Pria, 30 tahun. keturunan gelap dari pewaris utama klan, terpaksa menikah untuk memangkas opini keluarga tentang kehidupannya dan demi kesepakatan-kesepakatan lainnya demi menjaga kehormatan klan.
"Bagian mana dari tubuhku yang membuatmu tak pernah berselera untuk menyentuhnya," protes Dorrota sambil menanggalkan seluruh pakaiannya.
"Aku bukannya tak berselera, tapi..."
"Jadi benar kabar yang kudengar, kamu memiliki wanita lain. Ah, bukan! tapi Pria lain!"
"Aku tidak peduli apapun yang kamu pikirkan, kesepakatan tetaplah kesepakatan. Ingat batasanmu!" ucap tegas Math Male meninggalkan Dorrota yang terisak dalam kemarahan dan kekecewaannya.
mampukah Dorrota mengambil hati Math Male?
ataukah Math Male akan menemukan hati yang lainnya?
.......
Hallo reader, karya ini hanya berdasarkan imajinasi author sepenuhnya. jika ada kesamaan nama tokoh, latar atau kejadian, hanya merupakan kebetulan yang tidak disengaja.
selamat membaca,
Salam, author Yoshua,
Semoga Semua Bebahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 08
Pagi sebelumnya, di kediaman Xillas.
"Dorrota putriku, hari ini, mandilah dengan air yang sudah ibu siapkan. Hari ini hari yang sangat penting bagimu."
"Bukan bagiku ibu, tapi bagi ayah," balas Dorrota dengan sangat malas menguap lebar dan meregangkan badannya di pembaringan.
"Dorotta sayang, percayalah kami melakukan semuanya untuk kebahagiaanmu. Pria keluarga Male itu sangat terhormat. Ibu dengar dia sangat tampan." Vierra, ibunya Dorrota sabar merayu anak perempuannya.
"Aku takut ibu. Bagaimana kalau dia itu pria yang kasar?" Dorrota tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.
"Ayah ada bersamamu, Dorrota. Bagaimana kamu bisa meragukan penilaian ayah?" Xillas memasuki kamar sang putri untuk melihat seberapa kesiapannya.
"Ayah, tapi aku masih ingin melanjutkan kursusku," pinta manja Dorrota.
Xillas tersenyum menatap Dorrota dengan tatapan teduh seorang ayah yang sangat menyayangi anaknya. Berhasil menikahkan seorang putri dengan seorang keturunan dari klan terkuat di negeri itu, adalah satu kebanggan luar biasa yang pasti akan membuatnya semakin dihormati oleh semua kalangan. Hal itu juga menjadi salah satu obsesi Xillas, setelah gagal menikahkan putri pertamanya, karena kalah cepat satu langkah dengan orang lain.
"Jika kamu menjadi menantu dari keluarga Male, kamu tidak perlu melakukan pekerjaan berat, jadi tidak perlu lagi melakukan banyak kursus keterampilan. Kamu cukup memerintah asisten yang telah disiapkan untukmu secara pribadi, putriku. Ayah yakin, hidupmu akan serba kecukupan, dan bahagia."
"Benar Dorrota, kamu akan menjadi istri utama,karena ibu dengar, dia masih belum beristri satupun."
Meskipun dengan berat, namun Dorrota tak memiliki kekuasaan untuk menolak keinginan orang tuanya. Dan akhirnya Dorrota mengikuti sang ayah menemui keluarga Male secara langsung dalam persidangan.
Dorrota berjalan mengekor sang ayah, memasuki pelataran aula besar keluarga Male. Ia tak menyangka keluarga Male begitu banyak yang hadir. Dorrota mulai merasa takut dan khawatir, ketika ia tak sengaja melirik berbagai macam ekspresi wajah para pria Male menatapnya dengan tatapan menyelidik.
"Apa ini? Kenapa rasanya seperti masuk ke dalam perangkap harimau," batin Dorrota menahan kakinya yang gemetar karena takut.
"Tenang, putriku, ada ayah yang akan melindungimu." bisik Xillas seakan mengerti ketakutan dan kekhawatiran putrinya.
Namun ketakutan Dorrota sedikit berkurang saat sekilas melihat ketampanan wajah Math yang duduk berpangku satu tangannya mengepal di dagu. Wajah babak belur Math seakan memiliki daya tarik sendiri bagi Dorrota.
"Jadi itulah pria yang akan aku nikahi? Tampan sekali, wajah manisnya yang terluka, memanggilku untuk merawat dan menyembuhkannya." pikir Dorrota sesekali terus melirik ke arah Math. Jantung Dorrota semakin berdetak cepat ketika satu detik, tatapannya bertemu mata dengan Math yang sepertinya juga memperhatikan dirinya.
Namun sepertinya pertengkaran keluarga juga sedang berlangsung di sana, dan memunculkan opini lagi mengenai kelahiran Math. Dari fakta itulah, Dorrota mulai kembali khawatir. Dorrota tak memimpikan pria terhormat atau pria kaya, cukup bila ia bisa menikahi pria yang bisa mengerti dan mencintainya saja.
Syok-nya semakin jelas dan kentara saat mendengar langsung bahwa Math tak menginginkan gadis yang masih terlalu belia. Dorrota merasa sedih dan terhina oleh perkataan Math. Ia merasa sangat tertekan dan malu. Walau bagaimanapun, menolak dengan terang-terangan di depan semua orang adalah satu watak sombong yang tidak bisa dibenarkan.
