Putri sah keluarga Lee, Lee Jihan dibunuh oleh adik dan kekasihnya sendiri. Siapa sangka dia terbangun di dunia asing yang sama sekali berbeda dengan dunia yang dia tinggali sebelumnya. Dia mendapatkan fakta bahwa dia menjalani kehidupan keduanya dengan peran yang sama dan beberapa sosok yang sama dan akhirnya memutuskan untuk membalas dendam.
Tetapi sial, dia tersesat dan masuk ke lembah kematian hingga diselamatkan oleh pria asing yang tanpa dia ketahui adalah raja berpedang haus darah yang disebut gila oleh orang-orang. Jihan dengan misi balas dendamnya terpaksa masuk ke dalam istana dan menjadi pelayan raja dan diam-diam raja menyukainya .
Jihan terlibat dalam porses seleksi calon ratu hingga terlibat kasus kelam kerajaan yang mengancam nyawanya.
Mampukah Jihan bertahan dan membalaskan dendamnya? dan mampukah raja memenangkan hati gadis mungil itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berduaan di Tepi Kolam
Bulan bersinar begitu terang malam ini. Kunang-kunang yang tadinya jarang dilihat oleh Jihan justru beterbangan dengan bebas di negeri ini. Tetapi sungguh sangat disayangkan karena terangnya sang rembulan dan kelap-kelipnya kunang-kunang tak mampu menyinari kegelapan dalam diri orang-orang di istana yang indah dan besar ini.
Di dalam ruangan kamar yang diberikan raja padanya, Jihan merintih kesakitan karena energi dalam tubuhnya mulai bergerak dan menyerang jantungnya. Dia butuh cahaya bulan purnama untuk mengeluarkan energi itu, tetapi dia harus bersabar karena bulan purnama akan muncul dua hari lagi.
" Arkhhh... Sa.. sakit! Tolong aku! Ini sakit!" Rintihnya sambil menangis penuh siksa. Sama seperti di dunianya sebelumnya, Jihan juga menderita penyakit aneh yang bahkan tidak bisa didiagnosa oleh dokter.
Katanya dia mengalami gangguan psikis di mana otaknya mengingat trauma hingga menciptakan rasa sakit yang begitu berat setiap kali penyakitnya kambuh.
Tetapi Jihan di dunia sekarang disebut mendapatkan kelebihan energi yang tidak bisa ditampung tubuhnya karena fisiknya yang lemah juga dirinya yang selalu sakit sejak ibunya meninggal.
Tetapi tidak seorangpun paham kalau sakit ini dia peroleh dari trauma akibat kematian ibunya dan kehidupan penuh tekanan yang dia terima. Tersiksa selama bertahun-tahun, tertekan dan depresi berat menjadikannya seperti saat ini.
Jihan berjalan terburu-buru menuju kamar mandi, ditatapnya atap yang tertutup dan jendela yang tidak mengarah ke bulan, " tidak bisa... Aku harus cari kolam!" Ucap Jihan.
Gadis itu berjalan tertatih-tatih sambil meremat dadanya yang kian sesak, dia harus berendam di dalam genangan air di bawah sinar bulan.
" Apa yang harus kulakukan," gumam Jihan sambil menahan rasa sakit yang dia alami.
Jihan teringat dengan buku catatan pemilik tubuh. Dikatakan di sana bahwa tubuhnya harus benar-benar tenang jika energi buruk itu tidak keluar dan dia harus menemukan seseorang yang kekurangan energi.
"Aku harus mencari seseorang yang kekurangan energi, akhhh tapi kalau begini terus aku bisa mati!" Ucap Jihan.
Dia berjalan perlahan di lorong istana sambil berpegangan pada sisi dinding dengan harapan dirinya tidak jatuh pingsan karena energi itu. Dia terus berjalan hingga akhirnya tiba di depan sebuah kolam yang sangat luas, Jihan tidak pernah melihat kolam seindah ini.
Dia duduk di tepi kolam, menghirup udara sebanyak mungkin sembari menenangkan dirinya. Kedua matanya terpejam, aroma lalang dan bunga yang mekar di malam hari membantunya tenang.
Energi besar dalam dirinya perlahan tenang, jantungnya pun tidak terlalu sakit lagi. Dia duduk di sana, merasakan dinginnya malam yang membuat tubuhnya yang panas menjadi lebih tenang.
" Ahhh.... Bagus Jihan, kau bertahan dengan baik!" Ucapnya sambil menepuk kepalanya sendiri. Dia tersenyum dan menepuk dadanya lagi," tenanglah, bulan purnama akan segera tiba, energi yang berlebihan ini akan kulepas perlahan," ucapnya pada dirinya sendiri.
Jihan menatap langit, tidak disangka dia bisa bertahan sampai sejauh ini setelah semua rangkaian peristiwa yang dia alami. Hidupnya tidak baik-baik saja, tetapi dia berusaha bertahan dan memasang senyuman sebagai topengnya.
" Ini kesempatan kedua bagiku, ku harap aku bisa melaluinya dan menemukan kebahagiaanku sendiri," ucapnya pada langit.
Jihan hanya berharap dia tumbuh semakin kuat. Dia akan menjalani kehidupan kedua yang kuat dan penuh tekad, dia akan berubah, dia akan lebih hebat dan berhasil membalaskan dendamnya.
Tanpa Jihan sadari, sedari tadi dia ditatap oleh dua pasang mata yang tengah duduk di gazebo di tengah kolam itu.
