NovelToon NovelToon
Klub Film Ini Bermasalah!

Klub Film Ini Bermasalah!

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Slice of Life
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Agus S

Namaku Dika Ananto. Seorang murid SMA yang ingin sekali menciptakan film. Sebagai murid pindahan, aku berharap banyak dengan Klub Film di sekolah baru. Namun, aku tidak pernah menduganya—Klub Film ini bermasalah!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dibawah Langit Malam

Dika terdiam di depan laptopnya dengan setelah menulis beberapa rancangan cerita yang ingin dia jadikan film. Melihat durasinya sudah jelas Dika sedang memikirkan idenya diubah ke dalam bentuk film pendek.

Merasa punggungnya terlalu pegal. Dika mencoba berdiri dan meregangkan seluruh ototnya karena terlalu lama duduk di depan laptop. Kedua matanya melirik keadaan kamarnya yang gelap dengan ditemani laptop, teh hangat dan lampu belajar.

Dika merasa beruntung menemukan tempat kos yang tidak jauh dari stasiun. Apalagi cukup luas untuk satu orang. Sebenarnya Dika merasa penasaran mengapa kamar kos yang dia sewa harganya cukup murah jika dibandingkan di tempat lain. Namun, menurut tetangga sekitar kamarnya pernah menjadi tempat bunuh diri seorang mahasiswa hingga tidak ada yang berani menyewa kamar ini.

Banyak yang berkata kalau kamarnya menyeramkan. Namun, dari sudut pandang Dika. Kamar yang dia sewa tidak seseram perkataan orang lain. Dika merasa kalau orang-orang disekitarnya terlalu sering menonton film horor hingga tercipta pemikiran negatif mengenai suatu tempat.

Dika perlahan berjalan ke arah jendela dan membukanya. Angin dingin malam perlahan menusuk kulitnya. Dia memang tidak terlalu percaya mengenai hal mistis. Namun, Dika yakin kalau hantu akan selalu ada di setiap tempat. Jadi, Dika tidak terlalu mempedulikan omongan orang lain.

Memandangi bulan yang bersinar terang. Suara jangkrik yang entah berasal darimana. Dika teringat kalau saat ini Indonesia akan masuk ke dalam musim panas. Itu yang terjadi diluar negeri. Namun, Indonesia akan segera memasuki musim kemarau yang panjang.

Dika tidak tahu harus beranggapan apa. Dirinya sangat membenci musim hujan yang membuat pakaian susah untuk kering. Disisi lain, dia juga membenci musim kemarau yang akan membuat dirinya selalu merasa berkeringat. Itu semua didukung oleh pemanasan global yang terjadi selama lebih dari tiga puluh tahun ke belakang. Suhu musim kemarau di Indonesia bisa melebihi 38 derajat celcius.

Dika kembali menatap layar laptopnya. Dipojok kanan bawah tertera pukul sembilan malam. Dika merasa ingin pergi keluar dan mencari angin segar. Dengan cepat dia mengambil jaketnya dan berjalan menuju swalayan untuk membeli cemilan.

Tidak butuh waktu lama. Dika berhasil sampai di swalayan. Tepat di tempat parkirnya ada sebuah sepeda dan empat motor yang kemungkinan milik pengunjung. Dika melihat kalau dua orang karyawan yang kerja di swalayan itu sedang menghitung barang.

Kedua langkah kaki Dika langsung bergerak ke arah kulkas dan mengambil es kopi. Dika berpikir kalau dia akan tidur lebih malam demi mendapatkan ide.

Seusai mendapatkan kopi yang diinginkan. Dika berjalan kecil melewati rak cemilan dan melihat-lihat dengan wajah yang serius. Namun, secara tidak sengaja tubuhnya menyenggol seseorang yang berada di sampingnya.

Dika segera meminta maaf pada orang yang dia senggol. Tapi, takdir bergerak dengan aneh. Dia malah bertemu dengan Mona yang juga sedang berbelanja di swalayan tersebut.

Rambut bob Mona terlihat melambai-lambai di udara. Dengan pakaian off-shoulder berwarna putih yang memperlihatkan tulang selangkanya. Mona membalut tubuhnya dengan jaket berwarna hitam yang dia tutup setengah dan mengenakan celana pendek denim.

Melihat Mona yang mengenakan pakaian kasual seperti itu. Membuat Dika berpikir kalau Mona memperlihatkan wujudnya seperti itu di kelas. Dika yakin kalau Mona akan populer dikalangan para laki-laki.

"Loh, Mona?" sapa Dika.

"Rumahmu dekat sini ya, Dika?" tanya Mona dengan wajah terkejut, "Tidak kusangka aku akan bertemu denganmu disini."

"Tidak juga. Aku harus melewati beberapa gang untuk sampai kesini. Apa rumahmu dekat sini?"

