Warren Frendata Rafaeyza, seorang CEO dari perusahaan Desainer frough yang berpengaruh di kota Jakarta,
Dia menjadi mualaf karna wasiat sang ayah yg mengatakan bahwa sebenarnya ayahnya adalah gus yg telah ingkar masuk ke agama lain dan ingin anak dan istrinya masuk islam. Diusianya yang sudah matang Warren belum menikah karena masih terjebak dengan cinta pertamanya saat remaja. Dia Citra Bayu Antriza, Wanita cantik yang berhasil memporak porandakan hatinya. Suatu ketika Tuhan menjawab keinginannya untuk memiliki hati Citra sepenuhnya. "7 tahun bukan waktu yg mudah aku lalui ya Alloh, untuk menemukannya, sekarang aku sudah menemukannya! izinkan aku memilikinya, dia yg selalu aku sebut di sepertiga malamku" "Aku, Warren memang bukan yang pertama, tapi aku akan menjadi yg kedua untuk yg terakhir"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeaIsw31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
08. Masa lalu 3
"Ya allah ko." Citra menoleh ke arah setir dimana sang ayah Warren berada.
"Tolong tutup pintunya dulu mba, nanti basah mobilnya" Pinta ayah Warren lembut.
Dengan tangan gemetar dia menutup pintu penuh rasa bersalah, takut dan tak enak hati berkecamuk jadi satu di dalam dada Citra.
"Ma-maaf Pak, bukan maksud saya buat Ko Warren pingsan, saya juga gak gemuk bangat pak saya kurus! " Jelas Citra dengan gemetar.
Apalah dia hanya anak berusia 17 tahun yang merantau, orang kecil bukan berada. Dia membuat orang berada sampai pingsan pikirannya sudah jauh memikirkan hal yang tidak tidak, takut di tuntut dan sebagai macamnya lalu nama dia dikampung tercoreng.
"Tenang! Jangan panik." Ayah Warren yang bernama Antaka itu mengerti ketakutan Citra, dia menoleh pada anaknya dengan menghela nafas kasar "kamu bantu dia lepaskan tasnya".
Citra mengangguk bergegas melepas tas di gendongan Warren susah payah,dia juga mencoba melepas ujung kerudungnya.
"Ohh karna itu, dia jatuh! Aku kira salah satu jalang anakku" Batin Antaka.
"Maaf kan saya sekali lagi pak" Ucap Citra yg ditatap dingin oleh Antaka.
"Tidak papa, ini murni kecelakaan dia cuman gugup aja mungkin karna dekat sama perempuan!" Ucap Antaka di angguki oleh Citra yang didalam hati berkata "Pret, 3 hari lalu aja dia digelendotin cewek pas nyetir katanya mau party acara ulang tahun kok, lagian ngapa si dia pingsan buat masalah aja! Lagian juga ngapa kerudungku nyangkut! Untung pas pake yang panjang kalo pendek tadi pas jatuh udah ketarik kebelakang".
"Ya udah kamu masuk lagi sana, hati hati hujannya deras! Payung kamu juga tadi terbang kebawa angin" Antaka.
"Iya Pak, tidak papa saya permisi" Citra pergi dari dalam mobil dia cepat cepat mengejar payungnya takut jatuh.
"Mbok ya satpam bantuin nangkep tadi, cuek amat dah satpam disini" Gerutu Citra.
Antaka terkekeh karna gumaman itu terlihat dari gerak bibir Citra.
"Bangun kamu!" Antaka berseru pada anaknya.
"Aduhhh, kepalaku pusing! Hatiku berdenyut ngeri, jantungku sakit" Tutur Warren memijit pangkal hidungnya.
"Siapa dia?".
" Hah? Siapa? " Warren masih dalam keadaan setengah sadar.
"Loh! " Antaka malah terkejut "oh asli pingsan," Dalam hatinya.
Antaka menyalakan mobilnya dan memperhatikan anaknya tengah memegang dadanya dengan wajah memerah.
Saat dilampu merah Antaka membuka pembicaraan "son? ".
" Ya pa? "
"Kamu berhenti maini cewek son, apalagi cewek polos kaya tadi".
" Iya pah, bakal berhenti Warren kalo udah ketemu pawangnya" Kekeh Warren toh dia juga tak keterlaluan kok kalo jalan sama cewek.
"Siapa dia? ".
" Tadi? ".
"Iya! ".
" Dia pembantu dirumah Zalano pah! " Jujur Warren.
"Target kamu? ".
" Gak lah! Gak berani orang dia bakcingannya tante Yuna" Warren berbicara sambil menatap kendaraan yang mulai jalan.
"Udah di anggap keluarga? ".
" Iya, dekat bangat malah! Zalano sama adiknya aja kek kakak adek".
"Siapa namanya? ".
Warren menoleh pada ayahnya yang sedang menyetir dengan sedikit heran dan sedikit takut " Mmm, dia Citra".
"Oh, kamu suka sama dia? ".
