Aku Bisa Tanpamu

"ini kamar kosong ya bang.sepetrinya harus beli semua ya! belum kerja sudah banyak pengeluaran kalo gini,'Dira tertawa sendiri.

"Sabar.beli yang penting saja dulu, kasur alat mandi dan cuci.masak ada kompor aku pakai saja dulu sementara lagian aku tidak pernah masak."rama membantu Dira mempersiapkan segala sesuatunya.

Sampai tengah malam masih berkemas, panggilan dari ponsel Dira hiraukan dia terlalu fokus pada pekerjaan saat ini.

"Dek besok aku masuk pagi tidak bisa temani kamu, pulang baru bisa."

"Tidak masalah bang,aku juga belum niat keliling besok,masih capek istirahat full."saat ini dira memaksakan tubuh padahal sebenarnya dia sudah sangat letih.

Akhirnya selesai,Dira selonjoran didepan pintu,dan menatap kesekeliling kamar tempat dia menghilangkan kejenuhan.

"Terimakasih ya bang, terimakasih banget.tidak bisa bayangin seandainya bukan dengan bang Rama aku bertemu,Dira menatap keluar.ternyata bayangan ku di perantauan tidak sesuai ekspektasi.belum lagi sampai sudah membuat aku tidak nyaman,tapi semoga kedepannya akan menemukan orang orang baik seperti bang Rama."

"Aku juga bukan orang baik dek, jangan terlalu percaya sama siapapun termasuk aku.hari ini aku baik besok siapa yang tau, manusia bisa berubah setiap saat."

"betul sekali bang,kita memang tempat salah dan khilaf."

"Aku balik ya,"meski kita tetangga sebelah kamar tidak baik bertemu tengah malam.rama keluar dari kamar Dira.

Dira tidak bisa tidur walaupun sekejap,ini tempat baru, suasana baru dan dunia yang baru buat nya.ternyata begini merantau.awas kamu ya Siska,aku hampir jadi orang yang bodoh dikota sebesar ini andaikan tidak bertemu rama.kamu berhutang penjelasan padaku.

Tubuh sudah lelah,mata enggan terpejam, membuka dan membaca buku lembar demi lembar sampai buku terjatuh sendiri didadanya.nyanyian dan siulan para tetangga tidak membuat dira yang tidur sebelum subuh terbangun,malah membuat nya semakin lelap.hawa panas dalam ruangan tertutup ini membuat dia gerah dan memaksanya bangun.

pintu terbuka lebar membiarkan udara masuk menerpa wajahnya.

selamat pagi dunia, selamat pagi kehidupan baruku.

Menuruni tangga menuju warung, belanja sedikit buat hari ini,jika selalu beli,lama lama tabungannya bisa habis.beruntung alat masak sudah berpindah kekamar nya sekarang, tidak menunggu rama pulang baru memasak.

Menelpon orang tua nya, mereka khawatir pada Dira sejak sore tidak ada kabar.banyak orderan yang masuk membuat dira tersenyum sendiri.atau aku buat kue saja ya disini batin Dira.masih mempertimbangkan semua tapi dia masih berniat cari kerja dulu untuk sementara.

Tidak banyak yang bisa dira lakukan ditempat baru begini,jalan belum hapal, ditempat ini sepi, mencoba mencari lowongan dari loker dari sosial media, lebih diutamakan belum menikah hal itu malah membuat dira down.

Menghela nafas sambil terus mencari yang lain,apa saja deh yang penting tidak buat malu keluarga bisa membantu dan tidak menyusahkan orang tuanya seperti yang bang Dirga lakukan.

"Baru tinggal sini ya dek," seorang laki-laki menyapa dira yang asik melamun.

"Ia bang."

"Ohh,mau cari kerja atau sudah kerja?"

"Masih mau cari,baru sampai semalam dikota ini.abang tinggal disini juga.'

"Ia aku dikamar ini,"menunjuk kearah kamar santi.seingat Dira santi tinggal bareng teman,apa teman nya laki laki, berarti mereka tinggal tanpa ikatan pernikahan batin Dira.

