NovelToon NovelToon
Suami Untuk Shahira

Suami Untuk Shahira

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Aini

Shahira atau lebih akrab dipanggil Ira. Dia dijuluki perawan tua, karena belum juga menikah bahkan diusianya yang sudah menginjak 34 tahun. Dia menjadi bahan gunjingan ibu ibu komplek.

Shahira pernah di lamar, tapi gagal karena ternyata pria yang melamarnya menyukai adiknya, Aluna.

Tapi, kemudian Ira dilamar lagi oleh seorang nenek untuk menjadi istri dari cucu kesayangannya. Nenek itu pernah di tolong Shahira beberapa waktu yang lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Begitu selesai mengantar Nicho ke perusahaan, Rey pun bergegas mengantar Shahira ke rumah nenek.

Saat tiba di rumah nenek, ternyata benar bukan hanya nenek saja yang menyambutnya. Tapi, ada mama mertuanya juga yang menunggu kedatangannya.

"Apa yang harus aku lakukan?" gumam Shahira dalam hati.

Dia benar benar tidak tahu harus bersikap seperti apa dihadapan mama mertuanya yang terlihat jelas sebagai wanita hebat dari tampilannya. Shahira menyentuh baju lusuhnya dan memikirkan bagaimana penampilannya yang mungkin terlihat kampungan dimata mama mertuanya.

"Cucu mantu nenek akhirnya sampai juga!" sambut nenek yang langsung memeluk Shahira.

"Nicho gak ikut pulang?" celetuk Nadia saat tak dapat melihat sosok putranya.

"Mas Nicho langsung ke kantor tadi, ma. Ada rapat penting katanya." jawab Shahira sambil mengulurkan tangan ingin menyalami mama mertuanya itu.

"Itu anak ya, bisa bisanya disituasi seperti ini malah sibuk ngantor." Celotehnya langsung masuk ke rumah tanpa menghiraukan Shahira.

Nenek yang mengetahui itu langsung merangkul Shahira untuk ikut masuk ke rumah bersamanya.

"Nicho seperti itu belajar dari kalian berdua."

"Ya gak gitu juga, ma. Dulu kita nyempatin waktu cuti beberapa hari setelah menikah. Aku juga cuti sampai dua minggu waktu Nicho lahir."

Nenek hanya menghela napas saja menanggapi ocehan putrinya itu. Kemudian dia mengajak Shahira duduk di sofa ruang tengah.

"Eh kamu udah sarapan belum?" tanya Nadia pada Shahira yang baru saja duduk disamping nenek.

"Sudah tadi ma."

"Sarapan apa?"

"Nasi goreng, ma."

"Aduh, kenapa malah sarapan nasi goreng sih. Gak sehat itu."

"Cucu mantuku bukan kamu Nadia. Biarlah dia sarapan apa aja. Selama dia sehat dan makanan itu gak beracun ya biarkan saja."

"Ya gak bisa gitu dong ma. Shahira nanti akan mengandung cucuku. Aku mau dia punya rahim dan fisik yang sehat sebelum cucuku nongkrong di rahimnya."

Shahira terperangah kaget mendengar celoteh mama mertuanya yang tiba tiba membahas soal cucu dan rahim.

"Nadia, kamu jangan jadi mertua yang rewel bisa gak. Dulu aja kamu selalu ngeluh sama mama karena mertua kamu rewel."

"Itu beda ma."

"Apa bedanya, sama aja. Sekarang kamu jadi mertua rewel, suka ngatur ngatur menantu."

"Aku gak ngatur kok ma. Aku cuma mau calon ibu dari cucu aku ini sehat. Dulu mama juga gitu, rewel kan saat aku mengandung cucu kesayangan mama itu."

"Itu beda Nadia. Wajar mama rewel karena kamu anak mama. Sedangkan Shahira menantumu. Jadi gak usah rewel rewel jadi mertua."

Dua orang itu masih terus berdebat, Shahira sendiri hanya bisa diam saja. Dia tidak tahu situasi apa ini.

"Shahira, tadi kamu makan nasi gorengnya sebanyak apa?" tanya Nadia yang kini duduk di samping Shahira.

"Hmm, tiga sendok ma." jawab Shahira takut.

"Tiga sendok doang?"

"Iya ma."

Nadia menatap lekat wajah cemas Shahira. Kemudian, Nadia menggenggam kedua tangan Shahira sambil tersenyum senang. Hal itu tentu membuat Shahira bingung.

