NovelToon NovelToon
Suami Tulang Lunak

Suami Tulang Lunak

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Kaya Raya / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:30.9k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

Kebayang gak punya suami tulang lunak alias banci? Mudah-mudahan gak ya..., novel ini hanya imajinasi author saja, semoga suka dengan jalan ceritanya...

***
Untuk menyelamatkan keluarga dari kehancuran finansial, orang tua Vina memaksanya menikah dengan seorang pemuda kaya raya bernama Nathan. Nathan adalah putra tunggal dari keluarga terpandang yang memiliki harta melimpah. Meski tampan dan menawan, ada kelainan di dirinya dan sering bertingkah seperti banci. Tingkah lakunya yang lembut dan gemulai membuat banyak orang terkejut, termasuk Vina.

Bagaimana kisahnya? Yuk kita mulai...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19 - Naik tensi

"Kita tidak bisa menghabisi Nathan, karena dengan begitu kita juga tidak akan dapat warisan, tapi kita bisa menguasainya setelah berhasil menyingkirkan Vina! Orang yang selalu jadi penghalang antara aku dan Nathan."

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Masih dengan rambutnya yang basah, Vina menuruni tangga dengan langkah bingung. Kejadian barusan dengan Nathan masih terngiang-ngiang di pikirannya hingga membuatnya merasa gugup.

Namun, saat melihat Wiliam berjalan ke arahnya, Vina segera memutar balik dan menuju meja makan. "Malas sekali ketemu dengannya," gumamnya.

Kemudian Vina duduk di kursi dengan kaki yang ditekuk, mencoba menenangkan dirinya. Lalu, Vina mengambil beberapa potong buah dan mulai menyuapinya ke mulut, berharap bisa mengalihkan pikirannya.

Namun, tak lama kemudian, Wiliam ikut duduk di depannya dengan senyum menggoda. "Makan sendiri tidak enak bukan? Biar aku temani," kata Wiliam genit.

Vina menatap Wiliam dengan malas dan merasa tidak ingin berurusan dengannya. Namun, sebelum ia sempat menjawab, Widia tiba-tiba muncul di antara mereka dengan ekspresi wajahnya yang tampak marah.

"Kau bicara apa Wiliam, dia tidak sendiri di rumah ini, jadi jangan bersikap seenaknya, makan selalu ngeduluin orang," timpal Widia nyinyir.

Vina memperlambat kunyahannya karena merasakan tensi yang tiba-tiba meningkat di meja makan. "Ups, aku lupa, apa meja ini sudah bersih ya bekas semalam?," sindir Vina dengan nada tenang, tapi menusuk. Kalimatnya membuat Widia menggertakkan giginya, tapi Vina tetap bersikap santai sambil melanjutkan makannya.

Wiliam yang mendengar sindiran itu hanya tersenyum canggung lalu mencoba meredakan ketegangan. "Bu, duduklah, belum makan sudah ribut saja," katanya menenangkan.

Widia, meski marah, ia terpaksa duduk dan mulai mengambil makanannya. Suasana meja makan pun menjadi canggung dan tegang.

Berbeda halnya Vina, dengan sikap tenangnya, ia terus menyuapkan buah ke mulutnya dan merasa sedikit puas dengan sindirannya tadi. "Terkadang, aku butuh ruang untuk bernafas," gumamnya dalam hati.

Widia, yang masih merasa kesal dengan sindiran Vina, kini menatapnya dengan tajam. "Kau pikir kau bisa bicara seperti itu di rumah ini? Jangan lupa siapa yang sebenarnya berkuasa di sini," ujarnya dingin.

Mendengar hal itu, Vina menatap balik Widia tanpa rasa takut. "Aku tidak lupa, tapi ingat juga, aku tidak akan diam jika ada yang mencoba mengusik keluargaku," jawabnya tegas.

Wiliam yang merasa suasana semakin memanas lalu mencoba meredakan nya kembali. "Sudahlah, Bu. Vina, mungkin kau butuh waktu untuk sendiri, kalau ada masalah, kita bisa bicarakan baik-baik," katanya dengan nada diplomatis.

Vina menghela napas panjang karena merasa sedikit lega meski tensi masih terasa di udara. "Aku hanya ingin hidup tenang, tanpa ada yang mencoba mengganggu, itu saja," ujarnya sambil berdiri dan beranjak pergi dari meja makan.

