NovelToon NovelToon
Lebih Dari Dia

Lebih Dari Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kravei

Leo Evano mencintai Bianca Anulika di hari pertama dia menatapnya. Namun, Bianca memiliki pria yang dia cintai bernama Gavin.
Padahal Gavin tidak mencintai Bianca sebaik yang dia harapkan, tapi Bianca bersikeras ingin setia terhadapnya.
“Sampai dia membuatmu menangis, aku bersumpah aku akan merebutmu darinya. Saat itu, aku tidak akan takut kau benci. Aku akan melakukan apa pun untuk menyeretmu keluar dari rumahnya.” Itu adalah apa yang Leo tanamkan dalam hati dan hari itu pun datang. Leo memantapkan diri, membuktikan dia bisa memperlakukan Bianca lebih dari pria yang dia cintai. Berharap bahwa Bianca akan segera mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kravei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Setiap Tahunnya

FLASHBACK

Satu bulan setelah Leo dan Bianca saling mengenal

Hari itu tahun baru. Bianca selalu menghabiskan malam bbq di rumah Gavin bersama Ian dan seorang teman bernama Joshua. Tahun ini, mereka punya tambahan seorang teman yaitu Leo. Biasanya pria itu selalu sibuk berkeliaran bersama ibunya ke negera lain, tapi entah mengapa dia memutuskan untuk bergabung kali ini. Tidak ada yang ambil pusing, malah Gavin menjadi yang paling senang karena teman mainnya bertambah.

Tidak banyak yang mereka lakukan, hanya bbq-an sampai kenyang dan berbicara ringan. Bianca tidur terlebih dahulu di jam sebelas malam sementara para pria memasuki kamar yang sama pukul satu pagi. Bianca mendapat kasur paling sudut, Gavin di sebelahnya, Leo berikutnya, kemudian Ian berbagi kasur single size dengan Joshua.

Alih-alih tidur, Gavin melanjutkan permainan hp sementara sisanya melanjutkan pembicaraan random. "Aku tak percaya Leo tak punya pacar kecuali kalau dia gay," kata Joshua.

Ian berdecih. "Kau pikir semua orang sama sepertimu? Mantanmu sepuluh karena kau tidak suka sendirian."

"Heh, kau dan Gavin pun punya mantan," balas Joshua, tak terima dikatain Ian. "Aku jadi teringat Gavin pernah sampai menangis dan tidak mau makan setelah ditinggal mantan pacarnya." Ian tidak tertawa, tapi harus diakui itu sangat dramatis dan lucu. "Dia sampai tidak mau berbicara pada siapa pun hahaha!"

Alis Bianca bergerak-gerak tak nyaman. Semua pembicaraan itu menggangu tidurnya.

"Berisik, Joshua!" hardik Gavin yang merasa diejek.

Alih-alih diam, Joshua melanjutkan gosipnya. "Meski begitu, dia mendapatkan yang lebih cantik dari mantannya. Gavin bahkan sudah menidurinya. Gavin juga sudah meniduri mantan pacarnya, dia benar-benar keparat."

Kalimat itu membuat Bianca tak jadi membuka mata. Diam-diam dia mengepalkan tangan, rasanya seperti tergores harga dirinya karena dibicarakan seperti itu. Bianca bisa menahannya sampai kemudian Gavin merespon, "pelankan suaramu. Bianca akan mengamuk sampai dia mendengarnya."

Gavin melirik sejenak. Matanya kembali pada layar hp ketika menyakini Bianca masih tertidur. "Mereka benar-benar sudah melakukannya?" Leo menimpali pembicaraan, suaranya terkesan penasaran.

"Iya, kami melakukannya." Dengan enteng Gavin menjawab, berharap pembicaraan itu segera berakhir.

Joshua nyerocos, "kau tak pernah punya pacar, kau tak akan mengerti. Tapi aku penasaran, kau lebih suka yang mana?"

“Yang mana yang aku suka bukan urusanmu.” Gavin merespon singkat tanpa melepaskan pandangan dari layar hp.

Dia tidak tahu bahwa hati Bianca bagai terbakar. Bianca berusaha sangat keras agar air mata yang memberontak keluar dari sudut matannya tidak membuat suara. Sungguh Bianca ingin bangun dan mengamuk tapi alih-alih melakukannya, dia tetap berpura-pura tidur hingga semua orang terlelap dan ruangan berubah menjadi gelap. Saat itu, Bianca bangun. Isakan yang dia tahan sedari tadi akhirnya terdengar membuat dia memilih untuk keluar dari kamar.

Bianca mengambil nafas berkali-kali untuk menenangkan diri tapi semakin sakit hatinya mengingat pembicaraan sebelumnya. Ini bukan soal benar atau tidak tapi bagaimana bisa Gavin bahkan tidak peduli seseorang membicarakan pacarnya seperti itu? Lebih buruk, dia ikut menjawab pertanyaan yang seharusnya tidak dijawab!

