Amanda Zara Kirana tidak pernah menyangka bahtera pernikahan yang baru setahun berlayar diterjang badai. Nakhoda kapalnya menghilang setelah meminta izin bermain bilyard bersama temannya.
Amanda terombang-ambing. Segala usaha telah dia lakukan untuk mencari Aditya. Namun, jejak sang suami bagai ditelan bumi.
Tiga tahun setelah sang suami menghilang, Amanda tanpa sengaja melihat seorang pria yang mirip dengan Aditya. Mereka bagaikan pinang dibelah dua. siapakah pria itu? Di manakah Aditya sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua Puluh Lima
Amanda hari ini sangat sibuk, karena nanti malam kafenya akan di sewa seorang pengusaha untuk pertemuan dengan teman-temannya. Sepertinya acara ulang tahun, tapi pria yang bernama Angga itu tak mengatakan secara detail acara apanya.
Saat sedang membantu koki menyiapkan menu, dia kedatangan tamu. Amanda menarik napas ketika mengetahui siapa yang mencarinya.
Amanda langsung keluar dari dapur dan menemui mama mertuanya yang ingin bertemu. Dalam hatinya bertanya, ada apa lagi wanita datang. Dia tersenyum saat melihat Mama Sari dan dibalas juga dengan senyuman.
"Selamat Siang, Ma," sapa Amanda begitu sampai di meja tempat mama mertuanya berada.
"Selamat Siang, Manda. Maaf mengganggu. Mama lihat kamu sibuk," balas Mama Sari.
"Alhamdulillah kafe selalu ramai dan nanti malam telah di boking buat acara ulang tahun seorang pengusaha," jawab Amanda.
Mama Sari tampak sedikit terkejut. Dia memang mendengar dari Dian jika kafe Amanda makin sukses dan telah banyak membuka cabang. Tapi dia belum memastikan langsung.
Mata Mama Sari memandangi keliling kafe. Tak peduli ada Amanda di depannya. Dia melihat sendiri para pengunjung datang silih berganti.
"Ma, ada perlu apa ya?" tanya Amanda, membuat lamunan mama mertuanya buyar. Wanita itu tersenyum untuk menghilangkan rasa malu karena kedapatan sedang melamun sambil memperhatikan isi kafe menantunya itu.
"Amanda, Mama dengar Aditya datang memberikan surat cerai untukmu. Apakah kamu sudah pikirkan semua, tak ingin kah kamu memikirkan ulang semua ini. Kasihan Elsa karena harus dipisahkan dari ayahnya. Anak perempuan itu cinta pertamanya adalah sang ayah," ucap Mama Sari dengan suara pelan berharap Amanda terenyuh.
Amanda tersenyum mendengar ucapan mama mertuanya itu. Ternyata wanita itu masih keukeh memintanya rujuk. Pada hal dia tahu jika menantu dan sang cucu telah terbiasa hidup tanpa putranya.
"Ma, antara aku dan Mas Aditya tak ada hubungan apa pun lagi. Dia telah menjatuhkan talaknya padaku. Lagi pula Elsa telah terbiasa tanpa ayahnya, justru mungkin akan lebih canggung saat melihat ada orang baru di dekatnya. Dan tak selamanya cinta pertama anak perempuan itu ayahnya. Jika dia tak pernah mendapatkan kasih sayang, bagaimana bisa dia cinta?"
"Itu karena kamu tak mengenalkan dan mendekatkan Elsa pada ayahnya. Jadi dia canggung saat bertemu," jawab Mama Sari masih bertahan dengan prinsipnya.
Ucapan Mama Sari membuat Amanda tertawa. Melihat menantunya tertawa, mama Sari tampak tak senang. Wajahnya cemberut dan memerah menahan malu dan juga marah.
"Ma, apa kamu lupa jika Mas Aditya yang pergi dari kami selama tiga tahun. Dia tak pernah mengirim kabar atau bertanya tentang putrinya. Bagaimana bisa aku mengenalkan dan mendekatkan Elsa, sedangkan ayahnya sendiri yang pergi menjauh!" seru Amanda sedikit ketus, sepertinya mulai terbawa emosi.