Widia hanya bisa menatap punggung Vina yang menjauh dan merasa semakin benci padanya. "Awas kau Vina! Aku akan segera membungkam mulutmu itu!," gumam Widia kesal.

"Wiliam, ini saatnya kita beraksi lagi," serunya seraya menyuapkan makanan.

~ Masih nafsu makan juga rupanya, padahal lagi marah-marah 🤭 ~

Malam itu, Widia melancarkan rencananya yang keji. Ia mencurahkan minyak di tangga, berharap agar Vina terpeleset dan jatuh keesokan paginya. "Mending dia mati sekalian, biar aku tidak susah payah seperti ini," gumamnya dengan kejam.

Widia tahu bahwa Vina selalu menjadi yang pertama menuruni tangga ini sebelum Nathan. Ia juga telah mengatur agar para asisten tidak melewati tangga tersebut sebelum Vina.

Dengan senyum jahat, Widia membayangkan Vina jatuh dari tangga dan meninggal. "Xi xi xi... Ini pasti manjur, Nathan tidak boleh punya anak dari gadis bar-bar itu!," ujarnya puas.

Sementara itu, di kamarnya, Wiliam duduk termenung. Meski biasanya ia mendukung rencana ibunya, kali ini hatinya benar-benar menolak. Ia tidak bisa menerima jika Vina harus disingkirkan dengan cara sekeji itu.

Dengan hati yang gelisah, Wiliam memutuskan untuk bertindak. Setelah memastikan ibunya selesai melakukan aksinya, diam-diam ia pergi ke tangga dan mulai membersihkan minyak yang berceceran.

Dan, hampir saja ia sendiri terpeleset karena licin hingga memekik namun segera menutup mulutnya agar tidak berisik. "Waduh! Hampir saja aku jatuh!," seru Wiliam waspada. "Aku tidak bisa membayangkan jika Vina harus terjatuh dari atas sini. Ibuku benar-benar keterlaluan."

Pagi harinya, Vina bangun lebih awal seperti biasa. Setelah mandi dan bersiap-siap, ia langsung menuju tangga. Namun, saat akan menuruni tangga, ia melihat Wiliam berdiri di dasar tangga dengan ekspresi gelisah.

"Ada apa? Kenapa kamu di sini pagi-pagi?," tanya Vina curiga.

Wiliam menatap Vina dengan rasa lega namun juga khawatir. "Oh, aku hanya ingin memastikan tangga ini aman, tadi malam ada sesuatu yang tertumpah, dan aku tidak ingin kamu terpeleset," jawabnya sambil mencoba tersenyum.

Vina mengernyitkan karena merasa ada yang aneh dengan penjelasan Wiliam. Namun, ia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. "Terima kasih kalau begitu," ujarnya singkat.

Sementara itu, dari kejauhan, Widia mengintip dengan penuh harap. Namun, senyum jahatnya segera memudar saat melihat Vina menuruni tangga dengan aman dan tidak terjadi apa-apa. Lalu, Ia menatap Wiliam dengan curiga dan marah.

Setelah Vina pergi ke dapur, Widia mendekati Wiliam dengan wajah penuh kemarahan. "Apa yang kau lakukan, Wiliam? Kenapa kau bersikap seperti ini?," tanya Widia tajam.

Wiliam menatap ibunya dengan tegas. "Ibu, aku tidak bisa membiarkanmu mencelakai Vina. Ini sudah keterlaluan. Jika kau terus seperti ini, aku akan meninggalkan rumah ini," jawabnya tegas.

Widia terdiam sejenak, lalu meledak dalam kemarahan. "Kau berani melawan ibumu sendiri demi gadis kampung itu?! Kau tidak tahu apa-apa, Wiliam! Semua ini demi kita!," teriaknya.

Wiliam menggelengkan kepalanya dan berkata. "Tidak, Bu, Aku tahu apa yang aku lakukan, dan aku tidak akan membiarkan Ibu menghabisi hidup Vina dan mengotori rumah ini dengan pembunuhan," katanya sebelum berbalik dan pergi meninggalkan ibunya yang masih marah.

Widia berdiri di sana dengan marah, merasa rencananya gagal karena anaknya sendiri. Namun, ia tidak akan menyerah begitu saja. Dalam benaknya, ia sudah merencanakan langkah berikutnya.