"Bagus. Mulai sekarang, jangan pernah makan nasi goreng lagi."

"I-iya ma."

"Nadia, cukup ya. Jangan mengganggu cucu mantu mama."

"Mama diam dulu ya ma. Aku mau bicara serius sama menantuku."

Nadia menarik tangan Shahira untuk ikut dengannya menuju meja makan.

"Nadia kamu mau bawa Shahira kemana?" Nenek ikut mengekor di belakang anak dan cucu mantunya itu.

"Sekarang kamu duduk dulu." meminta Shahira duduk di kursi meja makan.

"Mulai sekarang, kalau sarapan kamu harus makan setidaknya dua butir telur rebus. Atau gak satu buah apel. Roti gandum juga boleh. Biscuit yang rendah kalori juga bagus." celotehnya memberitahu Shahira.

"Semua bahannya ada di rumah ini. Kalau habis, kamu bisa minta bibik Jihan belanja."

"Makan siangnya, boleh kamu makan nasi dan makan apapun yang kamu suka. Tapi tetap jangan berlebihan. Kalau bisa sih hindari santan, minyak, gula sama tepung."

Shahira mengangguk angguk saja. Dia sendiri tidak begitu paham apa yang sedang diajarkan mama mertuanya itu.

"Sudahlah Nadia, Shahira bukan kamu. Justru dengan cara kamu seperti ini, bisa membuat Shahira stres dan tertekan." celoteh nenek yang akhirnya membuat Nadia sadar.

"Iya juga sih. Aku terlalu buru buru." gumamnya.

Sebentar dia melihat wajah cemas Shahira, lalu didekatinya menantunya itu.

"Maaf ya, mama malah membuat kamu jadi takut." ujarnya lembut sambil mengusak pelan punggung Shahira.

"Hmm, tidak apa ma. Aku akan mencoba seperti yang mama katakan tadi. Tapi, karena ini pertama kalinya dan aku tidak tahu tentang pola makan sehat, aku butuh bantuan mama. Boleh kan, ma?"

Nadia tersenyum bangga. Dia bahkan sampai memeluk Shahira yang tidak menyangka akan mendapat pelukan hangat dari mama mertuanya yang dia kira tidak menyukainya.

"Kamu boleh bertanya sama mama kapanpun."

Nengsih ikut tersenyum senang melihat bagaimana cara Nadia memperlakukan Shahira. Tadinya dia pikir Nadia akan menjadi mertua yang dingin dan tidak suka pada Shahira. Ternyata, malah sebaliknya. Nadia terlihat sangat menyukai Shahira.

"Mama sebenarnya masih ingin bicara sama kamu, tapi mama harus segera pergi untuk urusan bisnis. So, sampai jumpa seminggu lagi sayang." mengecup kening Shahira yang membuat Ira benar benar kaget tak menyangka.

"Ma, aku pergi dulu ya. Kalau sakit jangan sungkan ngasih kabar." pamitnya pada mamanya.

"Sering seringlah datang. Sekarang sudah ada alasan baru untuk datang ke rumah mama." ujar nenek.

"Tentu mama. Dan kamu Shahira, mama titip nenek ya."

"I-iya ma."

Nadia pun pergi meninggalkan Shahira dan nenek di meja makan.

"Kamu pasti takut ya sama mama mertuamu?" tanya nenek yang diangguki Shahira.

"Nenek tadi juga mikir gitu. Tapi ternyata penilaian nenek salah. Mama kamu justru sangat menyukai kamu, nak."

Shahira tersenyum lega. Senang rasanya dia berada di dekat orang orang yang tidak merendahkannya hanya karena dia orang kampung yang kuno berpenampilan lusuh.

"Setidaknya aku berada di tempat yang aman. Aku pikir aku akan bernasib seperti tokoh utama di novel novel yang dipandang rendah dan dihina oleh keluarga suami." pikir Shahira merasa sedikit lebih lega.

"Shahira, bagaimana kalau sekarang kita belanja baju ke mall." ajak nenek.

"Nenek mau beli baju ya. Ya udah aku temani nenek."

"Bukan baju untuk nenek. Tapi untuk kamu."

"Ee, a-aku gak ada uang nek. Maaf..." ucap Ira malu.

"Nenek gak nyuruh kamu yang bayar. Nih kita belanja pakai credit card nya suami kamu."

Nengsih memperlihatkan black card yang diberikan Rey padanya tadi atas perintah Nicho. Tentu saja untuk membelikan pakaian untuk Shahira sesuai janjinya tadi.

