10 tahun yang lalu keluarga cabang Xiao dibantai, dalam peristiwa berdarah tersebut hanya Xiao Tian yang berhasil selamat. Dalam keputusasaan, ia berlari ke sembarang arah hingga terperosok ke salah satu jurang di kaki pegunungan Wuyi. Beruntung salah seorang Tetua Sekte menyelamatkannya, memberikannya sebuah harta tak terhingga yang bernama mutiara dewa iblis demi menyambung nyawanya. Sejak saat itu, takdir kehidupannya pun berubah. Meski ia dianggap tidak berguna, namun hanya gurunya lah yang mengetahui rahasia terbesarnya dalam menempuh dunia kultivasi yang kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musang Bulan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Provokasi Seorang Wanita
Setelah memberikan pil pengumpul Qi pada Xin Shi Huangdi, Xiao Tian pun kembali ke dalam kamarnya, ia tampak tenang dengan posisi duduk bersila. Sejak Mutiara Dewa Iblis telah membuka jalan energinya, ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk berkultivasi.
Dengan mengaktifkan teknik kultivasi Naga Merobek Langit, sensasi rasa hangat menjalari tubuhnya. Dengan peningkatan jaringan pembuluh darahnya, setiap pertukaran energi di dalam tubuhnya menyebar cepat dengan kekuatan yang bergemuruh sepanjang malam.
Selama tiga hari kemudian, aktivitas puncak Ketujuh tidak seperti biasanya. Baik Xiao Tian maupun Xin Shi Huangdi tampak sibuk dengan peningkatan kekuatan masing-masing, kehidupan yang sunyi kembali meliputi tempat yang disebut puncak ketujuh itu.
Dalam tempo waktu itu Xiao Tian tidak lagi mengalami penerobosan, energi di dalam tubuhnya tampak lebih stabil dan tentunya bertambah kuat. Dengan kondisi seperti itu Xiao Tian memutuskan untuk berkeliling di sekitar Puncak Gunung Wuyi sambil menikmati udara ketenangan, ia juga berencana ke Puncak ketiga sambil mencari teknik ilmu meringankan tubuh.
Saat ia melewati tempat tinggal Xin Shi Huangdi, Xiao Tian merasakan aura kekuatan kultivator ranah Pondasi Qi mengalir kuat dari aura yang terpancar. Dalam hatinya ia sangat terkejut dengan kemampuan tubuh Xin Shi Huangdi dalam menyerap esensi Qi melalui teknik kultivasi yang ia berikan sebelumnya.
"Ternyata dia sangat berbakat, selain menguasai teknik dasar alkimia yang baik ia juga memiliki bakat seni bela diri yang luar biasa" Batin Xiao Tian dengan puas.
Hal ini bukan tanpa alasan, Xiao Tian sendiri yang dikatakan sebagai murid jenius tidak bisa menyamai rekor kultivasi yang dilakukan oleh gadis tersebut terutama dalam hal kecepatan.
Setelah menyampaikan beberapa pesan dari luar kediaman, Xiao Tian melangkah santai memeriksa Gunung Wuyi sambil mengumpulkan beberapa tanaman herbal.
Tidak lama berselang, saat hari sudah siang Xiao Tian pun tiba di perpustakaan Sekte di puncak ketiga. Untuk menyempurnakan penampilannya, ia pun tidak segan mempelajari beberapa kitab beladiri terkait teknik meringankan tubuh.
Meski bukan termasuk pengetahuan tingkat tinggi, namun Xiao Tian tidak ingin melewatkan kesempatan untuk belajar. Selain itu ia juga berencana menyalin beberapa teknik untuk ia serahkan pada Xin Shi Huangdi.
Selama beberapa jam Xiao Tian mendalami pemahamannya, tanpa berniat minjam kitab beladiri seperti yang lainnya, ia meninggalkan Perpustakaan Sekte dengan tangan hampa.
Para murid yang melihat hal ini hanya menggelengkan kepala, mereka tidak berani menyinggung Xiao Tian karena rata-rata yang berkunjung ke tempat ini jarang yang berada di tingkat yang lebih tinggi.
Hanya saja, beberapa murid dari arah berlawanan tiba dan langsung menghadang langkah Xiao Tian.
"Xiao Tian kan?" Tanya pemuda itu dengan senyum meremehkan.
"Apa yang kau inginkan?" Ucap Xiao Tian tanpa basa-basi.
"Aku ingin nyawa mu. Bagaimana jika kita melakukan pertarungan hidup dan mati?" Tantang orang itu dengan penuh percaya diri.
Xiao Tian tertegun, dalam pikirannya ia memikirkan bagaimana bisa seorang murid terang-terangan melakukan tantangan pertandingan hidup dan mati.
"Apakah otakmu sudah kemasukan air?" Ucap Xiao Tian sambil mengernyitkan alisnya.
