"Ahhh, sakit sekali. Apa yang kau lakukan?”
“Maaf, aku tidak sengaja.”
“Aku tidak akan memaafkanmu, kecuali kamu bertanggungjawab atas apa yang terjadi padaku.”
“Ya. Kalau perlu Aku akan menikahimu!” Siapa yang akan menyangka perkataan tanpa pikir panjang itu, mendatangnya kepada masalah yang rumit dan mengubah hidupnya sangat jauh hingga tak ada jalan untuk kembali.
Kecelakaan hari itu, membawa mereka berdua pada ikatan paksa bernama pernikahan.
____
Pernikahan yang semula indah dan damai seolah pernikahan pada umumnya, hingga Ia lupa, bagaimana pun Ia adalah penyebab kehancuran suaminya. Ia layak untuk di benci.
Kau bersabar atas luka di sekujur tubuhmu
Aku bersabar atas sikapmu yang menyakitiku.
Jika kau tak pernah selembut itu mungkin perubahanmu tak begitu menyakitiku. Figuremu di hatiku seindah itu, sebelum sifatmu berubah membekukanku.
#Nikahpaksa
#Cintahadirkarnaterbiasa
Jangan lupa tinggalkan tanda di setiap partnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Light_Ryn23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merawatnya
Merawatnya
"Sudah makan?"Tanya Fidzah, Yamani hanya menggeleng lalu menunjuk Nampan makan dari rumah sakit yang masih terdapat banyak lauk khas rumah sakit itu.
"Mau makan bubur?"Tanya Fidzah lagi sambil menyodorkan sebuah kotak sterofom berisi Bubur Ayam, Yamani hanya mengangguk, tapi tak menganggkat tangannya menerima kotak itu.
"Ini sendoknya,"Ucap Fidzah, Yamani masih diam tak melakukan pergerakan apapun.
"Katanya belum Makan. Mau Makan Bubur. Sekarang kenapa gak diterima?"Tanya Fidzah mulai bingung dengan laki-laki didepannya ini.
Yamani menatap Fidzah sebentar sebelum memalingkan wajahnya kesal terhadap Fidzah yang tidak peka, Jefri asik nonton Spongebob di TV yang ada diruangan perawatan Yamani pun berujar "Manja."
"Ck, Sini Ka. Biar amy yang pegangin kayanya si Yamani mau disuapi sama amy"Ucap Jefri sambil mengambil Alih Kotak bubur itu dan menyendokkan bubur itu mengarahkannya kemulut Yamani.
Yamani hanya bisa mendelik kesal pada Jefri tetapi mulutnya tetap terbuka menyambut suapan yang disuapkan oleh Jefri dengan porsi banyak dan sangat cepat sampai mulutnya Penuh.
"Ih kalau mau disuapin Sama Om Jefri bilang dong, kan biar gak ribet, gak usah pakai kode-kodean kan aku gak faham"Ucap Fidzah dan melenggang menuju Sofa yang ada diruangan itu sambil menonton Spongebob yang sebelumnya ditonton Jefri.
Tak selang lama, Jefri sudah duduk disamping Mekkah, "Loh kok kamu udah duduk? Udah selesai emang makannya?"Tanya Fidzah pada Jefri yang duduk disampingnya sambil bersandar pada sandaran sofa.
"Sudah dong. Kan udah besar pasti langsung telan cuma bubur itu,"Jawab Jefri, sedang Yamani yang meneguk air digelas dengan tangan kirinya itu hanya bisa menatap Jefri tajam,
Keduanya asik menonton Tv yang menayangkan acara anak itu, Sesekali tertawa keras ciri khas Jefri, dan Mengabaikan Yamani yang ada diranjang rumah sakit.
"Fidzah, sini dulu deh!" Panggil Yamani pada Perempuan yang sedang asik mengusap gusap kasar Rambut laki-laki yang bersandar disandaran sofa itu. Jefri seolah tak terganggu dengan tingkah laku ponakannya yang suka usil itu, beda dengan Yamani yang merasa seperti Nyamuk berada ditengah orang pacaran.