Berbagai kekhawatiran menyergap menguasai pikiran Dorrota. Bagaimana ia akan menghadapi dunia, jika ia pulang dengan membawa penghinaan seperti itu. Lalu kira-kira apa yang akan dilakukan orang-orang jika tahu ayahnya gagal lagi berbesanan dengan keluarga klan terkuat?
Memikirkan semua ketakutan itu, membuat Dorrota tak bisa menguasai diri. Tanpa terasa, keringat dingin sudah membasahi seluruh wajah ayunya. Tanah yang Dorrota pihak pun seakan tiba-tiba tak dirasakannya. Dorrota pingsan, ambruk tepat didepan ayahnya.
Kepanikan terjadi, Xillas yang notabene adalah seorang tabib dan peramu obat, tiba-tiba merasa kehilangan kemampuannya saat memeriksa sang anak. Kekhawatiran membuatnya kehilangan akal beserta kemampuannya.
Mattew mempersilahkan Xillas membawa putrinya ke sebuah kamar khusus untuk tamu. Lalu memanggilkan dokter Dorrota.
"Maafkan kami, tuan Xillas, seharusnya kamu tidak melakukan hal-hal seperti tadi. Maafkan Math," ujar Mattew mewakili Math.
"Kalau begitu, bisa tolong jelaskan siapa sebenarnya pria yang sedang di sidang tadi?" Ucap Xillas tanpa basa-basi.
"Dia cucuku, putra dari putra pertamaku. Maafkan jika ia tak banyak mengerti soal sopan santun. Tapi percayalah dia memiliki banyak sifat baik," terang Mattew ikut duduk tak jauh dari pembaringan Dorrota. "Memang benar, Math lahir dari rahim seorang perempuan asing. Namun semenjak menyerahkan math pada kami, wanita itu tak pernah lagi muncul dihadapan kami."
"Jadi peperangan yang terjadi waktu itu...."
"Benar! Aku hanya bermaksud membawa putraku kembali, namun mereka terlalu serakah untuk menguasai benih anakku, dan bermaksud menjadikan anakku sebagai pejantan untuk memperbaiki semua keturunan mereka," ucapan Mattew Male memotong kalimat Xillas.
"Baiklah aku mengerti tuan Mattew, kesepakatan pernikahan ini akan kita lanjutkan setelah putriku bangun. Kami juga minta maaf karena lemahnya fisik putriku," ucap Xillas penuh hormat.
.
.
.
Sementara itu di aula lain, di ranah para perempuan, seorang gadis tampak terengah setelah berlari dari kamar pribadinya. Si gadis berhenti di depan pintu aula wanita, mengatur nafas sejenak, "Ibu, dimana kak Math?" ujar Usstica Male.
"Ada apa putri ibu begitu sangat ingin bertemu dengan kakaknya? Tidakkah kamu melihat ibu yang lebih merindukanmu, putriku?" ucap libur Kallida.
"Aku dengar kakek menjodohkan kak Math hari ini. Aku hanya ingin bertanya, siapa gadis itu dan bagaiman wajahnya, canti atau tidak." Usstica bergelayut manja pada lengan ibunya.
"Kakakmu pasti sedang berkanalan dengan wanita pilihan kakekmu. Tunggulah sampai dia datang menyapamu. Dia tidak pernah melupakanmu dalam setiap momen hidupnya." Kallida mencubit pelan hidung mancung Usstica.
"Hmm, akan aku cari saja ibu, aku juga harus berkenalan dengan kakak iparku."
Usticca adalah gadis yang sangat lincah dan tak sabaran. Tanpa meminta persetujuan dari para wanita tetua, Usstica melesat mengelilingi istana,mencari ke segala tempat yang memungkinkannya untuk bisa melihat Math. Namun sudah hampir seluruh tempat yang bisa ia masuki, tak ada jejak Math dimanapun.
"Apa yang terjadi? Kenapa bayangannya saja tak nampak? Atau jangan-jangan pernikahan sudah berlangsung? Dan kak Math menghabiskan waktu bersama istrinya tanpa memperkenalkannya dahulu denganku? Dasar curang!!" monolog Usstica sambil terus berjalan mencari-cari Math.
Beberapa saat kemudian, langkah Usstica terhenti, "Hmm? Kenapa kakek keluar dari kamar itu? kalau tidak salah ingat, kamar itu hanya diperuntukkan bagi tamu khusus." gumam Usstica sambil memperhatikan.
"Oh?!!! Itu kan keluarga Xillas Codi? Eh, kenapa kakek keluar dari sana bersama orang-orang itu?"
...****************...
To be continue...
"Cinta hadir krna terbiasa"
mungkin itu yg tak disadari Math Male.
Itu si Hellena namanya dia itu wanita yang dicintai Tedd suamimu, dan perempuan yg bikin Tedd gamon wkwkwkwk
tak paham jln pikiran Miltus.... jdi cwok kom plin plan...
Pen Lupain tapi diminta Sama Usstica menolak.
Klo alasannya Mesh, aku msh bisa dipahami, secara Mesh dan Math itu kan kek bumi dan langit sok sokan mo bersatu .... syulitttt lahhh wkwkwkwk
untungnya Math Iman dan Imin kuat yaak... coba klo tak? kejadian kek Tedd sama Kallida bisa wae terjadi.
🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔 kura kura dlm perahu