mengeram kesal dan berbalik menatap Neo .
"okey," ujarnya , menatap Allena ,"ambil kunci mobilnya," perintah nya , Allena sigap langsung berjalan ,
mereka bertiga akan patuh kalau zevan sedang dalam mode senggol bacok begini ,
Sean tak menghiraukan keadaan di depannya , mata nya pokus menatap ponselnya , Neo masih berdiri di tempatnya tadi , memilin ujung bajunya , bibirnya mengerucut lucu , sangking lucu nya pengen zevan tampol.
"let's goooo"seru Allena kencang , berjalan ke garasi nya ,
mobil Civic pink keluar dari garasi , dan berhenti tepat di samping motor zevan ,
"keluar gue yang bawa,"ucap Sean mengambil alih kemudi , Allena mengangguk dan pindah ke bangku belakang.
Neo masuk ke pintu depan , di bangku belakang ada zevan dan allena.
Mobil keluar dari gerbang cluster komplek, melaju pesat berbaur dengan kendaraan lainnya di jalanan raya.
Di dalam nya , semua diam tak bersuara hanya senandung lagu yang di putar melalui audio mobil.
Mereka mengunci rapat bibirnya , menghormati zevan yang terlelap di pelukan Allena ,
mereka tahu zevan sedang tidak baik baik saja. Tidak mau kena omel atau Bogeman dari tangan zevan.
Jemari lentik Allena mengusap lembut rambut zevan , nafas nya sudah teratur itu menandakan zevan sedang terlelap.
Sean sengaja memilih toko yang jauh dari perumahan mereka , membiarkan zevan tidur lebih lama.
Neo menatap sinis Allena dari kaca yang menggantung di depan ,
dan secara bersamaan Allena juga menatap nya , melotot tajam mengacung kan jari tengahnya.
Sean tau keduanya sebentar lagi pasti adu mulut , "diem , jangan mulai sebelum kalian gue turutin dari mobil," lirih nya namun tegas ,
Neo langsung mengalihkan wajahnya ke samping jendela , begitu juga dengan Allena yang ikut terpejam dengan zevan yang masih di pelukannya ,
tak lama mobil berhenti di depan pusat perbelanjaan terbesar di kota ,
"bangunin aja lea , pelan pelan ," ucap Sean melihat wajah Allena yang sudah meringis ngilu , pegal tangannya dan tubuhnya seakan mati rasa , menopang bobot tubuh zevan .
Neo berbalik ke belakang , menggoyangkan kaki zevan sedikit kencang ,
"bangun zev , udah sampe" ucap nya saat zevan menggeliat kecil.
Mata nya terbuka , langsung melihat ke arah Allena yang meringis,
"maafin gue lea , kenapa Lo gak bangunin dari tadi," ucap nya duduk tegap ,
"gak papa kebas dikit doang heheh," jawab Allena mencoba duduk tegap,
zevan dengan sigap membantu Allena , kaki dan tangannya kesemutan,
"aaaa jangan sentuh,"jeritnya saat tangan Neo hendak menyentuh kakinya,
Neo tergelak , tangan nya lagi lagi terulur ,
Plakk
zevan memukulnya kencang , Sean menggeleng membawa Neo ke pelukannya sebentar lagi pasti menangis,
"maaf ya , pasti sakit," ucap zevan menyesal , ketiduran dn membuat Allena kesakitan,
"iya gak papa , ayo udah nggak berasa ko." ajak Allena , kaki dan tangannya sudah terasa enakan.
ke empatnya turun dari mobil , Neo masih mengusap air matanya , sakit sekali pukulan zevan , tak tanggung tanggung tangan nya sampai memerah ,wajar saja ia tipikal orang cengeng pasti menangis ,
masuk ke dalam , langkah kaki mereka berjalan beringin an dengan Allena yang antusias di depan di belakang nya ada Neo yang juga antusias tangannya memegang bahu Allena ,
3 jam mereka memilih barang barang , semuanya Allena yang memilih, tugas Sean zevan dan Neo hanya mengangguk setuju kalau tidak bisa ngereog Allena dan mereka enggan repot akan hal itu.
"waaah senang nya ," ucapnya tersenyum senang , apalagi di traktir zevan , membeli tab baruu berwarna pink, sudah Allena idam idamkan sedari dulu.
"boleh lah pinjem," celetuk Neo ikut tersenyum senang,
"ogah,"sewot Allena memeluk box tab nya ,
"pelit, awas ke rumah gue , gak bakalan gue pinjemin atau sentuh barang barang di kamar gue," kesalnya Neo berucap ke sana ke mari ,
Allena yang hendak menjawab di tarik Sean menjauh dari Neo,
zevan menjitak kening Neo sedikit kencang.
"rese Lo ya , ribut Mulu , mulut Lo ini kayak cewek tau gak nyerocos Mulu , gue berasa punya balita dua."ucap nya menyeret Neo keluar ,
Neo memajukan bibirnya , sebal keinginan nya tidak pernah di turuti dan harus mengalah terus dari Allena.
****
sabar ya Neo , cowok emang harus ngalah hehehe.
See you ❤️
Neo dan allena yang akur nya cuma seperkian detik doang heheh
awas neo sama sean ikut penasaran juga rasanya🤭
lanjut thor 👍
jngn bosen up..up...trus
semangat💪