Karena tidak bisa lagi kembali ke kamar, Bianca memutuskan untuk keluar. Namun, sebelum dia menutup pintu depan, Leo muncul. Bianca mengabaikannya. Dia berbalik pergi dan disusul oleh Leo. Andai tidak melupakan kunci pagar, Bianca tidak akan berbalik menatap Leo yang mengikutinya keluar.

"Tidak bisakah kau masuk dan tunggu sampai pagi?" Leo berkata dengan hati-hati. Alih-alih mendapatkan jawaban, Bianca memberinya air mata.

"Ini bukan pertama kalinya." Bianca meluapkan isi hati karena tidak lagi sanggup menahannya. "Tahun lalu, aku tak sengaja melihat isi chat Gavin bersama teman sekolahnya. 'Kau sudah pernah tidur dengan mantanmu? Bagaimana rasa'nya', berapa lama waktu kalian habiskan dalam satu ronde?'" Bianca meniup nafas, sejak hari itu, kata 'mantan' sangat sensitif di telinganya karena dia tidak bisa melupakan hari di mana hatinya seolah robek hingga dia hampir mengakhiri hubungannya bersama Gavin. Rasanya seperti ditelanjangi. Bianca tak mengerti mengapa Gavin bisa membahas hal yang begitu privasi ke orang lain di saat Bianca menganggap privasi adalah segalanya. Bianca tak pernah merasa sangat dipermalukan sampai hari itu dan hari ini.

"Aku memaafkannya. Dia berjanji tak akan melakukannya lagi, tapi dia baru saja melakukannya dengan kesadaran penuh. Lebih parah, aku di sebelahnya. Alih-alih menyuruh temannya untuk tutup mulut, dia malah memintanya untuk mengurangi suaranya agar aku tak dengar.” Lebih buruk, mereka membahas privasi itu di depan Leo yang notabanenya adalah manusia asing yang baru Bianca kenal. Rasanya seperti dipermalukan berkali-kali lipat sampai Bianca merasa seperti tak sanggup bertemu dengannya lagi.

“Aku hanya meminta dia membelaku. 'Jangan berbicara seperti itu, pacarku tidak suka!' Begitu sulit?" Bianca berpikir dirinya bersikap berlebihan, tapi sungguhkah begitu di saat sakit hatinya terasa sangat nyata? "Aku bisa mengerti bila pembicaraan seperti itu normal untuk pria tapi dia berjanji tak akan melakukannya lagi. Aku benci dia mengulangi hal yang sangat menyakiti aku ... lagi."

Leo masih membeku di tempat, tidak bisa mengatakan apa pun karena entah bagaimana tangisan Bianca menyakiti hatinya. "Maafkan aku." Hanya itu yang bisa Leo katakan. Dia mendekat berniat menawarkan pundak tapi Bianca menolaknya dengan menggelengkan kepala dan mengambil satu langkah mundur.

"Itu bukan salahmu," kata Bianca seadanya. "Gavin membiarkan temannya membicarakan aku seperti itu bukan salah orang lain ... aku perlu angin untuk menenangkan diri," tambahnya. Setelah mengambil kunci pagar, Bianca pergi begitu saja dengan berjalan kaki.

Leo tidak ingin menyusul karena takut menggangu, tapi tidak merasa bisa membiarkan Bianca pergi sendiri mengingat langit masih gelap. Oleh sebab itu, dia mengekori dalam diam agar tidak menggangu kenyamanannya.

Sekiranya itu adalah apa yang terjadi pada bulan pertama setelah Bianca dan Gavin menikah.

Joshua menemukan akun sosial media mantan pacar Gavin yang sudah lama ditinggal dan mengirimkan salah satu foto mesra mereka ke pesan WA dengan tulisan, 'Romantis sekali hahaha'. Kebetulan Bianca memegang hp Gavin, dia melihatnya tanpa sengaja karena itu.

Bianca mengirimkan pesan teguran berisi, "bisakah kau berhenti membahas soal mantan? Kau tidak muak? Mengapa kau begitu peduli! Tinggalkan mereka."

Hanya itu dan tebak apa yang Gavin lakukan? Dia mengirimi pesan secara terpisah ke Joshua dengan tulisan, "maafkan aku. Bianca membaca pesanku."

Setiap tahun dengan permasalahan yang sama. Hari itu Bianca tak lagi sanggup menahan amarah. Dia meledak-ledak di antara benak dan air mata. Bianca melempar air mineral ke arah Gavin tanpa berhasil mengenainya. "Aku memintamu menegur temanmu sebelum aku yang melakukannya dan kau diam-diam mengiriminya pesan setelah aku menegurnya? Tidakkah kau berpikir sikapmu itu mempermalukanku?"