"Yok, kita berangkat." ajak nenek merangkul lengan Shahira.

Dia pun menurut saja. Mereka berangkat ke mall diantar supir pribadi nenek.

Begitu tiba di mall, nenek membawa Shahira ke salon kecantikan terlebih dahulu. Setelah itu barulah membawa Shahira ke toko baju langganannya.

"Lusi, nenek butuh beberapa stel pakaian untuk cucu mantu nenek." ujar nenek pada pemilik toko baju itu.

"Siap nenek."

"Nona Shahira, mari ikut saya!"

Shahira pun di perlakukan bak boneka yang harus mencoba beberapa stel baju yang bagus dan mahal untuknya. Semua yang dicoba Ira, berakhir di beli oleh nenek.

Tidak hanya baju baju untuk pakaian harian, tapi juga beberapa stel piyama dan gaun malam juga yang membuat Ira merinding melihatnya. Dia tidak memilih, justru Lusi yang memilihkan atas perintah nenek.

Usai membeli pakaian, nenek juga membelikan Shahira beberapa hand bag, dompet dan sandal tentu saja. Setelah semuanya selesai, mereka pun pulang dengan barang belanjaan yang amat sangat banyak.

Ini pertama kalinya dalam hidup Ira dibelikan barang barang mewah dan mahal sebanyak ini. Dulu, kalau pun ia punya uang, paling dia akan membelikan tas dan sepatu yang bagus untuk Aluna agar adiknya itu tidak tertinggal dari teman teman kuliahnya.

1
Suanti
shahira lebih baik cerai aja
semoga ibu nya shahira cpt tau kelakuan aluna merusak keretakkan rumah tangga kakak nya sendri biar ibu merasa menyesal
Suanti
shahira gugat cerai aja ke nicho jgn bodoh jdi orang hrs tegas
Suanti
beri kan aja bukti foto nya biar bu marni tau ternyata dalang nya adalah aluna biar terbongkar semua nya
Suanti
kok lgi terungkap nya 😅😅😅
Suanti
ira kasih bukti tentang aluna ke ibu nya bila perlu suruh mantan yg melamar ira sebelum nya dtg termasuk randi dtg ke rumah ngomong sama ibu nya ira biar tahu ngimna kelakuan aluna selama ini biang kerok nya
Suanti
ira berterus terang lah ngomong jujur bahwa nicho selingkuh sama aluna ini kesempatan lgi berkumpul bersama, makin di biar kan makin menjadi
Suanti
ira harus jujur ngomong sama mama dan nenek nya nicho bawah nicho selingkuh sama adek nya aluna biar cpt terselesaikan masalah nya 😅😅😅
muthia: setuju👍
total 1 replies
muthia
jadi l wanita tangguh yg pintar Ira, jgn lg mau di bodohin sama Aluna
Suanti
shahira ini emang oon ya terlalu percaya sama aluna 😅😅😅
RahmaYesi: /Facepalm/
total 1 replies
Suanti
Ira harus tegas harus bongkar tentang selingkuhan nicho sama aluna jangan diam aja makin merasa menang aluna
RahmaYesi: ayo dibantu kak 😄😁
total 1 replies
Nurul Ndut
Jadi gregeten ma Aluna Nicho... kasihan Ira
RahmaYesi: halo kak. makasih udah mampir. semoga suka dan lanjut terus bacanya 😁😉
total 1 replies
Suanti
shahira ini oon terlalu percaya sama aluna, cari tau lah shahira jgn diam aja di bodoh2 in 🤣🤣🤣
RahmaYesi: /Joyful//Grin//Grin//Facepalm/
total 1 replies
muthia
semoga g ada hubungan apa2 Nico dan alunna
Suanti
semoga nicho cepat sadar lebih baik shahira dari pada aluna
RahmaYesi: betuuulll
total 1 replies
muthia
Nico lepasin Zahira klau kamu menyukai Luna
muthia
astagfirullah, kasian Zahira 😭😭
muthia
jgn sampai Nicko mempermainkan Zahira 🙏
RahmaYesi: hai kak, makasih udah mampir. semoga suka dan terus lanjut baca
total 1 replies
Suanti
lamar shahira aja kalau lamar aluna pasti di tolak sama aluna
RahmaYesi: Halo kak, makasih udah mampir 🙏
total 1 replies
muthia
mampir🙏
muthia: sama-sama
muthia: cerita nya 🅑🅐🅖🅤🅢
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!