Mama Sari seperti di tampar mendengar ucapan menantunya. Selama ini dia berpikir jika Amanda akan mudah dia luluhkan, karena selama ini dia begitu baik dan lembut. Menurut apa saja yang wanita itu katakan. Tak berubah walau sang putra meninggalkan dirinya. Tapi sekarang dia seperti melihat Amanda yang berbeda. Amanda selalu membantah ucapannya.
"Jangan salah paham Amanda, ayahnya selalu bertanya tentang perkembangan Elsa. Mama sering mengirim foto putrimu," balas Mama Sari.
"Dia hanya bertanya dengan Mama, bukan denganku. Jadi tetap saja itu namanya tak bertanggung jawab. Lagi pula tiga bulan seorang suami tak memberikan nafkah lahir dan batin, sang istri berhak meminta cerai!"
"Dan pahala jika istrinya ridho dengan apa yang terjadi," jawab Mama Sari.
"Aku bukan wanita sempurna, Ma. Aku masih belum bisa ridho. Dan bila seorang suami dengan sengaja tidak memberikan nafkah terhadap istrinya, sudah pasti ia akan berdosa. Apalagi jika ia sengaja mengandalkan kekayaan istri dan tidak berusaha bekerja untuk keluarganya. Sungguh, hal tersebut merupakan tindakan tercela dan dosa besar!"
"Amanda, jadi selama ini kamu tak ridho membantu mama dan tak rela uangmu di pakai Aditya?" tanya Mama Sari dengan sedikit emosi.
"Ma, aku ikhlas memberikan semuanya. Jika aku tak ikhlas, mana mungkin aku membantu mama, padahal anak mama pergi meninggalkan aku tanpa pesan!" seru Amanda.
"Kepala mama setiap hari pusing mikirin kalian. Padahal mama hanya ingin melihat anak menantu hidup rukun. Itu juga tak bisa terwujud. Apa salah keinginan mama itu?" tanya Mama Sari.
"Tak salah, Ma. Tapi jika Mas Aditya tak pernah lari dari tanggung jawab. Maaf, Ma. Aku masih banyak kerjaan. Atau mama mau duduk dulu?" tanya Amanda.
Amanda capek melayani dan meladeni mertuanya itu. Biarlah nanti dibilang tak sopan.
"Kamu mengusir Mama?" tanya Mama Sari.
"Bukan, Ma. Jika Mama masih mau di sini, silakan. Aku mau bekerja. Aku hidup sendiri, tak ada tempat mengadu dan bersandar. Kebahagiaanku, aku yang ciptakan sendiri. Jadi aku harus bekerja keras untuk mewujudkan semua impianku dan putriku!" seru Amanda.
Mama Sari kembali terdiam kerena sadar selama ini dia tak pernah memberikan bantuan materi untuk menantu dan cucunya itu. Karena malu, wanita itu bangun dari duduknya. Dia lalu pamit.
"Kalau begitu, Mama pamit. Semoga kalian bisa saling introspeksi diri dan kembali bersama. Bukankah perceraian itu sangat di benci Tuhan. Mama selalu berdoa untuk kebahagiaan kamu dan Elsa," ucap Mama Sari.
Amanda lalu mencium tangan mertuanya dan membiarkan wanita itu pergi. Biasanya dia akan memberikan uang untuk Mama Sari. Kali ini entah mengapa tak tergerak hatinya untuk membaginya.
Setelah Mama Sari pergi, Amanda kembali ke dapur. Dia kembali membantu karyawan mempersiapkan semua yang di butuhkan untuk nanti malam.
**
Di tempat lain, di sebuah kamar hotel, Aditya terkejut saat membaca undangan di grup WhatsApp teman kuliahnya. Temannya Angga mengundang untuk mereka hadir pada acara ulang tahun pria itu.
Yang membuat Aditya terkejut adalah alamat tempat acara di adakan. Dia sangat mengenal kafe itu. Kafe milik mantan istrinya Amanda.
"Bagaimana ini? Apa aku harus datang atau tidak? Tapi Angga tau jika aku sedang berada di sini. Aku harus berkata apa jika bertemu Amanda, atau aku pura-pura tak mengenalnya saja?" tanya Aditya dalam hatinya.
🥰🤩😍🫶🫰💐
iya selamat bahagia buat keluarga kecil kalian
amanda memimpin permainan dan akhirnya tumbang bersama😁
selamat buat kalian rukun sampai kakek nenek🤗😘
Terima kasih mama , di tunggu mam cerita selanjut nya lope lope juga mam 😍😍