Fidzah menoleh dan berdiri mendekat kearah ranjang yang ditempati Yamani. Jefri yang merasa tak ada lagi yang mengusap atau bisa dibilang mengacak rambutnya itu menoleh memperhatikan, agar sikorban itu tidak Modus.
"Kenapa?"Tanya Fidzah. Yamani bukannya langsung menjawab tapi malah menatap Jefri dengan senyum miring seolah berkata dia menang karna berhasil dapat perhatian Fidzah."Kamu tadi bawa apa aja?"
"Banyak Buah nih." Jawab Fidzah sambil mengeluarkan semua yang ada dalam kresek yang dibawanya, Mulai dari apel, pir, Anggur bahkan Mangga.
"Aku mau mangga, boleh minta tolong potongin?"Pinta Yamani sambil menatap Fidzah lembut, sedang Fidzah hanya menatap sekilas sebelum mengambil pisau yang ada di nakas samping tempat tidur lalu mengupas dan memotong mangganya.
Potongan mangga itu Ia letakkan dipiring kosong yang tersedia di nakas, dan menyerahkan piring serta garpunya kepangkuan Yamani yang sedang duduk bersandar diranjang perawatannya.
Yamani hanya bisa menghela nafas panjang, Mendapati ketidak pekaan calon istrinya. lalu Ia memakan sepotong demi sepotong Mangga itu dengan tangan kirinya yang sehat sedangkan jahitan ditangan kanannya ini nanti sore baru dilepas, sama seperti Fidzah yang akan melepaskan jahit ditangan kirinya.
Jefri yang melihat kepolosan ponakannya hanya tersenyum kemenangan mendapati kekalahan Yamani, "Kaaa, Amy buah Pir dong potongin, suapin juga ya."Ucap Jefri sambil pura-pura sibuk dengan Handphonennya agar Fidzah mengerti kesibukannya.
Fidzah mengangguk dan berdiri mengambil buah pir dan pisau yang diatas nakas, lalu kembali duduk sebelum memotong buah pir yang sudah dicucinya dengan air mineral botol yang ada disana.
"Enak ka, manis coba deh kamu makan juga,"Ucap Jefri setelah Fidzah menyuapinya potongan buah Pir itu, Mekkah ikut memakan buah pir itu. Sedang Yamani sudah kepanasan ditempatnya, awas saja nanti kalau dia sudah Nikah tidak akan diberi waktu untuk Jefri bermanja pada Istrinya.
Saling rebut perhatian berlangsung lama, hingga adzan Dzhuhur tiba "Amy sholat di mushola sana gih, biar jadi laki-laki Sholeh bukan Sholehah."Suruh Fidzah pada Jefri sambil menarik tangan Laki-laki itu agar berdiri dari duduknya.
"Nanti kalian berduan dong? Terus ketiganya Syaiton berarti,"Ucap Jefri setelah berdiri sambil membenarkan sarungnya.
"Iya orang ketiganya kan Ente, berarti Ente Syaithonnya,"Ucap Yamani sinis, Jefri mendelik kesal terhadap Yamani.
"Kalau emang Amy gak bisa percaya sama Kak Yaman, Amy bisa percaya sama aku,"Ucap Fidzah lalu mendorong Jefri keluar lalu Fidzah kembali masuk kedalam ruangan.
"Awas loh ya kalau macam macam! Cctv Allah itu dimana-mana,"Ucap Jefri kembali masuk dan menunjuk dua matanya dengan Jari lalu menujuk kearah Fidzah dan Yamani bergantian.
"Iyaaaa, sana! Nanti keburu Masbuk¹ Sholatnya,"Usir Fidzah pada Jefri sambil mengibaskan tangannya kearah Jefri, Jefri pun pergi lalu menutup kasar pintunya, Fidzah hanya geleng geleng kepala, menatap pintu tempat Amynya menghilang.