" Kak apa dia pacar barumu!? Cantik ya, boleh ku ganggu tidak!" Celetuk Raon seraya menatap Guang Lin.
Raon berbaring di atas lantai dengan satu tangan menopang kepalanya sedang satu kakinya naik ke atas, sambil mengemil daging sapi yang dipanggang dia menatap Jihan dengan wajah penasaran.
Min Guang Lin melirik Raon," dasar bocah!" Ucapnya sambil menepuk kepala pria yang sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri itu.
" Kenapa yang mulia? Apa anda keberatan kalau Raon mengganggu kakak cantik di sana?" Tanya Raon dengan wajah tak berdosa sambil membersihkan tangannya yang dilumuri bumbu daging dengan jubah sang raja.
Pletak!
" Dasar bocah edan, beraninya kau tidak sopan padaku!" Sergah Guang Lin sembari memukul tangan Raon yang mengotori jubahnya.
" Mweehheehhehehe...." Raon tertawa, suara khasnya begitulah renyah, tetapi tatapan matanya masih saja kosong, hal ini membuat Guang Lin kian khawatir.
Raon menatap kosong ke arah bulan yang hampir sempurna menjadi purnama.
" Maaf kak, Raon tidak akan berulah lagi, tolong jangan usir Raon," ucapnya dengan nada pedih.
Guang Lin menatapnya kasihan. Meski dikenal dengan kepribadian yang ceria, hidup Raon tidak seceria itu. Dia memiliki orangtua yang kejam, selalu menuntut dan membanding-bandingkan dirinya dengan kakak-kakak Raon sendiri.
Dia dituntut menjadi sempurna, dia dipaksa melanjutkan bisnis restoran terkenal orangtuanya saat dirinya lebih tertarik dengan urusan negara. Bahkan Raon terus menerus diberondong dengan tugas perjodohan yang membuatnya hampir gila.
Seolah memiliki kepribadian ganda, Raon hidup dengan dua wajah. Dan yang mengetahuinya itu hanya Raon dan ketiga sahabatnya, Tae Ha, Na Rae, dan Raja Guang Lin.
"Tenanglah, tidak ada yang akan mengusirmu, kalau mau bermain, bermain sepuasmu, istana ini selalu menyambutmu Raon, jika perlu pindahlah ke istana, aku akan memberikan surat perintah," ucap Guang Lin.
Sebenarnya ini bukan bujukan pertama, tetapi jawabannya selalu sama," maaf kak, Raon tidak mau membuat kalian kesusahan, mereka pasti akan membuat keributan jika Rain bersikap egois," ujarnya.
Guang Lin membuang nafas resah," apa yang harus kulakukan untuk mengubah pikiranmu Raon, apa kau tidak sadar kalau aku, Tae Ha dan Na Rae akan menjadi tamengmu?" Batin Raon sambil melemparkan pandangannya ke arah kolam.
Manik matanya membingkai Jihan yang masih betah duduk di depan sana, " apa yang sedang dia lakukan di sana?" Pikir Guang Lin.
"Diam di sini!" ucap Guang Lin sambil bangkit berdiri.
" Yang Mulia mau ke mana? aku ikut!" rengek Raon, tetapi Guang Lin menatapnya dengan tajam sampai membuat pria itu diam sendiri.
Raja muda itu berjalan mendekati Jihan, perlahan namun pasti sampai dia berada di jarak yang sangat dekat dengan gadis itu.
Jihan sedang bermeditasi, mengosongkan pikirannya untuk menenangkan dirinya sembari melepaskan energi itu perlahan-lahan.
Min Guang Lin bisa merasakan aura yang kuat tetapi sangat cocok untuk tubuhnya. Gejolak panas di dadanya terasa lebih longgar padahal dua hari lagi kegilaannya akan menguasai dirinya.
Guang Mendapati Jihan, " Apa dia sumber aura itu?" batin Guang Lin.
Dia menatap tubuh Jihan yang sedikit bergetar, " Di sini dingin, jangan menyiksa dirimu Jihan," ucap Guang Lin sembari memberikan jubahnya ke tubuh gadis itu.
Jihan terkejut, " Guang Lin?" ucapnya sambil menoleh.
" Di sini dingin, kau akan sakit, ayo ke dalam," ajak Guang Lin.
" Aku mau menenangkan diri sebentar, bulannya terlihat indah," ucap Jihan.
Guang Lin tersenyum tipis," baiklah, aku akan menemanimu," ucap Guang Lin yang juga merasakan ketenangan di sekitar kolam dengan siraman cahaya bulan itu.
" Kenapa aura yang keluar dari tubuhnya bisa terserap ke dalam tubuhku?" pikir Guang Lin seraya menatap Jihan.
Sama halnya dengan Jihan," ini kebetulan atau memang benar terjadi? Saat Guang Lin datang, energi buruk ini seolah menjadi tenang, mungkin dia kekurangan energi, baguslah, aku tidak harus capek-capek mencari orang," ucap Jihan dalam hatinya.
semangat ya buat ceritanya Thor
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊
semangat ya buat ceritanya Thor
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat ya buat ceritanya Thor
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat ya buat ceritanya Thor
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat terus ya buat ceritanya Thor
semangat terus ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
buat MC ceweknya kuat Thor,badas biar tmbh menarik ceritanya
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊👍
semangat ya buat ceritanya Thor