NovelToon NovelToon
Tabib Pilihan Langit : Ditemukan

Tabib Pilihan Langit : Ditemukan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Spiritual / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mardi Raharjo

Pemuda tampan yang sakit-sakitan dan pengangguran di usianya yang telah 30 tahun meski bergelar sarjana, ia dicap lingkungan sebagai pengantin ranjang karena tak kunjung sembuh dari sakit parah selama 2 tahun.

Saat di puncak krisis antar hidup dan mati karena penyakitnya, Jampi Linuwih, mendapat kesempatan kedua.

Jemari petir, ilmu pengobatan, hingga teknik yang tak pernah ia pelajari, tiba-tiba muncul dalam pikirannya. Ia dipilih langit untuk mengemban tugas berat di pundaknya.

Mampukah ia memikul tanggung jawab itu? Saksikan perjalanan Jampi Linuwih, sang Tabib Pilihan Langit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8_ Ujian Harta

"Coba kamu cek ke tempat sampah, masih ada kah kantong lusuh tadi?", Jampi mencoba membuktikian ucapannya.

" Awas ya kalau bohong", ancam Nia yang memang tak menemukan gelagat kebohongan di mata Jampi.

Ia bergegas memeriksa tempat sampah dan berlari kembali karena tidak bisa menemukan kantong lusuh tadi.

"Aneh! Kok nggak ada ya? Tadi jelas-jelas aku melemparnya ke sana", ujar Nia. Ia yakin suaminya tidak melangkah ke tempat sampah dan malah masuk ke dalam rumah.

" Coba periksa baju koko ku tadi", sahut Jampi datar. Nia pun bergegas memeriksanya. Saat kembali ke kamar, ia melemparkan kantong itu ke pangkuan Jampi. Bulu kuduk Nia pun meremang, mengingat cerita suaminya.

"Ini, kamu, ih!", ujar Nia kebingungan.

" Ini hadiah dari jin tua itu dan hanya aku yang diberi hak menggunakannya", jelas Jampi.

"Buang saja lah Pi. Nanti kalau dimintai tumbal bagaimana? Nanti aku, orang tuamu, atau anak kita yang diambil bagaimana?", ujar Nia khawatir.

"Aku juga nggak tahu Sa. Kamu tadi juga sudah coba membuangnya, tapi kembali lagi. Apa coba kita bacakan ayat ruqyah ya, kalau dia jahat pasti nggak akan kuat", jawab Jampi mencari cara.

" Iya, benar itu. Ayo dicoba. Ayat yang mana?", Nia tidak berpengalaman tentang ruqyah kecuali ayat kursiy dan tiga surah terakhir dalam Al Qur'an.

"Ya kubacakan saja al baqarah dan tiga surah terakhir itu, biar kutiupkan ke kantong ini nanti", jawab Jampi begitu yakin. Segera, Jampi mengambil air wudhu dan membacakan keempat surah itu.

Usai meniupkan ke kantong lusuh itu, mereka menunggu reaksi seperti terbakar, berasap, gosong, atau hilang begitu saja.

" Kok, nggak ada apa-apa Pi?", heran Nia.

"Ya mana aku tahu Sa? Apa mungkin karena jin nya muslim, terus nggak jahat ya? Di film-film itu atau di ruqyah syar'iyyah, benda-benda seperti ini akan lenyap atau terbakar begitu saja setelah dibacakan ayat ruqyah", jelas Jampi juga penasaran.

" Ya sudah, coba ambil sesuatu dari dalam kantong itu. Ambil lah batu biasa dan batu mulia dalam dua kali percobaan", Nia pun tak tahu bagaimana lagi. Mereka hanya bisa membuktikan apakah ini sihir atau nyata.

"Bismillah", ucap Jampi sembari mengulurkan tangan, merogoh kantong lusuh itu dua kali.

Percobaan pertama, ia mendapati batu hitam biasa seberat kelereng kecil. Percobaan kedua, ia mendapat emas sebesar kelereng, namun beratnya lebih berat daripada batu biasa.

" Ya Allah, ini mimpi atau benar adanya?", Nia memekik. Segera, Jampi membekap mulut istrinya, khawatir menjadi kecurigaan orang lain.

"Ih, apaan sih Pi?", ujar Nia setelah melepaskan tangan Jampi dari mulutnya.

" Jangan keras-keras, nanti didengar orang, runyam urusannya", bisik Jampi. Nia pun hanya mengangguk setuju.

"Coba nanti kita jual ke toko emas. Kita katakan saja hasil temuan di hutan. Kan nggak ada orang koleksi emas bundar seperti ini", ide Jampi karena rumah jin tua itu ada di hutan juga.

" Ayo!", sahut Nia bersemangat dengan mata berbinar. Jampi sendiri malah merasa khawatir jika ini berlanjut, pasti keluarga mereka dikira ikut pesugihan.

Menjelang siang, mereka pun berhasil menjual emas  yang telah ditimbang, ternyata kadarnya 23,99 karat dengan berat 100,1 gram. Rekening Jampi pun langsung terisi seratus juta rupiah. Bahkan toko emas itu pun amat senang mendapat barang seperti ini dan berpesan untuk menjual lagi ke sini jika suatu saat menemukan emas seperti ini.

"Wah, Alhamdulillah ya Pi", Nia begitu bersemangat dalam perjalanan pulang.

Akhirnya mereka bisa melunasi hutang, membeli gamis baru, dan memperbaiki rumah dan motor butut mereka.

" Tuh, kalau sihir, pasti emas itu berubah jadi batu atau sampah. Ini sudah dites dengan kimia, hasilnya murni emas", jelas Jampi dengan suara lirih.