"Biarkan saja! Itu mulut mereka, kita tidak bisa mengatur apa yang akan mereka katakan. Lagipula mengapa kau suka sekali mengecek isi hpku?"

Lagi-lagi Gavin membela temannya dan seolah menyalahkan Bianca. Butuh berapa lama lagi hingga dia sadar bahwa sikapnya menyakiti hati Bianca? "Kalau bukan karena kau suka mempermalukan aku, kau pikir aku akan melakukannya? Setiap tahun kau berjanji tidak akan melakukan kesalahan yang sama tapi kau terus melakukannya!"

"Sudahlah aku tidak mau bertengkar! Aku minta maaf, oke?" Itu adalah kata-kata ajaib Gavin di setiap pertengkaran seolah-olah Bianca sangat gemar bertengkar sementara dia pria yang dipenuhi oleh maaf! Lihat ekpresi wajahnya yang frsutasi seolah-olah Bianca adalah orang yang bersalah di antara mereka. Bianca merasa dirinya gila dan berlebihan karena respon yang konsisten itu.

"Kalau kau tidak mau bertengkar, apa susahnya jangan menciptakan masalah? Tiga tahun lalu begitu, dua tahun lalu begitu, sekarang pun kau begitu!"

"Itu sudah berlalu, ya tuhan! Sampai kapan kau mau membahas masa lalu? Aku tidak bisa merubahnya. Harus berapa kali lagi aku minta maaf?" Mereka menghabiskan tiga menit berdebat dan berteriak sampai dengan Gavin diam dan tidak lagi berniat menjawab. Pikirnya mendiamkan Bianca akan membuat amarahnya reda lebih cepat.

Gavin tidak pernah sadar bahwa yang terjadi adalah sebaliknya. Sakit hati karena merasa diabaikan, Bianca pergi begitu saja. Gavin tidak menyusul. Dia tetap di posisi duduknya, menopang kepala dan memejamkan mata untuk menenangkan diri.

Bianca keluar dari rumah dengan membanting pintu, sangat keras sampai tetangga pun mendengarnya tapi Gavin bergeming. Jangankan mengejar, membuka mata saja tidak dia lakukan.

Bianca tidak tahu harus ke mana dengan wajah berantakkan yang dipenuhi oleh air mata. Ke rumah keluarganya? Tidak mungkin! Café? Terlalu ramai, tentu tidak! Jadi, satu-satunya lokasi aman yang bisa dia pikirkan adalah Leo.

1
Jennifer Alexander
thorr semangat thorr aku di sini menunggu kelanjutan ceritanya /Drool//Smirk/
Kravei: Thank uuu🥰🥰🫶
total 1 replies
Masdi Masdi
sebenarnya AQ merasa Gavin GX cinta hanya merasa terbiasa aja jdi GX mau kehilangan. kalo Leo itu cinta Krn sebegitu terluka nya pun dia berusaha keras untuk tetap bertahan dgn hati tentunya tidak baik² saja untung nya GX sampai gila. di pertahankan pun selamanya Bianca tx akan pernah bahagia.
Kravei: Hihi wajib nantikan flashback di mana Leo galau parah karena Bianca mau persiapan nikah xixi
total 1 replies
Masdi Masdi
hai,,,salam kenal kak... rajin² update ya kak,agar kita GX lupa alur ceritanya.... sampai disini cerita nya bagus banget. AQ suka.🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Kravei: Siap, Kak … bakalan ditambah babnya kalau makin ramai
Makasih karena sudah meninggalkan komentar🥰<3
total 1 replies
Jennifer Alexander
thorr lanjutin ya ceritanya..ada aku di sini yg selalu menunggu kelanjutannya.. ceritamu bagus...kalo episode nya lebih banyak pasti lebih banyak yg baca /Smirk/
Kravei: Hihi makasih banyak, Kak🥰 nanti kalau makin rame, babnya ditambah juga yaaa <3
total 1 replies
Jennifer Alexander
lanjutkan thorr aku menunggu karyamu /Applaud//Kiss/
Jennifer Alexander
lanjut Thor aku sukaaa bangettt
Jannah Sakinah
Semangat Thor nulisnya. rajin update ya. hehehe
Bening Hijau
ikut event dong cerita ini bagus banget
Bening Hijau
sama q juga pecinta second lead
Bening Hijau
bagus banget alur nya
Bening Hijau
bagus banget
Kravei
Hi, salam kenal, Kak🥰
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
Mưa buồn
Jujur aja, ini cerita paling baik yang pernah aku baca.
Kravei: Awww thank you, Akak🥰
total 1 replies
Fatima Rubio
Wah, cerita yang luar biasa! Semangat terus author!
Kravei: Hi, Kak
Makasih ya🥰
Jangan lupa dilika dan follow supaya tidak ketinggalan!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!