"Aku akan menemukan cara lain untuk menyingkirkan gadis itu, Nathan tidak boleh punya anak darinya, tidak akan pernah," gumamnya dengan ambisi yang besar.

Setelah sarapan, Vina duduk di taman dan berjemur di bawah matahari pagi yang menyegarkan. Udara segar dan sinar matahari membuatnya merasa damai. Namun, di dalam rumah, Widia, yang selalu memantau Vina, melihat ini sebagai kesempatan emas.

Dari balkon atas, Widia memegang sebuah pot bunga yang cukup besar. Ia berniat menjatuhkannya ke arah Vina, berharap mengakhiri hidupnya dengan kecelakaan ini. Dengan hati-hati, ia mendekatkan pot bunga tersebut ke tepi balkon hingga tepat di atas kepala Vina.

Namun, tepat ketika Widia hampir melancarkan aksinya, Nathan tiba-tiba muncul dan duduk di samping Vina. "Cuacanya enak banget ya, beb," ucap Nathan dengan santai.

"Iya nih," balas Vina, tersenyum menatap suaminya.

"Aku tahu, kamu pasti suka sama cuaca ini," lanjut Nathan, masih dengan nada ceria.

"Tunggu-tunggu, apa aku gak salah denger?," Vina menatap Nathan dengan mata berbinar.

"Apa?," Nathan mengernyit bingung.

"Barusan kamu bilang, 'aku', 'kamu'?," Vina mengulang kata-kata Nathan dengan nada penuh harap.

"Iya, emang kenapa sih kamu?," jawab Nathan santai.

Vina tidak bisa menahan kebahagiaannya dan berkata, "Sini," serunya seraya mengangkat tangannya, mengajak Nathan untuk tos. Nathan, meski awalnya bingung, ia mengikuti instruksi Vina dan mereka pun tos bersama.

"Yeee...!."

Mereka tertawa bersama, merasakan kehangatan dan kebahagiaan kecil dalam momen tersebut. Bagi Vina, ini adalah langkah kecil menuju perubahan besar dalam hubungan mereka.

Sementara itu, di atas balkon sana, Widia menggertakkan giginya dengan marah. "Sial! Aku gagal lagi!," geramnya pelan sambil mengamati mereka dengan penuh kebencian. Ia menarik pot bunga kembali dan menyembunyikannya di tempat yang aman dan merencanakan langkah berikutnya.

1
mbok Darmi
awas ya thor jgn bikin widia hamil enak aja maling benih nathan, yg boleh hamil hanya vina
Lippe
kayaknya sosok misterius itu Nathan deh.
Aurora: Lanjut kak...
total 1 replies
Lippe
nama samaran : Janeth😭😭😭
Plesetan dari nama Jamet(h) pasti 🤣🤣🤣
Aurora: Wkwkwk bisa jadi bisa jadi 🤣🤣🤣
total 1 replies
Lippe
EYKE gak suukaaaa
Gak mau, gak suka Gelaay
💅💅💅💅💅💅💅💅💅
yunita
ayoo jangan lama...lamaa...buat bongkar widia thourrrr kasihan vina yg slalu berkoban buat nathan ayooo....buat widia / tuti bongkar kebusukanya thourrr
Suanti
nathan suruh detektif cari tau tentang widia biar tau siapa widia jdi orang jgn terlalu baik malahan di manfaatin 😅😅😅
Aurora: Operasi plastik emang canggih 😂😅
total 1 replies
Suanti
pasang lah cctv setiap sudut biar ketahuan kebusukan widia melalui cctv, setelah ketahuan jeblos kan ke penjara
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
🤲🤲🤲aminn
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
👍👍👍👍
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
sabarr🤭
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
ikuttttt🏃🏃🏃
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
semga nnti kembar anknya
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
kukira dh hamil
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
hamilll yaa
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
waduhh 🤣🤣🤣🤣🤣
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
bisaa ada di balik sofaa
Aurora: Kayaknya pas buka dasinya pas lagi beradegan.... 🤫😄
total 1 replies
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
habis olahraga Bu.🤭🤭🤭🙈
Aurora: Aw, selalu, kan Vina demen olahraga apalagi sama Nathan 🏃🏃🏃🏃😅
total 1 replies
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
gtu dongg kn enak
Reza Muna
Luar biasa
yunita
hla kpn mak lampir matiii thourrrr ajyr tenan iki jummmm.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!