"Tapi, apa benar tanpa tumbal Pi, nanti bagaimana kalau tiba-tiba ditagih tumbal?", Nia sontak khawatir setelah bahagia.

" Huh, bagimana lagi. Makanya, jangan dipakai kalau tidak terpaksa benar. Juga, jangan dispesialkan dan jangan bergantung kepada kantong ini", ujar Jampi tegas.

Hari pun berlalu.

Keesokan paginya, usai pulang dari masjid, rumah Jampi sudah didatangi beberapa warga yang dipimpin ketua RT dan RW.

"Assalamu'alaikum", salam Nuri, ketua RT kepada Jampi yang baru saja pulang. " Wa'alaikumussalam, silahkan masuk pak", Jampi mempersilahkan 6 orang itu untuk duduk di kursi teras.

"Ada apa ya pak, kok ramai-ramai datangnya, pagi-pagi lagi?", tanya Jampi yang sudah curiga, kabar penjualan emas kemarin sudah diketahui warga.

" Begini nak Jampi, apa benar nak Jampi punya pesugihan? ", tanya Nuri mewakili warga langsung ke inti tanpa basa basi.

" Loh, dapat info dari mana? Tuduhan harus punya bukti loh pak", jawab Jampi.

"E, itu, kami hanya bertanya nak. Salah satu warga kita memergoki kamu menjual emas kemarin. Kalau boleh tahu, dari mana kamu mendapatkan emas itu?", nampak Nuri berhati-hati.

" Nemu pak di hutan", jawab Jampi. Ia tahu ini pertanda buruk, bisa-bisa keluarganya diusir dari kampung.

"Hutan? Sebelah mana?", telisik Nuri.

" Alas Kumitir, sebelah pohon sawo, di dalam goa", jawab Jampi asal saja, karena yakin warga takkan bisa menemukan lokasi jin tua itu.

"Kapan kamu ke sana? Sepertinya kamu nggak pernah ke mana-mana", heran Nuri.

" Entah lah pak, nggak menandai tanggalnya. Jalannya saja sudah nggak tahu ", jelas Jampi yang memang tidak tahu bagaimana menemukan lokasi jin tua itu.

" Oh, ya sudah kalau begitu. Kami pamit dulu. Maaf bertamu pagi buta, cuma ini permintaan warga yang khawatir mengenai pesugihan. Sekali lagi, kami mohon maaf dan pamit", ujar Nuri sembari memberi isyarat untuk bubar.

Kabar mengenai Jampi mengambil pesugihan semakin hangat diperbincangkan. Alasan hasil temuan di hutan malah membuat sebagian warga semakin yakin kalau Jampi melakukan praktik pesugihan.

"Bu Eki, habis jadi dukun, sekarang pesugihan ya?", ujar Erni erasa punya data untuk ghibah. Bu Eki sendiri malah belum mendengar apa-apa dari putranya.

Tanpa menjawab pertanyaan Erni, bu Eki bergegas masuk dan menunggu Jampi pulang dari konter. Sore itu, setelah Jampi selesai sholat dan membersihkan diri, bu Eki segera menghampirinya yang tengah duduk santai di teras.

" Nak, coba jelaskan kepada ibu. Apa benar kamu melakukan pesugihan?", nampak raut wajah bu Eki yang serius dengan nada suara rendah dan pelan.

"Pesugihan? Mana ada bu? Aku cuma menemukan emas yang kujual dengan Nia kemarin. Entah bagaimana warga bisa secepat itu tahu hal ini", jawab Jampi santai, khawatir ibunya terbebani.

" Benar? Semoga begitu. Jangan sekali-kali kamu ikut pesugihan nak, pasti akhirnya celaka meski nampak bergelimang harta", tanggap bu Eki.

Jampi hanya mengangguk dan tersenyum. Ia menceritakan sedikit tentang kebohongan menemukan emas di alas Kumitir agar lebih meyakinkan.

"Tapi, bagaimana bisa kamu sampai ke alas Kumitir? Itu kan jauh, juga apa tujuan kamu ke sana?", bu Eki menelisik lebih dalam.

" Huh, ibu mau kejujuranku atau cukup sampai di sini dan ibu lebih tenang? Kalau aku cerita sebenarnya, ibu akan kepikiran dan mungkin terbebani. Jadi, sebaiknya ibu cukup tahu aku tidak melakukan pesugihan.

Caranya sederhana saja bu. Kalau sholat wajibku tidak lagi lima waktu, tidak lagi membaca al-qur'an, dan bersikap kasar lagi aneh dibanding sebelumnya, jelas itu tanda aku melakukan pesugihan. Selama bukan seperti itu, yakin lah aku masih berada di jalan yang benar bu", jelas Jampi yang tak mau ibunya ikut menanggung beban pikiran.

"Lalu, ibu harus jawab apa kalau geng julid itu tanya-tanya?", sahut bu Eki bingung.

1
Andi Suliono
judulnya tabib,tapi ceritanya jauh dari hal2 tabib y thor
ahmad nabawi
ceritanya menarik, original
Jimmy Avolution
hadir
Aman 2016
lanjut Thor 💪
Aman 2016
top top markotop lanjut Thor 💪
Aman 2016
mantab Thor 💪
anggita
hadiah iklan lagi buat thor.
anggita
like👍☝iklan, semoga novelnya lancar jaya.
Tabuut: aamin. terimakasih./Smile/
total 1 replies
anggita
si Jampi jadi Sakti👏💪
31_PUTU WIDIARTA
Keajaiban kata
Yoko Littner
Wah, gak kerasa sampe akhir. Makasih thor!
Alexo. ID
Keren abis, pengen baca lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!