Sebuah surga impian yang baru saja dibangun terpaksa hancur karena kehadiran orang ketiga. Nadia Mustika Wijayanto harus menelan kenyataan pahit jika sang suami pulang dengan membawa seorang wanita yang merupakan madunya. Pernikahan yang dia kira sebagai surga, nyatanya berubah menjadi neraka. Nadia yang sedari awal tidak ingin dipoligami memutuskan untuk bercerai daripada harus berbagi hati dan suami.
Mengasingkan diri ke luar negeri dengan alasan ingin melanjutkan pendidikan menjadi pilihan Nadia setelah perceraian. Hingga akhirnya dia bertemu dengan sahabat lamanya tanpa sengaja. Devano Kazim Ravendra, pria dengan senyum lembut yang bisa membuatnya tertawa lepas setelah sekian lama.
***
" Terima kasih sudah menghancurkan surga yang aku impikan, Mas " ~ Nadia Mustika Wijayanto.
***
IG: gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Tidak Sebaik Itu
Sepanjang perjalanan menuju rumah kedua orang tuanya, Nadia hanya terdiam dengan tatapan kosong tetapi air mata terus mengalir membasahi pipi. Dia masih tidak menyangka apa yang baru saja terjadi dalam hidup dan pernikahannya. Pria yang kira sebaik dan sesempurna itu ternyata telah memberikan luka yang begitu dalam di hatinya.
Nadia sangat mencintai Anwar tetapi dia lebih mencintai dirinya sendiri. Tidak ingin karena cinta yang dia miliki sehingga membuatnya melakukan hal bodoh dengan bertahan padahal tahu hati serta batinnya akan terluka. Lebih baik dia sakit saat ini dan kehilangan cintanya, daripada harus tetap bersama cintanya tetapi terus terluka.
" Bunda, maafkan aku. Apa yang Bunda rasakan ternyata benar, Anwar tidak sebaik itu, dia menyakiti aku. Aku salah karena tidak menghiraukan kekhawatiran Bunda dan akhirnya seperti ini " batin Nadia sangat menyesal.
Seandainya saja malam itu dia sedikit saja memikirkan kekhawatiran dan keraguan Bunda Siska terhadap Anwar, maka tidak akan seperti ini. Rasa sakit yang dirasakannya pun tidak akan sesakit ini. Saat itu Nadia sudah dibutakan dengan semua sikap baik dan kesempurnaan dalam diri Anwar. Dia sama sekali tidak melihat Anwar sebagai seorang pria yang tidak berpendirian dan tegas dengan pilihannya, mudah sekali goyah dan menuruti semua permintaan kedua orang tuanya yang belum tentu baik.
Hendra dan Hendri yang duduk mengapit Nadia sedari hanya saling melirik tanpa mengeluarkan satu patah kata pun. Mereka tahu bahwa saat ini Nadia sedang tidak bisa diajak berbicara dan butuh waktu untuk menenangkan diri. Sebagai seorang adik yang sangat dekat dan menyayangi Nadia, kedua remaja itu juga ikut merasakan apa yang kakaknya itu rasakan. Mereka sangat sedih melihat Nadia yang hancur seperti ini.
***
Sesampainya di rumah kedua orang tuanya, Nadia segera turun dari taksi online yang membawa mereka. Nadia berjalan memasuki rumah dengan digandeng oleh Hendri yang tidak ingin jauh dari kakaknya itu. Sedangkan Hendra membawa koper milik Nadia dab berjalan di belakang mereka.
Rumah itu terlihat sangat ramai karena memang sedang berkumpul sebelum nanti malam akan sama-sama berangkat ke hotel untuk resepsi pernikahan Nadia dan Anwar besok. Sayangnya, tidak lama lagi resepsi pernikahan itu akan dibatalkan karena pernikahan antara Nadia dan Anwar sudah hancur.
" Nadia, kamu datang, Sayang? Bukannya kamu tadi bilang akan langsung ke hotel bersama Anwar? " ucap Bunda Siska yang melihat kedatangan sang putri.
Bukannya menjawab, Nadia malah berlari menghampiri Bunda Siska dan melepaskan gandengan tangan Hendri. Wanita itu langsung memeluk kaki Bunda Siska dan merebahkan kepalanya di pangkuan ibunya itu. Seketika tangis Nadia pecah setelah mencoba dia tahan sepanjang perjalanan.
Semua yang ada di sana sangat bingung sekaligus khawatir melihat itu, terutama Ayah Reno dan Bunda Siska. Mereka yang sebelumnya sibuk dengan kegiatan masing-masing dan berbincang-bincang langsung mendekat. Beruntung yang ada di sana hanya keluarga dekat sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan banyak hal.
" Sayang, kamu kenapa? Kenapa menangis seperti ini? " tanya Bunda Siska menjadi sangat cemas.
Nadia tidak menjawab dan terus menangis. Tangisannya terdengar sangat pilu dan mereka bisa menebak jika telah terjadi sesuatu yang besar pada Nadia.
" Apa ada yang menyakitimu? Apa terjadi sesuatu pada Anwar? " tanya Ayah Reno pada Nadia.
Masih belum ada jawaban dari Nadia karena rasanya seperti tidak sanggup untuk menjawab semua pertanyaan itu. Selain karena rasa sakitnya, tetapi Nadia belum siap melihat orang-orang yang disayanginya itu mengetahuinya.