"Katakan saja jika kamu memang takut" Ujar pemuda tersebut yang bernama Hu Jintao itu.
Beberapa murid yang melintas dan mendengar hal ini terdiam, saat kata-kata tentang pertarungan hidup dan mati antara Hu Jintao dengan Xiao Tian mereka merasa tertarik.
Pertarungan hidup dan mati adalah langkah terakhir bagi permasalahan yang menemui kebuntuan, tetapi mereka tidak mengerti bagaimana Xiao Tian telah menyinggung seorang murid dari puncak kelima.
Sementara beberapa murid yang ikut dengan Hu Jintao tampak tersenyum meremehkan, bahkan diantara mereka saling berbisik mengejek Xiao Tian.
"Kau bukan tandingan ku, jadi simpan saja nyawa anjingmu yang tidak berguna itu" Ujar Xiao Tian dengan nada mencibir.
Mendengar perkataan Xiao Tian wajah Hu Jintao tampak menggelap, ia benar-benar diremehkan oleh seorang murid yang terasing.
"Hah, konyol. Jangan karena unggul atas Jiang Kun beberapa waktu lalu kamu bisa bersikap sombong, di hadapan kak Hu Jintao orang itu bisa mati puluhan kali" Ucap seorang murid membela Hu Jintao.
"Kekuatan Kak Hu Jintao sangat kuat, sebentar lagi ia akan menerobos ke ranah pendekar langit. Kenapa kau tidak menyerah saja?" Ucap murid yang lainnya.
"Kamu sudah kelewatan, kenapa juga harus menyinggung kekasih Kak Hu Jintao" Timpal rekannya yang lain.
"Menyinggung kekasih?" Xiao Tian mengerutkan alis dalam-dalam.
"Ning Shih adalah wanita yang selalu kupuja, atas dasar apa kamu menyinggung perasaannya?" Ucap Hu Jintao penuh penekanan.
Bersamaan dengan itu, seorang wanita yang tidak asing di mata Xiao Tian pun muncul. Dia adalah Ning Shih, seorang murid wanita yang sebelumnya menjadi murid seperguruannya di puncak Gunung Wuyi.
"Xiao Tian, akhirnya aku bisa menemukan di sini. Tadinya aku akan mengunjungi Gunung Wuyi untuk mencari mu, tetapi pada akhirnya kamu keluar juga" Ujar Ning Shih dengan penuh kebencian.
"'Oh, rupanya kamu. Apakah selama ini tidak cukup mencari gara-gara dengan ku? Jika bukan karena hubungan kedekatan, maka aku terlalu malas melihat wajah mu yang tampak tidak beraturan itu" Xiao Tian memandang ke arah Ning Shih dengan tatapan tidak suka.
Dengan kedatangan Ning Shih yang berasal dari puncak kedua, membuat suasana semakin ramai. Mereka tidak mempedulikan siapa yang menyinggung pihak siapa, pertarungan hidup dan mati sangat menarik untuk mereka saksikan secara langsung.
"Sebaiknya kita menuju lapangan beladiri, di sana pertarungan kita bisa disaksikan dengan adil oleh petugas pencatat" Hu Jintao berkata penuh semangat.
Sebelumnya ia mendapatkan tawaran menarik dari Ning Shih terkait memprovokasi Xiao Tian untuk melakukan pertarungan hidup dan mati. Dengan memberikan beberapa penjelasan, Ning Shih yang dikatakan telah mengetahui kelemahan Xiao Tian pun berhasil meyakinkan dirinya.
Ditambah lagi, Hu Jintao akan mendapatkan hadiah yang menarik jika berhasil melumpuhkan atau membunuh Xiao Tian. Bahkan dikatakan jika banyak pihak yang menginginkan nyawa Xiao Tian, sehingga membuat kepercayaan diri Hu Jintao membumbung tinggi.
"Baiklah jika kau benar-benar ingin mati" Ucap Xiao Tian dengan santai.
Dengan cepat para murid yang menonton membuka jalan, jarak ke lapangan beladiri untuk melangsungkan pertarungan hidup dan mati tidak terlalu jauh.
Tiba di lapangan beladiri, Hu Jintao berdiri penuh semangat sambil mengeluarkan pedangnya. Ia juga merupakan seorang kultivator pedang yang memiliki kualitas lebih unggul dari Jiang Kun.
"Tebasan Angin Surgawi"
Hu Jintao segera melesat dengan pedang terhunus, langkah kakinya seperti melayang dan sebuah energi besar pun meledak ke arah Xiao Tian.
Bayangan pedang yang bergulung di udara datang seperti gemuruh, menyayat angin dengan desisan suara yang mengerikan.
Yang lagi dalam perjalanan mudik, hati2 di jalan ya...