"Mau Sholat?"Tanya Fidzah pada Yamani yang masih tertegun pada panggilan Fidzah yang tertuju padanya Kak Yaman. Bukannya Menjawab Yamani justru balik bertanya pada Fidzah "Kamu tadi panggil aku apa?"Tanya Yamani.
"Mau Sholat,"Jawab Fidzah
"Bukan yang itu, sebelumnya," Ucap Yamani lagi. Fidzah mengerutkan kening bingung.
"Gak ada manggil apa-apa, kan tadi aku bicara sama Om Jefri,"Jawab Fidzah setelah sekian lama berpikir.
"Ck, bukan tadi kamu ada nyebut nama aku, saat kamu ngomong Sama Jefri Nichol itu,"Yamani berdecak pelan menyadari kelamaan lodingya Fidzah ini.
"Ouhhhh, Kak Yaman."Setelah ber-oh panjang dan berpikir sekian lama, Fidzah baru mengerti maksud pertanyaan Yamani.
"Kenapa gitu?"Tanya Yamani penasaran setelah lama berputar putar jawaban yang dipikirkan Perempuan yang berdiri Beberapa meter didepannya ini.
"Ya, kan Kamu lebih tua dari aku jadi aku panggil Kakak. adabkan harus dijunjung tinggi, masa kamu mau dipanggil Om kaya Om Jefri?"
"Ck, bukan gitu, kalau gitu aku tau. Maksudnya, kenapa manggilnya Yaman bukan Yamani atau Hafidz?"Tanya Yamani sepertinya dia harus memiliki kesabaran ekstra dalam menghadapi ke Lolaan Calon Istrinya ini.
"Yakan Kamu nama Lengkapnya Muhammad Hafidz Yamani. Yamani kan artinya Yamanku dengan dhomir 'ya' yang artinya kepemilikan. Jadi Aku panggil Yaman, karna aku suka sama negri Yaman aku cinta sama Kota Tarim. Makanya aku panggil Kak Yaman."Jelas Fidzah. Yamani tersenyum dibalik tundukkan wajahnya, Dia nyaris Baper mendapati kepolosan tingkah perempuan ini yang justru menghanyutkan.
"Mau Sholatkah?"Tanya Fidzah lagi Menyadarkan Yamani dari kebaperannya, Yamani lalu mengangguk, "Mau dibantu?"Tawaran Fidzah diangguki oleh Yamani. Fidzah membantunya mengambil air wudhu dan membantu agar Yamani bisa sholat duduk dengan hati-hati agar tidak tersentuh yang mengakibatkan batal wudhunya.
"Kamu gak sholat?"Tanya Yamani saat sudah siap Sambil memakai Peci yang disodorkan oleh Fidzah. "Hehe, Lagi Haid,"Jawab Fidzah lalu menunduk malu, kembali duduk di sofa itu.
"Dari kapan?"Yamani tak sadar dengan pertanyaannya bahkan saat menyadarinya, wajahnya sampai memerah. Dia bertanya pertanyaan yang seharusnya belum pantas Ia tanyakan, itu privasi perempuan, "Ah, Abaikan saja,"Ucap Yamani lagi, dan bersiap untuk sholat dengan duduk.
Fidzah hanya Mengangguk dan memainkan Hpnya, membuka WA melihat Story-story WA kontaknya, yang kebanyakan teman-temannya dipondok, Lalu dia terpaku pada Story seseorang yang memposting pada jam 02.33.
.
.
***
Satu Vote dan like kalian membantu menyemangati kami dalam menulis
Dan sedikit Hadiah kalian sangat berarti untuk kami memperbaiki tulisan dan menyajikan bacaan yang lebih berkualitas dengan mempunyai tablet sebagai Fasilitas.
Cinta yang rela menunggu, tapi bukan sebagai kekasihmu 🤕
Ditunggu Partnya Satriaa ya Thor