" Hendra, Hendri, tolong jelaskan ada apa sebenarnya? Kenapa kakak kalian menangis seperti ini? " tanya Ayah Reno yang sangat khawatir karena belum mendapatkan jawaban dari putrinya.
Kedua remaja itu saling melirik karena memang sepertinya mereka yang harus memberitahu semua orang. Lagipula Hendra maupun Hendri ingin semua orang mengetahui jika Anwar memang tidak sebaik yang mereka kira.
" Lio, tolong bawa Lia, Amara dan Alva ke kamar kami " perintah Hendra pada sepupunya itu.
Lebih baik mereka tidak mendengar semua permasalahan ini, apalagi mungkin setelah mendengarnya para orang tua tidak bisa mengendalikan diri mereka.
" Baik " jawab Adelio.
Adelio pun segera membawa adik dan kedua adik sepupu Nadia yang lainnya ke kamar Hendra dan Hendri yang ada di lantai atas.
" Hendra, Hendri, cepat katakan apa yang sebenarnya terjadi? " pinta Amar, kakak dari mendiang Bunda Annisa, setelah anak-anak pergi.
" Laki-laki bad-jingan itu telah menyakiti Kakak. Dia tidak sebaik itu ternyata dan dia menikah lagi dengan perempuan yang tidak lebih sikapnya seperti jalang " jawab Hendri yang sangat emosi.
Semua orang merasa sangat terkejut mendengar itu, apalagi Hendri sampai mengeluarkan kata-kata yang cukup kasar. Selama ini mereka dididik dengan sangat baik sehingga tidak pernah berkata seperti itu.
" Siapa laki-laki bad-jingan itu? Siapa yang kamu maksud? " tanya Kakek Umar menatap Hendri.
" Tentu saja Anwar, santri kesayangan kakek itu. Dia datang bersama dengan kedua orang tuanya dan wanita yang ternyata istri keduanya. Dia sudah menikah lagi dan menduakan kakak, dia sudah menyakiti Kakak " jawab Hendri dengan nada tinggi.
Belum selesai dengan rasa terkejut yang sebelumnya, kini semua orang semakin dibuat terkejut. Mereka yang melihat betapa baiknya Anwar tentu saja sulit mempercayai apa yang dikatakan oleh Hendri.
" Hendri, kamu serius mengatakan itu? Apa kamu tidak salah? " tanya Nenek Fatimah memastikan.
" Tentu saja tidak, Ummi. Putraku selalu serius dalam ucapannya dan semua itu terbukti dengan keadaan Nadia saat ini " bukan Hendri yang menjawab tetapi Bunda Siska.
" Sekarang Abi dan Ummi mendengar sendiri bagaimana sifat Anwar yang sebenarnya. Laki-laki yang selalu kalian bela itu telah menyakiti putriku, dia telah membuat putriku seperti ini " ucap Bunda Siska yang langsung memeluk erat Nadia.
Bunda Siska sudah cukup muak selama ini kakek dan nenek Nadia itu yang selalu membela dan membanggakan Anwar di depan semua orang. Sekarang mereka terdiam karena ternyata Anwar tidak sebaik itu dan telah menyakiti putrinya.
Sebagai seorang ibu, Bunda Siska juga merasa sangat sakit hati dan terpukul mendengar semua itu. Dia tidak bisa membayangkan betapa hancurnya hati putrinya itu diperlakukan seperti itu.
" Sayang, maafkan Ayah. Ayah tidak menyangka kalau Anwar bisa menyakiti kamu seperti ini " ucap Ayah Reno merasa sangat bersalah.
Ayah Reno merasa gagal karena telah menikahkan putri satu-satunya dan kesayangannya dengan pria yang salah. Sosok pria yang dia anggap sebagai orang yang akan menggantikannya untuk menjaga Nadia tapi malah menyakiti putrinya.
" Hendra, tolong ceritakan semuanya ya. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa saja yang dilakukan oleh Anwar pada kakak kalian? " ucap Opa Smith karena belum bisa mendengar semua dengan jelas.
Semua orang pun menatap Hendra karena dia lebih bisa tenang dan dewasa dibandingkan dengan Hendri yang masih emosi.
Hendra menghela napasnya panjang dan mencoba menahan emosi mengingat apa yang dilakukan oleh Anwar pada sang kakak. Hendra menceritakan semuanya dimulai dengan kedatangan mereka yang ingin memastikan keadaan Nadia dan ketika sampai mereka melihat serta mendengar kedua orang tua dan istri kedua Anwar menghina kakak mereka.
Saat itu Hendri sudah sangat emosi dan ingin menghampiri mereka tetapi Hendra menahannya. Keduanya bersembunyi dan ingin melihat apa yang akan terjadi karena merasa ada yang tidak beres. Hingga akhirnya mereka mendengar jika Anwar telah menikah lagi dengan alasan karena permintaan kedua orang tuanya. Hendri pun tidak tahan lagi dan menendang pintu rumah kakak iparnya dengan keras dan akhirnya memukulnya sampai tidak berdaya.
Hendra menceritakannya dengan tangan terkepal kuat karena dia sangat tidak terima, semua orang yang mendengarnya pun sama. Nadia adalah putri, cucu, kakak, keponakan kesayangan mereka yang sangat mereka jaga dan disakiti oleh seseorang yang merupakan suaminya sendiri.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