NovelToon NovelToon
Happiness

Happiness

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fajarina

Aruna Gabriella, gadis sederhana yang mampu mengobati rasa sakit Fahri terhadap ibunya yang telah meninggalkan Fahri demi pria lain.

Mereka berdua sudah bersama sejak masih anak-anak, bahkan tanpa Fahri sadari Aruna diam-diam memiliki perasaan terhadapnya.

Akankah Fahri menyadari perasaan Aruna terhadapnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajarina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

menguntit

Pagi ini Aruna sedang sibuk membantu ibunya membersihkan taman depan. Biasanya saat hari minggu Aruna akan lari pagi tapi urung ketika ibunya mengatakan akan membersihkan taman.

“Hari ini apa kamu tidak ada rencana pergi?” seru Tyas selagi fokus memotong tanaman.

“Pergi ke mana Bu?” Aruna yang sedang menyirami bunga-bunga menyahut.

“Iya kan biasanya anak muda sepertimu bepergian saat hari minggu. Entah pergi ke mall, nonton bioskop, atau jalan-jalan gitu.”

“Tumben sekali ibu bertanya hal seperti itu. Bukanya ibu tahu sendiri aku jarang jalan keluar?” balas Aruna tertawa geli.

“Emang si Arsyad itu gak ngajakin kamu jalan keluar gitu?" goda Tyas pada putrinya mengulum senyum.

Seketika dahi Aruna mengkerut heran. Dari mana ibunya tahu tentang Arsyad? Pasti ulah Fahri ini, bisa-bisanya cowok itu mengatakan hal yang tidak-tidak pada ibunya.

“Ibu jangan percaya omongan Fahri. Aku tidak ada hubungan apa-apa sama si Arsyad itu.”

“Tapi ibu lihat foto kamu sama si Arsyad itu lagi baca

buku duduknya deketan lagi di perpustakaan." kini Tyas tak kuasa untuk tidak tertawa.

Aruna benar-benar kesal pada Fahri saat ini. Awas saja nanti dia akan memberi pelajaran pada cowok itu. Enak saja dia mengatakan gosip yang bukan bukan seperti itu.

“Jadi Ibu lebih percaya pada Fahri daripada Aruna?”

“Setidaknya Fahri punya bukti foto. Kamu punya bukti apa kalau kamu gak ada hubungan sama si Arsyad

itu.”

Aruna berdecak memasang wajah kesal fokus menyiram bunga-bunga. Beberapa saat kemudian ibunya kembali memanggil ArunaAruna.

“Kenapa Bu?” sahut Aruna yang masih kesal.

“Lihat tuh Fahri mau pergi ke mana pagi-pagi gini. Biasanya kalau hari minggu seperti ini bangun tidur juga belum dia.”

Aruna memerhatikan Fahri yang hendak masuk

ke dalam mobil. Cowok itu sudah rapi ditambah dia memakai jaket pemberian Tiara. Pasti Fahri akan ngedate dengan cewek itu kali ini.

Aruna merasakan kecemburuan di dalam dadanya.

Padahal dia sendiri yang menyuruh cowok itu agar mau menerima ajakan Tiara untuk ngedate.

Tapi kenapa sepagi ini Fahri berangkatnya? Memang mereka mau pergi ke mana? Beragam Pertanyaan mulai bermuculan dalam dirinya. Ah kenapa dia jadi seperti ini?.

“Aruna jangan ngelamun dong. Liat tuh sampai banjir

pot bunganya sama air." teguran ibunya membuat Aruna tersadar.

“Wah kenapa bisa sampai kepenuhan sama air gini potnya!” Aruna buru-buru memindahkan selangnya ke pot bunga yang lain.

Tyas hanya mengeleng-gelengkan kepala melihat kecerobohan yang dilakukan oleh putrinya itu.

Kemudian dia menyadari kalau dari dalam mobil Fahri sedang memerhatikan Aruna.

Fahri yang kepergok memerhatikan Aruna memberikan senyum canggung padanya. Tyas balas mengangguk tersenyum kecil kemudian Fahri mulai melajukan mobilnya ke luar rumah.

Setelah membantu ibunya membersihkan taman Aruna memilih membaca buku. Dia tidak sendirian kali ini karena saat ini dia ditemani oleh ikan hias pemberian

Fahri.

Sesekali Aruna memberi sedikit makanan pada ikan hias itu. Pelet ikan itu juga dibelikan oleh Fahri.

Katanya, kalau habis bilang saja pada cowok itu.

Aruna tertawa geli memang benar wajah ikan itu mirip seperti Fahri ketika sedang makan. Ah sekarang Aruna jadi teringat lagi dengan cowok itu. Kira-kira lagi ngapain dia sama Tiara saat ini?

Tiba-tiba Tyas masuk ke dalam kamar. Dia melihat putrinya yang sedang memerhatikan ikan hias berbalik menatap padanya,

“Itu di luar ada cowok tanyain kamu,” seru Tyas

berdehem pelan menunjuk dengan jarinya.

Aruna menyipitkan matanya heran. Kenapa juga ibunya senyum senyum seperti itu. “Cowok? Siapa namanya Bu?”

“Kamu lihat saja di luar sana. Ibu mau menjemur pakaian sekarang.” Tyas pergi setelah mengatakan itu sembari menahan senyum.

Karena penasaran akhirnya Aruna beranjak dari

duduknya hendak mengecek keluar siapa gerangan cowok yang dimaksud oleh ibunya.

Setelah sampai di teras depan rumah betapa terkejutnya Aruna saat melihat Arsyad yang sedang menunggu di luar gerbang.

Kenapa cowok itu mau menemuinya di hari minggu seperti ini? Aruna rasa dia tidak pernah membuat janji dengan Arsyad untuk ketemuan.