"salam kenal bang.mana tau ada dengar ada lowongan kasi kabar ya bang."

"Oo boleh, sebenarnya ditempat aku ada lowongan tapi biasanya ibu ibu yang kerja disana."

"Kerja apa itu bang?Dira semakin penasaran."

Dira tertarik mendengar cerita dari Anto,dan mempersiapkan berkas yang akan dijadikan sebagai syarat melamar kerja.

"Serius amat non, buat apa sih?"Rama datang dan duduk di pintu melihat Dira yang sedang sibuk.

"Betul tidak bang? Masih ada yang kurang tidak!" memberikan surat lamarannya kepada rama.

"Tulisan kamu bagus ya rapi lagi.ini sudah betul,memang mau melamar kemana? sudah lihat lokasi jauh tidak dari sini."

"Tempat kerja bang Anto,dia bilang bisa jalan kaki dari sini."

"Tidak mau coba di perusahaan besar,kamu baru tamat dua tahun kok masih bisa diterima."

"mana yang cepat deh bang, sambilan cari yang lain juga."siapa yang tidak mau kerja di perusahaan besar tapi Dira tau status dia saat ini sudah pasti ditolak.

Seminggu sudah dira kerja di sana, tidak ada hambatan,teman temannya juga baik karena rata rata sudah berumah tangga.anto selalu mencari perhatian pada Dira saat ditempat kerja.padahal sudah jelas dia pacaran dengan Sinta masih juga mendekati yang lain, dasar gerutu Dira.

Rama masuk malam jadi belum pernah bertemu dengan Dira sejak mereka bekerja.memasuki Minggu kedua dira sering lemas, wajahnya pucat dan sangat mudah lelah.tapi selalu dia paksa bekerja, mungkin ini hanya karena berganti cuaca yang tidak menentu batin Dira.

Saat tengah bekerja tiba-tiba Dira oleng dan tumbang.tidak ada klinik perusahaan ini hanya anak cabang jadi dira hanya dianjurkan pulang dan beristirahat dirumah sampai sembuh.dan bisa bekerja kapan saja.

Melihat dira pulang Rama segera menyusulnya,"kamu sakit ya dek, pucat banget.aku antar berobat mau yuk."

"nanti saja bang,aku pusing banget.'tolak Dira,dia juga bingung sendiri dengan kondisi dia beberapa hari ini.

Malam kondisi Dira semakin drop, Rama membantu Dira ketempat bidan yang tidak jauh dari sana menekan perut dira berulang kali, melihat kearah Rama yang duduk dekat pintu.

"apa kalian sudah menikah"tanya Bu bidan pada mereka sambil melihat kedua orang didepannya.

"Belum Bu bidan"Rama menjawab dengan tatapan heran, sedangkan dira sudah berprasangka tidak baik karena bidan sudah bertanya pada pernikahan.

Sambil menggeleng dan menatap Rama dengan tatapan marah."dia ini sudah hamil memang masih sangat kecil, sebaiknya kalian segera menikah."

Apa,Rama terkejut.pasti malah sangat terkejut melihat kearah perempuan yang duduk didepan nya sekarang.

"Terimakasih ya buk,"ucap dira setelah membayar tagihan biaya berobat nya.tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut Dira, sepanjang jalan mereka lalui dalam diam.sesekali menyeka bulir bening yang mengalir dipipi tirus nya.

"Kamu baik baik saja dek?"

"ya bang, Dira baik,"berbaring dan meraih ponsel untuk menghubungi orang tua nya.dira hanya ingin mengadukan nasibnya sekarang.dan mencari solusi buat masalah yang dia hadapi sekarang.

"Ayah apa Fathir datang mencari Ira?baik ayah Dira sehat.jika memang itu yang terjadi Dira terima nasib Dira sekarang, seandainya ayah dan ibu bertemu dengan Fathir jangan katakan jika Dira hamil yah,Dira tidak mau jika dia akan merebut bayi dira."

Dira sayang ayah dan ibu,Dira kuat selama ini Dira juga bisa bertahan kan,jadi dira sudah biasa, doakan dira selalu yah.