"Apa kau lihat sepedaku diluar sana?" tanya Mona dengan ketus, "Aku mengendarai itu untuk sampai kesini."

"Kalau memang tempat ini jauh. Mengapa kamu tidak memilih swalayan yang dekat dengan rumahmu?" tanya Dika sambil mengerutkan dahinya.

Mona tertawa pelan, "Yah, aku juga butuh angin segar karena terlalu lama duduk di depan laptop."

Melihat Mona yang tersenyum kecil. Membuat Dika tidak menyangka. Sebab sedari awal pertemuan Dika dengan Mona. Gadis itu di mata Dika tipe orang yang sulit didekati. Melihat Mona tersenyum, ada perasaan lega di hati Dika.

Mona bertanya mengenai progres yang sedang dikerjakan oleh Dika. Sebab semua anggota klub film berharap sudah mendapatkan gambaran mengenai film yang ingin dibuat.

Dika perlahan bergerak ke arah rak berisi mie instan. Dia menjelaskan pada Mona kalau sudah ada beberapa ide yang Dika tulis di dalam laptopnya. Namun, Dika masih belum yakin dengan ide yang dia kerjakan. Jadi, Dika membutuhkan pendapat orang lain.

"Apa kau mau datang ke tempatku dulu. Tempat kosnya bisa akan lebih cepat digapai jika mengendarai sepeda?" pinta Dika ke arah Mona, "Kalau bisa aku membutuhkan pendapatmu untuk memilih beberapa ide yang sudah kutulis. Biar besok bisa dibahas dengan kak Tio dan kak Nuri."

Tepat ketika Mona mendengar perkataan Dika. Mona langsung menarik ritsleting jaketnya sampai ke atas dan menutup tubuhnya dengan kedua tangan sambil memperlihatkan wajah yang merah.

"Apa-apaan itu. Mengajak seorang gadis ke tempatmu dengan malam-malam begini," kata Mona sambil mundur beberapa langkah, "Kamu ini cabul sekali, ya?"

Dika mengerutkan dahinya mendengar ucapan Mona. Dia hanya bisa menghembuskan napas berat dan berkata kalau dirinya sebagai laki-laki juga punya prinsip untuk tidak berpikiran seperti itu.

Mona melirik ke tempat lain karena pengakuan Dika, "Baiklah. Hanya sebentar saja, ya. Aku tidak akan memaafkanmu kalau melakukan hal yang aneh."

Dika hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah Mona. Menurut Dika wajar saja jika seorang gadis merasa waspada terhadap seorang laki-laki. Apalagi jika laki-laki itu adalah orang yang baru dia temui. Walau begitu, Mona termasuk gadis yang mudah untuk dihasut.

Setelah membayar belanjaan di toko swalayan. Dika memutuskan untuk duduk di depan dan menyetir sepeda Mona. Mona hanya duduk di belakang sambil melihat ke arah bulan yang begitu terang.

"Ngomong-ngomong aku penasaran. Apa kamu selalu keluar malam-malam begini, Mona?" tanya Dika untuk membuka percakapan di tengah kesunyian.

"Yah, biasanya sebelum sore, sih. Karena tadi di rumahku ada saudara yang datang. Aku jadi tidak sempat pergi ke swalayan."

"Kamu punya alat untuk jaga diri?"

"Ada beberapa di tas kecilku. Seperti semprotan cabe. Mengapa kamu menanyakan hal itu?"

"Justru aku merasa menjadi agak khawatir karena membiarkanmu pulang sendirian nanti," kesal Dika, "Kamu yakin kalau rumahmu jauh dari swalayan tadi?"

"Begitulah."

"Kalau begitu. Nanti aku akan mengantarkanmu sampai ke gang rumahmu, ya?" pinta Dika.

"Tunggu-tunggu. Itu terlalu berlebihan menurutku," potong Mona, "Nanti kalau ada yang lihat gimana?"

"Aku merasa tidak enak karena sebelumnya mengundangmu datang ke tempatku. Jadi, anggap saja ini sebagai balas budi," jelas Dika dengan melambatkan lajunya sepeda, "Aku akan memastikan kau aman, oke?"

"Baiklah kalau kamu memaksa seperti itu."

Sepeda yang dikendarai oleh Dika dan Mona berhenti di depan gerbang dengan rumah dua lantai. Dika membuka gerbangnya dan disambut oleh pemilik kos sambil menjelaskan kalau Mona hanya teman sekelas yang ingin mengambil barang sekolah.

Pemilik kos mengangguk cepat dan berkata kalau dia akan menjaga sepedanya di depan gerbang. Mona hanya terperangah melihat luasnya tempat kos Dika. Keduanya berjalan menaiki tangga melewati koridor dengan beberapa pintu. Dika membuka kunci pintu yang berada di ujung koridor.

"Selamat datang di tempatku," ucap Dika ke arah Mona.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!