Aruna melangkah menghampiri cowok itu. Arsyad yang

melihat kedatangan Aruna hanya memerhatikan cewek itu dengan ekspresi datar

Aruna membuka gerbang lalu mendekati Arsyad.

"Kenapa kamu mau nemuin aku? Terus dari mana juga kamu

dapat alamat rumah ini?”

“Kita kan sekelas jadi aku dapat informasi alamat rumah kamu dari informasi siswa.”

“Tunggu dulu bukannya data siswa ada sama wali kelas ya?”

“Ya aku minta sama wali kelas kita.”

Aruna hanya ber oh pelan memajukan sedikit bibirnya. “Terus kamu ada urusan apa sama aku ke sini?”

“Aku mau ngajak kamu ngedate. Mau kan?” ajak Arsyad dengan santainya. Sementara Aruna yang mendengar itu melebarkan matanya terkejut.

“Kenapa tiba-tiba kamu ngajak aku buat ngedate!”

“Sebenernya aku mau mata-matain Tiara. Dia sama Fahri ngedate hari ini.”

“Terus apa hubungannya sama aku? Mata-matain saja mereka sendiri sana,” jawab Aruna tertawa geli.

“Jadi kamu gak mau?” tanya Arsyad kini dengan tatapan khasnya pada Aruna.

Cewek itu terpaku sesaat menatap wajah Arsyad. Sebelum akhirnya mengedipkan matanya cepat agar

tersadar.

“Iya aku gak mau. Lagian ngapain juga

mata-matain orang yang lagi ngedate.”

“Udah ya aku balik ke dalam lagi kalau gak ada lagi yang mau kamu omongin,” pamit Aruna hendak pergi.

“Gimana kalau nanti aku beliin buku yang disuruh

sama guru." tawar Arsyad pada Aruna sebelum cewek itu meninggalkanya,Aruna kembali berbalik pada cowok itu.

Penawaran

yang Arsyad berikan cukup menarik. Aruna sebenarnya.

Sedang menabung untuk membeli buku yang harganya cukup mahal itu.

“Tunggu sebentar di sini ya. Aku mau ganti pakaian dulu," seru Aruna dibalas anggukan kecil oleh Arsyad.

******

"Kamu yakin di sini mereka ngedate nya?" tanya Aruna ketika mereka berdua sampai di sebuah taman wisata.

"Iya tadi Tiara cerita mereka bakal ketemuan di sini."

"Jadi sekarang kita musti cari mereka nih?" Aruna mulai memerhatikan sekitar mencari keberadaan Fahri dan Tiara.

"Gak perlu itu mereka di sana," tunjuk Arsyad dengan dagunya pada sebuah cafe yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Terlihat Tiara dan Fahri sedang mengobrol berdua.

"Yaudah ayo ke sana!"

"Eh tunggu dulu," seru Arsyad pada Aruna yang hendak pergi ke cafe itu.

"Kenapa?" heran Aruna yang sudah bersemangat.

"Kita ini lagi mata-matain mereka. Kalau ke sana ketahuan nanti."

"Eh iya ya, maaf-maaf aku gak kepikiran," sahut Aruna tertawa kecil merasa malu sendiri.

"Kita ke sana saja," ajak Arsyad ke taman yang tak jauh dari cafe itu berada.

"Kamu duduk di sini aja dulu. Aku mau beli minuman. Kamu awasi mereka berdua ya," perintah Arsyad pada Aruna setelah sampai di salah satu bangku di taman itu. Aruna hanya balas mengangguk.

Aruna melihat dari kejauhan Fahri dan Tiara ngobrolnya asik banget. Sepertinya acara ngedate mereka berjalan dengan lancar. Dalam hati kecil Aruna dia merasakan kecemburuan pada Tiara.

Dalam lamunannya Aruna tiba-tiba tersadar ketika benda dingin menempel di pipinya. Saat dia menoleh karena kaget ternyata itu ulah Arsyad.

"Ngeliatinnya gitu amat. Ini minuman buat kamu," seru Arsyad memberikan minuman yang barusan di belinya sembari duduk di samping Aruna.

Aruna mengambil cup minuman yang menempel di pipinya tadi. "Makasih, kan tadi kamu sendiri yang bilang harus perhatiin mereka."

Aruna kaget saat tiba-tiba Arsyad mendekatkan wajahnya padanya. Aruna menahan napasnya terdiam. Cowok itu lalu meniup matanya membuat Aruna mengedipkan matanya heran apa yang sebenarnya cowok itu sedang lakukan.

"Fahri tadi ngeliatin kamu. Makanya aku nutupin wajah kamu pura-pura tiupin mata kamu yang kelilipan."

Aruna memerhatikan Fahri memang sedang melihat ke arah mereka saat ini tapi lalu kemudian kembali fokus pada Tiara yang sedang berbicara.

"Dia sudah gak ngeliatin lagi ke sini," ucap Aruna dengan suara tegang.

Akhirnya Arsyad menjauhkan wajahnya dari cewek itu lalu duduk kembali seperti semula. Aruna menelan ludahnya pelan atas apa yang terjadi padanya barusan.

Aruna berdeham lalu mulai menyeruput minuman yang tadi diberikan oleh Arsyad. Kenapa dadanya jadi berdebar

seperti ini heran Aruna.

1
Jihat Purnamasari
Biasa
Jihat Purnamasari
Buruk
Anonymous
.
Yuri Lowell
Bersemangat membaca lagi! 💪
🦩NEYRA 🐚
Thor, kamu membuatku tak sabar untuk membaca seri selanjutnya
Valito.C
Dahsyat!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!