Warren hanya diam, selanjutnya " Gak tau pa! Cuman mata Warren gak mau berpaling dari dia! Warren penasaran sama dia, dia beda aja sama para cewek lain! Biasanya mereka memuja wajah Warren dan mendekati Warren karna Warren sasaran empuk biar mereka kecipratan kaya,hati Warren mengatakan dia beda pah, gak tau jelasinnya gimana".
"Kalo kamu cuma mau main main lebih baik jangan, dia keliatan anak baik baik, masih kecil juga keliatannya! ".
" Dia udah 17 tahun pah! Nunggu 2 tahun aja udah legal dinikahin. Dia emang badannya imut karna kita aja yang tinggi" Ceplos Warren.
Ayah Warren mengulum senyum, dan mengangguk angguk tampa Warren sadari.
"Jangan buat mainan gadis polos kaya dia ya Ren, bukan berarti karna kita kaya seenaknya mainin perasaan wanita! Iya mereka yang hinggap datang sendiri dengan murahnya tapi jaga keperjakaan kamu! Jangan sampe lepas kendali!" Antaka.
"Iya pa" Warren lega karna dia kira ayahnya akan mempermasalahkan perasaannya, dia sudah tau dia jatuh cinta pada Citra tapi dia masih ragu hanya butuh waktu untuk memantapkannya.
"Kalo kamu suka beneran ya diperjuangkan son! " Ucap Antaka membuat Warren mendongak yang tadi tengah menunduk.
"Tapi kita beda agama pah, dia juga kaya gak tertarik sama Warren".
" Sejak kapan Warren anak Antaka insecure? "
"Sejak kenal Citra lah, kek ketampanan sama kekayaan Warren gak berguna! Kemarin aja belum lama ini pas party di rumah Caca aku sengaja ajak teman cewek yang naksir aku buat panas panasin Citra tapi dia gak ada respon, harusnya kan kesal apa gimana loh!".
Antaka tertawa lepas, entah sudah lama sekali Warren juga tak melihat tawa itu.
"Warren, Warren" Antaka sambil geleng geleng kepala "ya kamu ungkapin perasaan kamu lah! Kalo orang islam emang biasanya gak cuman bilang suka, tapi datengin rumah orang tuanya lalu langsung nikah gak pake pacaran! Ajak dia jalan apa gimana! Katanya playboy kok kaya gitu aja gak tau! ".
" Ya kan kita Kristen bukan Islam, papah aja yang aneh bisa paham bangat malah sama agama Islam".
Setelah mengucap itu Warren melihat ayahnya berubah jadi sendu namun sekian detiknya ayahnya berkata "misal dia nerima kamu emang kamu siap nikah muda? ".
" Gak tau lah, aku masih mau seneng seneng juga si pah, kalo nikah kayaknya enggak deh. Kan aku juga baru mau lulus SMA mau kuliah dulu".
"Kuliah sama nikah kan bisa! ".
" Emang gak papa? Entar jadi beban lagi! ".
" Loh kamu kan pintar bisa lah langsung handle perusahaan ".
" Justru karna pintar! Harus usaha extra dong masa langsung jadi bos? Lalu otak encernya buat apa? "
Antaka tersenyum simpul, inilah mengapa dia tak membatasi anaknya! Anaknya walo sedikit liar masih di bilang wajar, dia tau juga batasan dia juga tak mau memegang wanita dulu kalo bukan mereka dulu. Iya itu salah tapi anaknya walo bebas gitu dia pintar, prestasinya bukan main! Devisinisi anak nakal tapi disekolah prestasi juga harus kekejar.
"Emang kamu serius sama dia? Yakin! "Antaka.
" Saat ini si yakin, gak tau nanti! Kalo cuman cinta monyet ya gak tau. Lagian kayaknya Citra gak bakal deh ngajak nikah langsung".
"Kamu siap jika harus masuk islam? " Antaka mulai serius.
"Apasih yah! Kenapa harus serius gini? Ya gak harus pindah agama kalo cuman cinta monyet, namanya juga penasaran" Warren.
"Brati jangan buat dia baper! Jauhin dia!".
" Iya pah! Kok papah si yang jadi aneh gini? " Warren bingung dengan sikap ayahnya.
Tapi jujur saran dari ayahnya membuat hatinya tenang entah tenang karna apa yang pasti dia tenang.
Setelah kejadian itu Warren makin berani dia meminta nomor Citra, memberinya coklat dan bahkan sempat perhiasan namun Citra tolak.
Dia memang tertarik pada Warren juga tapi dia tak mau dipermainkan, mungkin seperti cerita di novel dirinya jadi bahan taruhan lalu bakal malu sendiri atau dia cuman akan dijadikan bahan sexsual remaja kota ketika terbuai. Iman Citra kuat walau sering lemah ketika Warren selalu berusaha mendekatinya.
Mendekati tampa adanya kejelasan di tengah perbedaan kasta dan tahta membuat Citra sadar diri! Ini dunia nyata penuh dengan kejutan! Bukan novel penuh dengan plot dan berakhir bahagia jika bertema romantis.